Kehancuran

48.5K 6.5K 439
                                    


Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu 🌟

⚠️ Banyak typo bersebaran, dimohon untuk hati-hati dalam membaca ⚠️

H A P P Y~ R E A D I N G. . . . .


[BAGIAN:11]

Felichia duduk di kursinya sambil menatap seluruh keluarga yang juga duduk di sekelilingnya.

"Felichia, soal siang tadi hmm Lolita hanya ber.."

"Aku tau bibi." Potong Felichia dengan senyuman manis.

Seketika semua anggota di keluarga itu bernafas lega, mereka saling menatap satu sama lain dengan senyuman lebar.

Tobias yang merupakan orang yang paling tua dan kepala rumah tangga di keluarga itu, dengan tenang mengambil secangkir kopi hangat dan meminumnya dengan tenang.

Melihat semua orang di sekelilingnya mulai bernafas lega, Felichia tersenyum kecil.

"Kau memang selalu baik Felichia, nenek sangat beruntung memiliki cucu seperti mu." Ucap Nadia tersenyum lembut menatap Felichia.

Felichia hanya mengangguk singkat membalas perkataan Nadia.

Melihat sikap Felichia yang seperti itu, mereka semua sudah sangat geram. Tapi mereka harus sadar, karena beberapa jam lagi wanita ini akan pergi untuk selama-lamanya.

"Sudahlah, lupakan apa yang sudah terjadi. Ini pertama kalinya setelah berapa lama kita tidak pernah berkumpul seperti ini, sekarang nikmati makanan nya dan setelah itu kita akan berbincang-bincang di ruang keluarga." Ucap Tobias

Mereka semua mengangguk kecuali Felichia yang masih saja diam.

Semuanya ada di meja ini kecuali Lolita, menyadari itu Felichia menggelengkan kepalanya dengan sambil tersenyum kecil.

"Sepertinya kalian benar-benar di takdirkan untuk mati hari ini." Batinnya.

"Aku belum melanjutkan perkataan ku, tapi kalian sudah makan duluan ya." Ucap Felichia sambil mengambil sebuah jus berwarna merah di gelasnya.

Mendengar perkataan Felichia, semua orang langsung menghentikan makanannya dan menatap Felichia kebingungan.

"Fe..."

"Aku tau yang di katakan Lolita bukanlah candaan, tapi kenyataan bukan?" Tanya Felichia santai sambil menuangkan jus yang baru saja ia ambil ke dalam piring yang berisikan puding yang sudah di racuni.

Suasana seketika menjadi hening hanya ada suara dentingan sendok dari Felichia, sedangkan seluruh wajah keluarga itu sekarang sudah pucat pasi.

Puding coklat yang tadinya utuh, kini sudah terpotong rapi menjadi beberapa potongan. Felichia mengambil satu persatu potongan puding itu, dan meletakkannya ke dalam piring setiap orang yang berada di meja makan.

"Lolita berkata, aku beruntung karena kalian mau merawat ku. Jadi maka dari itu, sebagai ucapan terimakasih ku, aku memberikan kalian puding kesukaan yang sudah kalian siapkan dengan susah payah." Felichia dengan senyuman manis dan mematikan miliknya.

Perfect MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang