#O9: Healing Kiss.

1.8K 168 1
                                    

Gabriella memandangi wajah Arabelle yang sudah terlelap, her sleeping face is so adorable.

Setelah mendapat izin dari Bunda untuk menginap bersama Arabelle, ia segera menghampiri kamar serba pink tersebut.

Ternyata, Arabelle sudah pergi kealam mimpinya terlebih dahulu.

"Cantik, lo selalu cantik, Arabelle. Gue suka mandangin wajah lo," bisik Gabriella, takut membuat Arabelle terbangun.

Ia mengusap lembut surai hitam legam gadis itu, senyumnya terukir dengan indah, merasa betah memandanginya.

Tidak ia kira, pergerakan kecilnya malah membuat Arabelle mengerjapkan matanya, ia terbangun.

Kedua mata Gabriella membulat, mendadak ia lupa cara berkedip.

God dammit. How cute she is.

"Gaby?" suara parau Arabelle, mampu membuat Gabriella menahan napasnya.

"Iya, cantik?" sahut Gabriella sembari tersenyum manis.

Arabelle ikut mengukir senyumnya, lantas ia langsung memeluk Gabriella tanpa aba-aba.

"Yeay! Kirain lo lupa sama janji lo tadi sore. Habisnya, lo lama banget kesininya," sungut gadis itu.

Gabriella tertawa kecil, ia membalas pelukan Arabelle. Ia menghirup wangi khas gadis didekapannya, yang dapat membuat dirinya candu.

She loved everything about Arabelle. From head to toe.

Gabriella merebahkan dirinya disebelah Arabelle. Mereka saling menatap, saling melempar senyuman masing-masing.

Ia meletakkan punggung tangannya pada kening Arabelle, berniat mengecek suhu tubuh gadis itu.

"Masih anget, pusing nggak kepalanya?" tanya Gabriella.

Arabelle menggeleng pelan, "Nggak kok."

"Seriously?" tanyanya lagi. Arabelle mengangguk sebagai respon.

Gabriella menatap sepasang obsidian gemerlap yang dapat menghipnotisnya, tangannya terulur membelai pipi gadis dihadapannya dengan lembut.

Senyum Arabelle tak kian luntur, jantungnya berdegup dua kali lebih cepat dibanding biasanya.

"Kamu mau tau nggak, cara supaya cepet sembuh?" tanya Gabriella, merubah cara bicaranya secara tiba-tiba.

Arabelle mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum menjawab, "Mau."

Gabriella memandangi mata, hidung, dan terakhir, her lips.

Ia memajukan kepalanya, mengikis jarak antara wajahnya dengan wajah Arabelle. Sebelum akhirnya, they're kissed for the first time.

Hanya menempel, baik Gabriella maupun Arabelle, tak ada yang berniat menggerakan bibir masing-masing.

Gabriella menjauhkan wajahnya, melepas tautan bibir mereka. Arabelle menatapnya, tatapan lugu serta bingung yang malah terlihat menggemaskan dimata Gabriella.

"Gimana?"

Arabelle meletakkan tangannya dikeningnya, merasakan suhu tubuhnya sendiri.

"Masih anget, belum sembuh," jawabnya, dengan wajah polosnya.

Gabriella tertawa, ia mencubit pipi chubby gadis itu, merasa sangat gemas.

"Yaudah, sini, aku bikin kamu sampe sembuh."

And, Gabriella brought their lips together again. She moved her lips slowly, and Arabelle felt a soft movement on her lips. Arabelle merasakan perutnya dipenuhi oleh kupu-kupu.

This is her first kiss. Gabriella took it first.

Mereka sama-sama memejamkan mata, merasakan sensasi luar biasa yang menggelitik. Benar-benar kali pertama bagi mereka.

Ini memang ciuman pertama bagi Arabelle, tetapi, bukan bagi Gabriella. Ini bukan ciuman pertamanya.

Arabelle hendak memundurkan kepalanya, namun dengan sigap, Gabriella menahannya.

Sungguh, jantungnya terasa ingin meledak saat itu juga.

Perlahan, Gabriella membelai pipi Arabelle menggunakan ibu jarinya, menyelipkan beberapa helai rambut gadis itu ke belakang daun telinganya.

Arabelle meraih tangan Gabriella, menggenggamnya erat seakan tak membiarkannya pergi. Gabriella smiled between kisses.

Gabriella melepaskan tautan mereka, lalu menatap lembut gadis kesayangannya.

Ia mengecup kening Arabelle singkat, kemudian ia memeluknya erat. Menyalurkan kehangatan melalui dekapan tersebut.

"Udah, yuk bobo," ucap Gabriella. Arabelle tersenyum teduh, ia mengangguk kecil sebagai respon.

"Sleep well, pretty."

Malam ini, malam yang paling mengesankan bagi mereka, terutama Gabriella.

She could feel how sweet her lips were. Yang Gabriella tahu, ini adalah kali pertamanya bagi Arabelle.

She got it. Ia merasakan kupu-kupu tak berhenti menggelitik perutnya sedari tadi.

tbc.

Happiness.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang