Depresi

41.6K 5.3K 686
                                    

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu ya 🌟

⚠️ Banyak typo berseberan, di mohon untuk hati-hati dalam membaca ⚠️

__HAPPY~READING__

[BAGIAN:24]

Felichia menatap datar beberapa menu makanan di depannya, meskipun tadi ia sempat kelaparan tapi sekarang setelah perdebatannya dengan Arthur rasa laparnya sudah hilang di gantikan dengan rasa bencinya kepada Arthur.

Seorang maid wanita menatap Felichia takut-takut, maid itu sudah berdiri sedari tadi untuk memastikan Felichia makan dengan lahap tapi sudah hampir setengah jam Felichia belum juga menyentuh makanannya.

"Nyonya, apa anda tidak menyukai makanan ini? Jika iya, saya akan memberi tahu koki untuk segera memasakkan anda makanan yang lain." Ucap maid itu.

"Tidak." Jawab Felichia.

"Kalau begitu makanlah nyonya, sebelum makanannya dingin."

"Saya tidak berselera."

"Tapi-"

"Bawa pergi makanan ini."potong Felichia.

Maid itu hanya diam, Felichia langsung menatap maid itu tajam yang mana membuat maid tersebut langsung mengangguk takut.

"Ba-baik nyonya." Ucap maid tersebut dan langsung mengambil nampan di atas meja dan membawanya pergi ke luar dari kamar besar ini.

Setelah kepergian maid itu, Felichia menjambak rambut nya frustasi. Ia tak menyangka kedatangannya ke negara A akan mengalami hal seperti ini. Padahal ia ke negara ini untuk menyembuhkan putranya, tapi siapa sangka ia akan bertemu dengan Vales yang semakin menambah masalahnya.

*****

"Nyonya menolak untuk makan tuan." Lapor maid tadi kepada Vales.

Wajah Vales tampak marah, ia dengan kasar merampas nampan itu di tangan maid.

"Mari kita lihat apa dia masih bisa menolak." Gumam Vales lalu berjalan menuju kamar yang di tempati Felichia.

Ckleck

Felichia mendengar suara pintu terbuka, tanpa membalikkan tubuhnya ia sudah tau siapa yang datang.

Vales berjalan menghampiri Felichia yang masih terdiam.

"Berhenti di situ." Ucap Felichia tiba-tiba.

Vales tak menghiraukannya, ia terus berjalan menghampiri Felichia.

"BERHENTI DI SITU ATAU SAYA AKAN MELAKUKAN INI!"  Teriak Felichia keras sambil membalikkan tubuhnya dan membawa sebuah pisau buah dan meletakkan pada lehernya.

PRANG

Nampan yang di pegang Vales terjatuh, ia langsung ingin menghampiri Felichia tapi pada saat melihat Felichia semakin menggoreskan pisau tajam itu pada leher miliknya ia terpaksa tidak bergerak sambil menatap Felichia tajam seakan mengatakan 'jangan lakukan itu!'

Felichia melihat itu tersenyum kecil.

"Kenapa berhenti? Anda takut?" Tanya Felichia sambil menggoreskan pisau itu di lehernya, yang mana membuat leher putih itu sedikit mengeluarkan darah.

Perfect MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang