#18: I miss you, so much.

1.1K 115 0
                                    

Arabelle tersenyum cerah, ketika dilihat nya Jeffrey yang baru saja menjemputnya dengan motor kebanggaannya.

Cewek itu berlari kecil menuju Jeffrey, lalu menyapanya. Cara menyapa yang sama ketika ia menyapa Gabriella ketika menjemputnya dulu.

"Udah siap?" tanya Jeffrey. Arabelle mengangguk lucu, "Siap!"

Arabelle menaiki motor Jeffrey, jelas dengan sedikit bantuan cowok itu karena tubuh mungil Arabelle sulit menjangkau motor Jeffrey yang tinggi.

Sungguh, Jeffrey hanya tersenyum manis melihat penampilan Arabelle yang menurutnya menggemaskan.

Sweater pink oversized serta rok tennis putih selutut, ia pun membiarkan rambutnya tergerai dengan memberinya bando scrunchie. Membuat ia terlihat gemas dua kali lipat.

"Let's gooo!" seru Arabelle, tangannya melingkar memeluk Jeffrey.

Sore ini, Jeffrey berniat mengajak gadisnya jalan-jalan mengelilingi kota. Ia akan menuruti permintaan Arabelle kemanapun cewek itu mau.

Ia akan menjadikan sang gadis sebagai ratu-nya hari ini.

"Kamu mau kemana, Bel? Aku ikut kamu aja pokoknya," ucap Jeffrey.

Arabelle menyandarkan kepalanya pada bahu Jeffrey, lantas mereka saling tatap melalui spion motor.

"Kemana yaa enaknya? Aku pengen ke pasar malem deh, Kak. Tapi nanti aja, sekitar jam tujuh. Sekarang aku laper, mau makan dulu nggak?" tawar cewek itu.

Jeffrey terkekeh gemas, "Iya, yaudah kita makan dulu. Kamu suka mie ayam, nggak?"

"Suka! Suka banget!" jawabnya semangat.

"Yaudah, kita makan mie ayam aja. Aku tau tempat makan mie ayam yang enak dimana."

Arabelle mengangguk setuju, kemudian, Jeffrey mempercepat laju motornya hingga gadis dibelakangnya mengeratkan pelukannya.

Cowok itu tersenyum senang.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan memakan waktu, akhirnya, mereka sampai ditujuan.

Arabelle bersorak senang. Tak lama lagi, ia akan segera memanjakan perutnya yang sudah keroncongan.

Memang pada dasarnya, Arabelle sangat lambat untuk mengingat sesuatu. Sampai akhirnya, ia mulai ingat.

Ia pernah ketempat ini sebelumnya, bersama Gabriella.

Ah, sejujurnya, ia sedikit rindu. Rindu Gabriella, rindu momen mereka bersama. Tetapi, rasa gengsinya lebih tinggi daripada rasa rindunya.

"Abel?" panggil Jeffrey, memecah lamunan cewek itu.

"Eh, iya Kak?"

"Itu mie ayam kamu, dimakan dulu, katanya laper?" ucap Jeffrey, sembari menyodorkan semangkuk mie ayam.

Arabelle tersenyum gembira. Tanpa basa-basi, ia segera menyantap semangkuk mie ayamnya. Rasanya masih sama.

Namun, sekarang ia datang bersama orang yang berbeda.

Ia ingat, disini Gabriella pernah memberikan jaketnya karena suhu udara yang sedang sangat dingin. Ia ingat, ia memeluk Gabriella karena tak ingin sahabatnya merasa kedinginan.

Karena saat itu, Gabriella tak mau jaketnya di kembalikan.

"Bel?"

Arabelle menoleh. Tanpa sadar, dirinya melamun lagi. Jeffrey menatapnya, lalu mengingatkannya kembali untuk makan.

"Iya, ini aku makan. Oh iya Kak, aku mau nanya boleh nggak?" ucap Arabelle.

Jeffrey tersenyum, hingga memperlihatkan lesung pipit nya, "Tanya aja, cantik."

"Kalau orang udah pernah ciuman sama sahabatnya, itu bisa diartikan sebagai apa, Kak?"

Jeffrey mengernyit, mencerna pertanyaan cewek itu baik-baik.

"Hah? Gimana-gimana, Bel?"

Arabelle menghela napasnya, "Misalnya nih, ada orang yang nyium sahabat baiknya, di bibir. Itu tandanya dia kenapa sampe bisa kepikiran buat nyium sahabatnya?"

"Kalau di bibir mah, ya udah pasti dia suka sama sahabatnya. Nggak mungkin juga sih, si sahabatnya itu nggak sadar sama tindakannya," jawab Jeffrey, membuat Arabelle terdiam seketika.

"Emang kenapa, Bel?" tanya cowok itu. "A-Ah? Gapapa kok, Kak. Aku nanya aja." Arabelle menjawab, sedikit terbata.

Tiba-tiba, Jeffrey memicingkan matanya, "Ini bukan cerita kamu, kan?"

"Hah? Ya bukan lah, Kak! Ini ... cerita temen sekelasku," jawab Arabelle panik.

Jeffrey terkekeh, lantas ia mengusap pelan pucuk kepala Arabelle dengan gemas.

"Iya, aku nanya gitu bercanda doang kok. Tapi inget ya, Bel. Aku nggak pernah masalah sama masa lalu kamu, karena yang penting, kan kamu sekarang sama aku."

Arabelle tersenyum mendengarnya. Ia mengangguk lucu, membuat Jeffrey gemas bekali-kali lipat.

"Yaudah, yuk lanjut dulu makannya." Ucap Jeffrey, lalu, mereka pun kembali menghabiskan makanan masing-masing.

***

Setelah menghabiskan waktu bersama sang pacar hingga larut malam, kini, Arabelle ingin mengunjungi rumah Gabriella setelah sekian lama ia tak mengunjunginya.

Ia sudah mandi. Ia memakai piyama biru Pororo kesayangannya. Sembari memeluk boneka yang baru saja di belinya, ia berjalan beberapa meter. Jantungnya berdegub kencang.

Arabelle menghela napasnya, ketika ia telah sampai tepat didepan rumah Gabriella. Ia mengepalkan tangannya, hendak mengetuk pintu rumah tersebut.

Tok tok tok.

Tanpa perlu menunggu, Arabelle segera disambut oleh Gabriella. Mereka saling tatap, Gabriella terkejut dengan kehadiran Arabelle.

Sedangkan, Arabelle terkejut dengan penampilan Gabriella malam ini.

"Abel? Ngapain?" tanya Gabriella. Arabelle hanya diam, tak lama, air matanya lolos.

Gabriella merasa bingung, panik. Ada apa anak itu datang menghampirinya? Pakai nangis pula.

"Bel, kamu kenapa?" tanyanya lagi, sembari memegang bahu Arabelle.

Tanpa harus menjawab, Arabelle segera memeluk Gabriella erat. Gabriella membulatkan matanya, sangat terkejut. Tangannya terulur melingkar pada pinggang Arabelle, membalas pelukannya.

Arabelle masih terisak. Perlahan, Gabriella mengusap punggung cewek itu, guna menenangkannya.

Setelah merasa sedikit tenang, Arabelle melepaskan pelukannya. Ia menatap Gabriella sayu, ia masih berlinang air mata.

"Kamu kenapa?" tanya Gabriella dengan lembut. Rasanya, Arabelle ingin menangis lagi.

"I just... miss you. So much."

Gabriella mengerjapkan matanya berkali-kali, sedikit tidak percaya dengan ucapan cewek di hadapannya barusan.

Arabelle? Merindukannya?

Gabriella membawa Arabelle kembali kedalam dekapannya, memeluknya dengan segenap perasaannya.

Kini, Gabriella ikut meloloskan air matanya. Entah, ia pun juga merasakannya.

She really misses her girl.

tbc.

Happiness.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang