Follow sebelum membaca
"Silahkan menikmati." Abang penjual Mie Setan Hot tersebut meletakkan pesanan Kimchi dan Ramyeon dimeja.
"Terima Kasih Bang!" Kimchi menepuk punggung Abang itu, lalu Abang pemilik warung tersebut berjalan meninggalkan tempat Ramyeon dan Kimchi.
Kimchi mengambil sumpit lalu mulai mengaduk-aduk mie yang berwarna hitam itu. Aroma cabai menyeruak masuk ke indera penciuman Kimchi.
"Ini pasti lezat!" Kimchi menyuapkan mie tersebut ke dalam mulutnya. Rasanya! Enak sekali!
"Gimana? Enak?" Ramyeon menunggu Kimchi untuk berkomentar.
"Aku nggak bisa berkata-kata lagi, ini enak banget!" Kimchi mengacungkan jempolnya.
Ramyeon tertawa kecil lalu mengusap rambut Kimchi dengan penuh kasih kayang. "Bagus deh, kalau kamu suka. Kapan-kapan kita kesini lagi."
"Siap Bos!"
Lima belas menit kemudian, Mie Setan Hot yang dipesan oleh Ramyeon dan Kimchi sudah habis tanpa sisa sedikit pun. Benar-benar luar biasa.
"Abang!" Ramyeon memanggil Abang penjual Mie Setan Hot untuk membayar makanan yang mereka pesan tadi.
"Astaga! Udah habis?" Abang penjual makanan itu melotot, pasalnya, tidak ada orang yang mampu menghabiskan satu mangkuk Mie Setan Hot sampai tak tersisa.
"Udah dong Bang!" Jawab serempak Kimchi dan Ramyeon.
"Kalian tidak mau minum? Atau mules? Disini ada toilet. Atau mau kedokter?" Abang itu bertanya tiada henti.
"Kita baik-baik aja kok Bang. Setiap hari kita makan cabai nggak sampai masuk rumah sakit." Ujar Ramyeon.
Abang itu mengangguk lalu mengeluarkan kameranya, "karena kalian mampu menghabiskan makanan itu. Sebagai hadiahnya foto kalian akan dipajang disini. Sebagai rekor menghabiskan Mie Setan Hot level 100. Gimana? Boleh kan?"
Ramyeon dan Kimchi mengangguk antusias, lumayan lah buat kenang-kenangan.
Abang tersebut mulai mengarahkan kameranya ke arah Ramyeon dan Kimchi. Mereka langsung mengambil pose foto menggemaskan. Ramyeon dan Kimchi sama-sama mengangkat mangkuk dan tak lupa senyum manis.
"Oke, makasih. Kalian hebat! Jangan lupa datang kesini ya! Foto kalian akan di pajang di sudut ruangan." Abang itu tersenyum. Mulai sekarang mereka adalah pelanggan spesialnya.
"Ini Bang uangnya." Ramyeon menyodorkan uang seratus ribuan.
"Tidak usah bayar. Gratis buat kalian."
Mata Ramyeon dan Kimchi berbinar. Siapa sih didunia ini yang tidak suka dengan kata gratis, kecuali orang-orang kaya tentunya. Mereka sangat senang, sudah kenyang gratis pula.
"Makasih Abang Ganteng!" Puji Kimchi dengan mata berbinar membuat Abang tersebut tersipu malu.
Ramyeon yang mendengar pujian Kimchi yang bukan untuknya tersebut langsung menutup mata Kimchi. "Jangan Kimchi, mau Ramyeon marah?"
"Apa sih Ramyeon, cuma puji Abangnya doang kok. Kan kita udah dikasih gratis." Kimchi menyingkirkan tangan milik kekasihnya itu.
"Tapi nggak usah puji-puji dong. Emang mau pacarnya cemburu." Kesal Ramyeon.
"Kamu marah sama aku?" Kimchi bertanya dengan lesu.
"Iya, aku marah." Ramyeon menatap Kimchi, lalu mengalihkan perhatiannya kepada Abang tersebut, "Bang! Mending pergi deh. Kita lagi marah-marahan nih. Makasih gratisannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Spicy Food Couple
Ficção AdolescenteFOLLOW SEBELUM MEMBACA Spicy Food Couple. Sebutan khusus untuk salah satu pasangan SMA Pancar, Kimchi Yalaysa dan Ramyeon Vranso. Selalu mengonsumsi makanan berbahan cabai, menjadikan mereka berdua seperti pasangan yang unik. Mereka, memiliki sifat...