Bagian 22.

2.5K 98 17
                                    

Bara mendorong tubuh Gita ke atas kasurnya.

"Gue gak bisa nunggu-nunggu lagi, Gi. Gue sudah gak kuat." Bara mendekati Gita dan menciumnya untuk yang pertama kalinya.

Gita mendorong tubuhnya. "Gue takut hamil, Bar."

"Gue bisa nikahin elu setelah lulus nanti, Gi. Gue janji,"

"Tapi gue masih mau jadi lawyer, Bar."

"Elu masih bisa lanjutkan cita-cita elu, Gi. Karena gue gak akan ngelarang."

"Ayolah please demi gue."

"Oke." Jawab Gita penuh dengan pertimbangan.

"Tapi elu janji ya?" Sambungnya lagi.

"Iya. Lu sama sekali gak ada paksaan untuk lakuin ini kan?"

"Enggak, Bar. Ke raguan gue sudah hilang,"

"Lu gak nyesel kan, Gi? Biasanya gue keluar lebih dari sekali."

"Enjoy, Bar."

Bara membuka bajunya sekali gerakan, Bara mencium Gita dan mengecap kuat bibir Gita. Sudah lama Bara menginginkan hal ini dan Bara tidak akan menyia-nyiakan hal ini, Bara tak mau melewatkan satu detikpun.

"I love you, Gi." Kata Bara di sela-sela ciumannya.

"I love you too, Bar."

...

Gita menggoyang kaki Bara yang masih berselimut.

"Bar, bangun, Bar." Gita terus menggoyang kaki Bara.

Bara terbangun, Gita menyimbak selimut Bara. Mata Gita tertuju pada seprai Bara yang basah.

"Kenapa lu liatin gue begitu?"

"Bar, itu apa kok basah?" Gita hendak menyentuhnya namun Bara menutupinya dengan selimut.

"Oh. Gue tau! Lu mimpi basahkan?" Teriak Gita.

"Astaga Bara," Gita menutup mulutnya.

"Diem lu. Gara-gara elukan!"

"Idih kok gue? Yang mimpi basah elu kok gue yang disalahin."

"Ya. Itu gara-gara elu masuk ke dalam mimpi gue."

"Oh. Jadi lu mimpi gue yang jorok?"

"Diem lu. Gue mau mandi dulu,"

"Ya. Udah gue ke sekolah duluan aja,"

"Eh jangan!"

"Lu kok aneh banget hari ini, gue jadi takut deh."

"Gak usah lebay, gue mandi bentar aja, lu tunggu gue di sini."

"Bukan di sini tapi di sana!" Gita menunjukkan ke arah sofa. "Di sini bau," Gita menutup hidungnya dan berjalan menuju sofa.

"Mandi sudah sana!"

"Iye. Bawel lu!" Bara masuk ke dalam kamar mandinya, mimpi yang indahnya kacau karena Gita membangunkannya walaupun hanya mimpi Bara sangat menikmatinya.

Gita berkaca di lemari Bara, Gita membenarkan celana olahraganya karena hari ini adalah lomba tujuh belas Agustus dan Gita tak pernah melewatkannya.

"Cantik." Gita memuji dirinya sendiri sembari berpose imut di kaca lemari Bara.

Bara keluar dari kamar mandi, langkah Bara terhenti saat Gita sedang duduk di kasurnya.

"Ada yang tau ini basah kenapa?"

"Gue kasih tau yaa, Bara mimpi basah,"

"Dan ini dia si pelakunya." Gita mengarahkan kameranya pada Bara. Gita tau mau melewatkan momen ini dengan merekam kasur Bara yang basah karena Bara sedang mimpi basah.

Bara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang