31. Dia Kembali

48 33 22
                                    

play song sad di playlist kamuuu ;(

atau bisa play lagu ini!!!
You're Gonna Live Forever in me John Mayer

Follow sebelum membaca

Kimchi mengusap gundukan tanah, lalu menatap nanar pada papan nisan yang terdapat nama Bunda dan juga Papanya. Menatap secara bergantian dengan suara isak tangis yang terdengar pilu.

"Bun, Pah, kenapa ninggalin Kimchi sendiri disini?" Tanyanya sendu. Air matanya semakin deras saat mengingat kebersamaan dengan kedua orangtuaku. Ini semua tidak adil, kenapa ia harus menghadapi kehidupan seperti ini. Kenapa tuhan mengambil kedua orangtuanya secepat ini.

Kenapa semua orang meninggalkannya, Bunda, Papa, dan Ramyeon. Semua orang meninggalkan Kimchi sendiri.

"Chi, kita turut berduka ya. Lo masih punya kita, lo nggak sendiri disini." Ujar salah satu teman satu kelas Kimchi untuk mewakili yang lainnya.

Di area pemakaman ini masih ada teman-teman Kimchi yang datang. Karena, pemakaman baru saja selesai. Dengan mata sembab Kimchi menoleh ke arah teman-temannya dan tersenyum kecil. "Thanks ya udah dateng."

"No problem Chi, kalau gitu kita pulang dulu ya? Kalau ada apa-apa chat atau call kita okay?" Koka, ketua kelas Kimchi mengusap bahu perempuan itu dengan tersenyum tulus.

Kimchi mengangguk. Lalu perlahan semua orang pergi dari area pemakaman kecuali teman-teman Ramyeon dan juga teman-temannya.

Malo mengusap bahu Kimchi yang tengah menatap ke arah gundukan tanah Bunda dan Papanya. "Gue turut berduka, gue tau lo pasti kuat buat hadapin masalah ini. Sedih boleh, tapi jangan lama-lama ya? Kesehatan lo nomor satu Chi."

"Kenapa? Kenapa semua orang ninggalin gue?" Kimchi mengusap air matanya. Matanya tak teralihkan sedikit pun.

"No, kita semua disini buat lo. Ada banyak orang yang sayang sama lo." Kata Krasto.

Sedangkan Lasa, Sava dan Cantas yang berdiri tidak jauh dari Kimchi, mereka memeluk gadis itu secara bersamaan.

Cantas mulai menitihkan air matanya, ia tidak tega saat melihat Kimchi serapuh ini. "Chi, lo jangan khawatir. Kita semua ada buat lo."

Kimchi menggeleng lemah. "Nggak, gue disini sendiri. Gue mau nyusul Bunda sama Papa, buat apa gue hidup?"

Sava melepaskan pelukannya. Ia tidak suka dengan perkataan Kimchi. "Lo mau ninggalin kita semua hah? Inget Chi, kalau lo pergi kita semua bakal sedih banget. Apa lagi cowok elo, Ramyeon."

"Ramyeon." Entah mengapa kini Kimchi hanya menginginkan sosok Ramyeon disisinya. Hanya Ramyeon yang bisa membuat Kimchi tenang, tidak ada yang lain.

Kimchi menoleh ke arah Stema, memegang lengan cowok itu yang kebetulan berada di belakangnya. "Stema, tolong call Ramyeon. Tolong bilang ke dia kalau gue disini, sendiri. Gue butuh Ramyeon. Gue butuh dia sekarang, please telpon dia."

Stema menatap Kimchi gusar. Tanpa diminta pun Stema dan yang lainnya sudah menelpon Ramyeon dari tadi. Tetapi, laki-laki itu tidak menjawab sama sekali. Bahkan nomornya sudah tidak aktif.

"Gue udah telpon Ramyeon. Tapi nggak diangkat sama dia, sorry."

"I need Ramyeon now," Kimchi menangis dengan suara tertahan, " I want to hug him." Lanjutnya.

Sava memgusap bahu Kimchi. "Ramyeon nanti bakal pulang, sekarang kita pulang kerumah ya? Lo butuh istirahat."

Kimchi menggeleng cepat. "Nggak, gue nggak mau pulang. Gue mau disini sama Bunda dan Papa."

Spicy Food CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang