Bagian 23.

2.3K 99 20
                                    

Bara meneguk wine hingga hampir setengah botol, pikirannya benar-benar sangat kacau saat melihat Fadly mencium Gita dihadapan orang banyak, seolah ciuman itu di sengaja olehnya agar membuatnya semakin marah.

Julio menahan tangan Bara yang ingin menuangkan wine di gelasnya, Bara sudah terlalu banyak minum dan tak baik jika Bara terlalu banyak minum alkohol.

"Berhenti, Bar. Lu sudah banyak minum." Julio dan Daffa membantu menuntun Bara untuk pulang ke apartemennya.

"Gue masih mau minum!" Tukas Bara, hanya minum saja yang mampu membuat pikirannya tenang.

"Gak. Lu harus pulang!" Seru Daffa dengan di bantu Julio untuk mengantar Bara ke apartemennya. Julio membukakan pintu untuk Bara dan dan duduk di samping Bara agar dia tidak berusaha kabur lagi.

"Gita. Lu gak boleh giniin gue!" Racau Bara yang sedari tadi memanggil nama Gita. Julio bisa mengerti jika Bara benar-benar menyayangi Gita, mungkin hanya di mulut saja Bara mengumpat kasar kepada Gita, namun di hati kecilnya tetap Gita-lah ratu di hatinya.

Di lain tempat, Gita duduk di meja belajarnya sambil melihat foto Bara di ponselnya. Hari ini Bara benar-benar marah kepadanya dan tidak mau bicara dengannya karena Fadly tiba-tiba menciumnya.

Mata Gita berbinar saat dapat telpon dari Julio. Gita bergegas menjawab panggilannya.

"Hallo, nyuk?"

"Hallo, Gi. Sorry malem-malem ganggu, ini Bara lagi mabuk berat."

"Terus elu di mana?"

"Otw pulang."

"Gue ke sana."

"Jangan. Biar Bara sendiri dulu, gue takut elu dipukuli Bara lagi,"

"Ais. Gue itu sudah kebal di tonjok, di gampar, di ludahin, di maki. Mah gue sudah biasa."

"Ya. Udah gue nyusul sekarang." Gita mematikan teleponnya, ia mengambil jaket dan juga kunci motornya. Gita membuka pelan pintu kamarnya dan berlari saat mendapati rumahnya yang tengah kosong.

Gita sudah sampai di sana sebelum mereka tiba. Gita membukakan pintu apartemen Bara saat Julio mengetuk pintu, Gita melebarkan pintunya dan ternyata Bara benar-benar mabuk berat. Seperti biasa jika mereka ribut Bara pasti akan melampiaskan kekesalannya dengan datang ke club untuk minum atau menyewa cewe-cewe BO.

Daffa dan Julio merebahkan tubuh Bara di sofa, mereka sudah tidak sanggup untuk membawa Bara ke kamarnya apalagi Bara terus saja bergerak membuat tenaga mereka habis terkuras sebelum sampai di kamar.

"Makasih, ya. Udah bawa Bara pulang," Gita mengantar Julio dan Daffa sampai pintu apartemen.

"Sama-sama. Tapi elu gak papakan kita tinggal?" Ujar Daffa masih takut terjadi sesuatu pada Gita.

"Iya, gak papa. Thanks, ya, udah peduliin gue."

"Sama-sama cinta." Julio menunjukkan tanda sarangheo kepada Gita seraya tersenyum lebar ke arahnya.

"Apaan sih lu! Kek jamet!" Seru Gita kesal.

"Hehe. Rupanya dia marah, ya. Udah gue balik dulu," Julio melambaikan tangannya dan merangkul bahu Daffa, namun Daffa mendorongnya sehingga Gita tertawa.

"Dasar stres." Gumam Gita setelah itu menutup pintunya saat mereka sudah menghilang.

Gita membalikkan badannya menghadap Bara yang sedang tidur di sofa. Gita mengambil selimut untuk menutupi tubuh Bara, sedangkan Gita duduk di atas karpet sembari mengusap rambut Bara yang sudah panjang. Gita meraih tangan Bara dan menggenggamnya.

Bara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang