39. Meaning Of Life

10.3K 499 13
                                    

"Ini tempatnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini tempatnya?"

Ravika mengangguk. Wanita itu menoleh dan tersenyum manis, ia mengusap keringat yang mengucur di dahi Leionelle. Sepertinya pria itu kelelahan karena berjalan di bawah matahari yang masih terik walaupun jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.

"Kau lelah?" Ravika bertanya. Ia menatap pohon besar di depan rumah sederhana itu, syukurlah pohon itu menghalangi mereka dari sinar matahari. Ravika kasihan sekali melihat Leionelle bercucuran keringat seperti ini.

"Tidak, sayang. Tubuhku memang seperti ini jika terkena sinar matahari terlalu lama."

"Astaga, Lei." Ravika memegang lengan Leionelle yang memerah, seperti melepuh. "Maafkan aku. Kalau aku tahu aku tidak akan--,"

Ucapan Ravika terpotong oleh kecupan lembut Leionelle di bibirnya. Pria itu mencium dengan penuh perasaan.

"Jangan katakan itu. Aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini. Bukan hal baru, Vika."

Ravika menunduk. "Tidak perlu mencium ku, bisa bukan?"

Leionelle tertawa, pria itu mengusap rambut panjang Ravika yang di ikat dan di kumpulkan ke bahu sisi kirinya. Cantik sekali.

"Ayo, aku ingin bertemu dengan mereka."

Ravika tersenyum lebar. Wanita itu berjalan dengan Leionelle di sisi kanannya. Mulai memasuki pekarangan panti sederhana yang sudah berdiri selama 15 tahun itu.

"Ibu,"

Seorang wanita paruh baya yang tengah menyiram bunga menoleh, sebuah senyuman terbit di wajahnya yang sudah di penuhi dengan keriput.

"Ravika." Wanita paruh baya itu memeluk Ravika dengan erat. "Apa kabar, sayang?"

"Aku baik sekali, Ibu. Bagaimana dengan Ibu?"

Mereka melepaskan pelukan. "Ibu sehat. Semua berkatmu. Terima kasih banyak."

Ravika mengangguk dengan senyum lega. Kedua pasang mata wanita itu beralih menatap Leionelle.

"Lei, tolong letakkan saja di bawah." Pinta Ravika yang langsung di turuti Leionelle. Pria itu meletakkan dus di atas lantai keramik berwarna putih itu.

"Siapa pria tampan ini, Ravika?"

"Ibu, perkenalkan namaku Leionelle Archiles."

Wanita paruh baya itu menyambut tangan Leionelle dengan ramah. "Perkenalkan, Nak. Nama Ibu Ganiya Gracia."

"Dimana anak-anak, Bu?"

"Mereka di dalam. Gerry sedang belajar, Lucky dan Milo tidur, Sunny dan Livy sepertinya sedang bermain."

Leionelle menatap Ravika dengan penuh binar. Pria itu tidak sabar bertemu dengan mereka.

"Silahkan masuk, silahkan masuk.."

Wild Butterfly [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang