#28: Bastard.

988 93 0
                                    

Gabriella memandangi wajah lugu Arabelle yang sedang tertidur pulas didalam pelukannya. Senyumnya tak luntur sedari tadi.

Ia terus menghujani gadisnya dengan kecupan-kecupan lembut pada keningnya, pipinya, juga bibirnya. Namun, Arabelle malah terusik lantas ia membuka matanya perlahan.

"Hei, kok bangun? Aku ganggu ya?"

Arabelle tersenyum manis, lantas ia pun menggeleng kecil, "Nggak kok, Gaby. Aku kalau dicium emang bisa langsung kebangun."

Gabriella terkekeh, ia kembali menyerang gadisnya dengan kecupan singkat berkali-kali. Arabelle tertawa, pasrah menerima perlakuan manis sang pacar.

Setelah puas menciumi gadisnya, Gabriella memeluk Arabelle erat seakan-akan tak membiarkan siapapun merebut miliknya.

Arabelle membalas pelukan tersebut. Ia senang, sangat senang. Pada akhirnya, hubungan mereka pun ada kejelasan.

"Kamu kenapa belum bobo? Sekarang udah jam tiga tau," tanya Arabelle.

Yap. Arabelle menginap di rumah Gabriella. Semenjak mereka resmi berpacaran, Arabelle jadi sering menginap.

Jujur saja, sewaktu ia masih dirawat di rumah sakit, Gabriella selalu memeluknya ketika ia tidur. Dan ia menyukai perlakuan manis seperti itu.

"Aku nggak bisa tidur, soalnya ngeliatin kamu aja daritadi. Kamu cantik, aku suka," jawabnya. Arabelle spontan tersenyum malu.

"Bobo kamu tuh, nggak boleh begadang," ucap Arabelle, berusaha menyembunyikan rasa malunya.

Padahal, Gabriella sudah tahu kalau gadisnya salah tingkah.

"Lucu banget pacarku," ucap Gabriella sembari mencubit gemas pipi Arabelle.

Tidak ada percakapan setelah itu. Gabriella menatap lembut sepasang iris kelabu sang gadis. Salah satu yang membuatnya jatuh kedalam pesona Arabelle; her eyes. Matanya begitu cantik, seakan-akan Gabriella dapat terhipnotis hanya dengan cara Arabelle menatapnya.

Gabriella mulai mendekatkan wajahnya, mencium kening dan pipi Arabelle untuk yang kesekian kalinya.

Lirikan matanya mulai menuju pada bibir ranum gadisnya. Tanpa melunturkan senyumnya, Gabriella mencium bibir Arabelle, kali ini untuk waktu yang cukup lama.

Gabriella started a movement on her lips. Kissing her girlfriend's lips very gently. Arabelle sangat menyukainya. Ia tersenyum disela ciumannya.

Seperti yang dilakukannya waktu di rumah sakit, Gabriella menuntun tangan Arabelle agar melingkar pada pinggangnya.

Gabriella mengusap surai panjang gadisnya, lantas tangannya mulai bergerak kebawah, beralih mengusap punggung Arabelle tanpa sadar.

Dan tanpa disengaja pula, Arabelle malah mengeluarkan suaranya. Gabriella terkejut, spontan ia melepaskan tautannya.

Arabelle menatap Gabriella dengan lugunya, seakan-akan ia baru saja tidak melakukan apa-apa.

Sungguh, bisa-bisa, Gabriella tidak bisa tahan kalau begini caranya. Pacarnya terlalu gemas, ia tidak kuat.

"Kamu..." ucap Gabriella, Arabelle menatapnya bingung.

"Aku kenapa?"

"Jangan gemes-gemes, kasian jantung aku..." sambungnya. Arabelle tertawa kecil, melihat wajah Gabriella yang mulai memerah.

Arabelle menangkup wajah Gabriella, lantas ia menciumnya lebih dulu kali ini. Gabriella tentu membalas ciuman gadisnya dengan senang hati.

Gabriella meraih tengkuk Arabelle, guna memperdalam pagutan mereka. Jantung Arabelle kini berdetak dua kali lebih cepat.

Happiness.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang