"Halo, kehidupan yang sebenarnya. I'm back from the dead."
Arabelle bermonolog sembari menghirup udara segar setelah kurang lebih dua minggu ia di rawat di rumah sakit.
Akhirnya, dirinya sudah tidak perlu mencium aroma obat-obatan yang memuakkan.
Ia merebahkan dirinya diatas sofa rumahnya, entah lah, tubuhnya masih terasa sedikit lemas. Mungkin karena faktor tak membawa tubuhnya bergerak selama dua minggu kurang.
"Seneng nggak akhirnya keluar dari rumah sakit?" tanya sang Bunda.
Arabelle mengangguk dengan semangat, "Seneng banget! Lama-lama aku muak tau Bun, nyium bau obat-obatan mulu. Mana makanannya nggak ada rasanya."
"Ya namanya juga makanan rumah sakit sayang," sahut Bunda.
Arabelle mengambil sepotong pizza yang mereka beli sebelum pulang kerumah. Pizza pepperoni kesukaannya.
"Kamu nggak mau ke kamar?" tanya Bunda.
"Bentar deh, aku mau makan ini dulu," jawab Arabelle.
"Makannya di kamar aja gih, Bunda punya surprise tau buat kamu," bujuk sang Bunda lagi.
Seketika, kedua mata Arabelle berbinar, "Apa tuh, Bun?"
Bunda tersenyum manis sembari mengusap pucuk kepala anak gadisnya, "Gih ke kamar. Cari tau sendiri."
Arabelle mengangguk patuh, lantas ia segera mengunyah habis sepotong pizza yang ada di tangannya.
Kemana Gabriella? Benar. Kali ini ia tidak ada, kan?
Ia sedang berada di sekolah karena dipanggil oleh pelatih ekstra kulikuler voli. Jadi, mau tidak mau ia tidak bisa menemani Arabelle pulang dari rumah sakit hari ini.
Arabelle berjalan menuju kamarnya dengan wajah sumringah. Di benaknya, ia memikirkan kejutan seperti apa yang Bundanya berikan untuk nya.
Sesampai nya di lantai dua, ia memegang knop pintu kamarnya, masih dengan wajah gembiranya.
Arabelle tersenyum lebar setelah ia melihat kejutan yang Bunda nya maksud. Ia mulai melangkah masuk, setelahnya, ia dibuat terkejut.
"SURPRISE! Welcome home, Abel!!"
Renata, Gloria, dan Ella. Teman-teman yang selalu setia menemaninya dan juga Gabriella.
Mungkin, nama Ella jarang terdengar, atau mungkin tidak pernah terdengar. Yes. Karena ia baru saja pulang dari kampung halamannya.
"KAGET!" seru Arabelle sembari mengusap air matanya. Entah sejak kapan, ia malah menangis terharu.
Kamarnya telah di dekor sedemikian rupa. Hiasan dekorasi nya semakin mempercantik kamarnya yang pada dasarnya memang sudah cantik.
Diujung sana, terdapat buket bunga dan juga buket besar berisi coklat.
Ah, mereka seakan tahu saja apa yang sangat disukai oleh Arabelle.
"Ih tangannya bengkak, sakit nggak??" tanya Gloria. Arabelle mengangkat tangan kirinya yang memang membengkak faktor infusan.
"Nggak sih, linu aja dikit hehehe," jawabnya.
Matanya tak bosan menelisik seluruh ruangan kamarnya yang indah, ia menyukai dekorasinya, "Ini ide siapa? Sweet banget... terharu nih gue."
Renata tertawa kecil, "Masa iya lo nggak tau ini ide siapa."
Spontan, Arabelle tersenyum senang. Tentu ia tahu siapa penyumbang ide dibalik ini semua.
Gabriella, her girlfriend.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness.
Teen FictionThere is only one happiness in this life; to loved, and be loved. Warn GxG❗