16. Leionelle's Private Pole Dancer

26.7K 1.2K 11
                                    

Ravika menatap pantulan seluruh tubuhnya di hadapan cermin besar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ravika menatap pantulan seluruh tubuhnya di hadapan cermin besar itu.

Tubuhnya yang kini hanya terbalut celana dalam dan bra berwarna merah, terlihat begitu membara di kulitnya yang seputih susu.

Ya, seperti inilah akhirnya. Memangnya ia bisa menolak perintah pria itu? Sedangkan ia berada di bawah kuasa Leionelle, dan memang sudah menjadi tugas utama Ravika untuk membuat pria itu senang.

Huh, Leionelle yang keras kepala.

Yang terpenting adalah Leionelle tidak melanggar perjanjian itu dengan menyentuhnya kembali.

Seketika itu juga bibir Ravika berkedut kecil, mengingat kejadian tadi siang ketika pria itu melumat dan mencium habis setiap sudut bibirnya.

Hembusan nafas Ravika terdengar kasar.

Mengapa bisa ia menikmati setiap saat bibir Leionelle membelai lembut bibirnya? Mengapa Ravika tidak mendorong jauh pria itu? Mengapa justru yang ia lakukan adalah merengkuh kepala Leionelle dan memperdalam ciuman panas itu?

Ravika benar-benar sudah gila.

Jika saja Ravika tidak turut menikmati ciuman itu maka tentu saja perjanjian di antara mereka otomatis berakhir.

Sungguh, Ravika tidak bisa berhenti untuk merutuki dirinya sendiri.

"Memikirkan apa, sayang?"

Tubuh Ravika melompat kecil ketika mendengar suara serak nan berat itu tepat di telinganya. Ia mendapati Leionelle berdiri di belakangnya dengan tangan yang memegang segelas alkohol.

Tanpa sadar, Ravika tidak menjawab pertanyaan Leionelle. Justru wanita itu memperhatikan Leionelle yang saat ini terlihat sangat menawan dengan tubuh shirtless nya.

Leionelle yang menyadari arah pandang Ravika tersenyum jenaka, pria itu semakin mendekat kapada wanita seksi di hadapannya. "Apa yang kau lihat, hm?"

Wajah Ravika memerah saat hembusan nafas Leionelle menerpanya. Begitu segar dan hangat.

Leionelle semakin tertawa mendapati Ravika masih terpesona dengannya.

Pria itu menyentuh dagu Ravika dan menaikkan arah pandangan wanitanya. Mata mereka saling menatap satu sama lain.

"Jangan menatapku seperti itu, Ravika." Bisikan Leionelle penuh dengan hasrat, "Jangan salahkan aku jika aku hilang kendali."

Perkataan itu berhasil menarik kesadaran Ravika yang terbang entah kemana. Wanita itu mengerjapkan matanya berulang kali, sekedar untuk mengembalikan kewarasannya.

Leionelle mengusap dagu Ravika sekilas sebelum berjalan dan menghempaskan bokongnya di atas sofa.

"Aku ingin melihat penampilanmu yang terbaik, sayang."

Ya Tuhan, entah apa yang terjadi saat ini. Tetapi pesona Leionelle mampu membuat seluruh sendi Ravika melemas, pria itu begitu gagah dengan aura dominannya.

Wild Butterfly [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang