Terungkap

48.7K 6K 285
                                    

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu 🌟

⚠️ Banyak typo bersebaran, dimohon untuk hati-hati dalam membaca ⚠️

H A P P Y~R E A D I N G.  .  .

[BAGIAN:10]

"Selama ini aku terus menerima laporan dari madam Mery tentang perilaku bibi dan Lolita yang seenaknya mengambil produk baru tanpa seijin dari ku, apa kalian tidak menghargai ku sebagai pemilik butik ini?" Tanya Felichia menatap datar kedua wanita di depannya.

"Felichia bukan seperti itu, kita ini keluarga dan sesama keluarga tidak memerlukan izin seperti itukan." Ucap Sella mengingatkan hubungan mereka dengan Felichia saat ini.

"Baiklah, karena kita keluarga jadi aku mohon agar bibi jangan mempersulit ku untuk mengambil apa yang menjadi milikku. Jika kalian terus seperti ini, aku tidak akan segan-segan mengusir kalian secara paksa dari butik ini."

"Jika kalian memiliki pemikiran luas dan memiliki malu, sebaiknya kalian segera pergi sebelum aku melakukan tindakan yang tidak pernah kalian duga." Lanjut Felichia.

BRAKK

Irene memukul meja dengan keras, ia berdiri menatap nyalang Felichia.

"Dasar wanita tidak tau diri, ingatlah ketika orang tua mu meninggal kami yang membesarkan mu hingga seperti sekarang. Setelah semua yang kami lakukan, ini balasan mu ha!" Marah Irene.

Mendengar keributan itu, para bodyguard Felichia dengan cepat menghampiri Felichia dan segera melindungi Felichia dari Irene dan Sella.

Felichia mengibaskan tangannya menyuruh para bodyguard nya untuk menepi, ia dengan pelan berdiri dan menatap Irene dengan senyuman manis.

"Seperti yang bibi katakan tadi bukankah kita keluarga? Jadi untuk apa bibi mengungkit masalah ini?"

"Dan untuk masalah membesarkan ku, memangnya apa yang sudah kalian lakukan? Apa kalian yang memberiku makan? Kurasa tidak, karena sadari dulu aku sendirilah yang membesarkan diriku dengan segala peninggalan kedua orang tua ku. Seharusnya kalian yang malu, karena sampai sekarang urusan makanan, pakaian, dan keperluan kalian lainnya semua menjadi tanggung jawabku"

"Mansion yang kalian tempati dan mobil yang selama ini keluarga kalian pakai, merupakan milikku yang kuberikan secara cuma-cuma untuk kalian. Jangan membuatku berpikir bahwa kalian cuma mengincar harta ku, dengan alih-alih berkata sebagai keluarga dari ayahku."

"Jika memang itu merupakan kebenaran, aku benar-benar tidak segan melaporkan keluarga besar kalian pada polisi." Lanjut Felichia dengan tatapan serius.

Sudah tak dapat membendung amarahnya, Irene mengangkat tangannya mencoba untuk menampar Felichia. Tapi siapa sangka, salah satu bodyguard Felichia menangkap tangannya dan langsung mendorong tubuh Irene hingga ia terjatuh di lantai bersama Sella yang saat itu ia tak sengaja menarik tangan Sella.

Melihat kejadian itu, Felichia tersenyum tipis.

"Ingin menampar ku bibi?" Tanya dengan senyuman mengejek.

Manik mata Irene benar-benar sudah memerah menahan amarahnya, ia menatap Felichia dengan menggertakkan giginya.

"Felichia, kau be..."

Perfect MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang