Follow sebelum membaca
"RAMYEON! APA YANG KAMU BAWA ITU, NAK?"
Ramyeon menoleh ke arah wanita paruh baya yang tengah menggendong Lollipop. Itu Bundanya, Wardase berlari menuruni tangga ketika melihat Ramyeon tengah membawa sesuatu di kandang besi tersebut.
"Cucu Bunda," jawab Ramyeon.
"Apa? Cucu? Nggak mungkin, apa-apaan kamu hamilin anak orang." Wardase menurunkan Lollipop dari gendongannya.
Ramyeon menggosok-gosok kupingnya saat mendengar teriakan Bundanya yang sangat melengking di telinga, "Bunda liat sendiri aja deh."
"Kamu dari mana aja? Disuruh jagain Lollipop malah pergi, kamu itu punya adik yang harus kamu jaga, Yeon." Wardase kembali mengomeli Ramyeon.
Sejak tadi siang, Wardase menunggu anak laki-lakinya itu pulang sekolah. Karena dia mempunyai pekerjaan penting, maka dari itu Lollipop harus di jaga oleh Ramyeon.
"Ramyeon kerumah Kimchi, Bun. Tadi Ramyeon punya hadiah buat Kimchi, jadi Ramyeon main kerumahnya."
"Bunda kira kamu nongkrong nggak jelas." Kata Wardase, "tapi kamu juga harus ingat waktu juga, Lollipop nggak ada yang jagain."
Ramyeon menunduk, "iya Bunda maaf."
"Bundaaa, ada kembaran abang." Lollipop menunjuk ke arah monyet yang ada di kandang disebelah kaki Ramyeon.
Ramyeon melotot ke arah Lollipop, "bukan kembarannya abang."
"Bunda, Bunda, itu bener kembarannya abang kan?" Tanya Lollipop dengan menarik ujung baju milik Wardase.
Wardase tersenyum geli, "iya sayang, itu mirip abang."
"Yeyy, abang punya twins." Kata Lollipop dengan senang.
Ramyeon tidak menghiraukan hinaan dari keluarganya, ia berjalan ke arah sofa ruang tamu. Merebahkan tubuhnya, hari ini sangat lelah bagi Ramyeon. Tetapi, melihat Kimchi senang, hal itu tidak terasa lelah.
"Itu monyet dari mana bang? Kenapa bisa bawa monyet gitu?" Wardase menghampiri Ramyeon dan duduk di sebelahnya. Sedangkan Lollipop tengah bermain dengan monyet yang dibawa Ramyeon tadi.
"Dari orang, kemarin ada yang yang nawarin Ramyeon monyet. Berhubung Ramyeon suka sama monyet, ya aku beli langsung." Jelas Ramyeon,"Bunda tau? Kimchi juga aku kasih monyetnya, dia seneng banget Bunda."
Wardase mengehela napas dalam-dalam, "Ramyeon kamu anak siapa sih, orang nih ya, kalau ngasih hadiah ke pasangannya yang bagus dikit kek, cincin, kalung. Lah ini malah di kasih monyet."
"Ramyeon mau beda dari yang lain."
Wardase memperhatikan wajah Ramyeon, anaknya begitu pucat setelah di perhatikan dengan dekat. "Ramyeon, kamu sakit? Bilang sama Bunda."
"Enggak Bunda, cuma kepala pusing doang."
"Wajah kamu pucat sayang, ke dokter ya?" Ajak Wardase dan yang pastinya akan di tolak secara terang-terangan oleh Ramyeon.
"Bunda, aku nggak mau. Dikasih obat doang langsung sembuh." Jawab Ramyeon, lalu ia merasa ada darah kental yang mengalir dari hidungnya.
Wardase yang melihat itu langsung panik, "Ramyeon, kamu mimisan lagi. Bentar Bunda ambilin tisu."
Wardase berlari mengambil tisu yang ada di dalam laci yang tidak jauh dari tempat duduk Ramyeon, setelah mengambilnya Wardase kembali ke tempat Ramyeon, dan membersihkan noda darah di sekitar wajahnya.
"Sayang, kamu kenapa sih? Tadi pagi juga mimisan, sekarang iya."
Sebelum berangkat ke sekolah, Ramyeon memang sempat mimisan dan mengeluh kalau kepalanya sakit. Wardase juga sudah menyuruh Ramyeon untuk tidak pergi ke sekolah, tetapi laki-laki itu sangat bandel, ingin pergi ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spicy Food Couple
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA Spicy Food Couple. Sebutan khusus untuk salah satu pasangan SMA Pancar, Kimchi Yalaysa dan Ramyeon Vranso. Selalu mengonsumsi makanan berbahan cabai, menjadikan mereka berdua seperti pasangan yang unik. Mereka, memiliki sifat...