Bagian 39.

3.9K 137 43
                                    

Rara tak henti-hentinya memberikan pelajaran untuk Tiara yang kini terkenal sebagai Tiara Cepu, hampir satu sekolah tak menyukainya dan setiap harinya Tiara di bully habis-habisan oleh seisi sekolahan.

Mereka semua lebih memilih berpihak pada Gita, walaupun Gita sudah tidak ada di sini, namun perlakuan baiknya akan selalu di kenang oleh seisi satu sekolah.

Tiara menundukkan wajahnya, saat semua orang menatapnya dengan sinis serta bisik-bisik yang ia rasakan walaupun ia tidak mendengarnya dengan jelas.

"Kok datangnya, agak siangan Tiara?"

"Biasa tadi malam habis layani dua daddy sugar." Celetuk Rara hingga membuat satu kelasnya tertawa.

"Kena mental gak tuh?" Timpal Rani yang kini menjadi teman satu bangku Rara.

"Ya, jelaslah!"

Tiara mengepalkan tangannya hingga memutih, ia menjambak rambut Rara yang setiap hari membully-nya tanpa henti. Rara tak tinggal diam, ia menendang perut Tiara hingga dia tersungkur di atas lantai.

"Dengar, ya! Lu itu anak baru di sini," Rara melepaskan tangannya dari rambut Tiara. Tiara menatap tajam ke arah Rara, namun sekali lagi Rara juga melakukan hal sama dengannya.

"Apa mau ajak ribut lagi lu? Pelacur aja sok jagoan. Bilang sama selingkuhan lu kalo gue, gak takut!" Ucap Rara. Tiara berlari meninggalkan kelasnya, saat ia sampai di koridor semua orang melempari Tiara dengan kertas yang bertuliskan 'CANTIK KOK PELAKOR!!' Tiara meremas kertas yang mereka lempar kepadanya.

"Gue bukan pelakor!" Seru Tiara dengan bibir bergetar.

"Terus apa? Pelacur?"

"Di bayar berapa lu sama Bara?" Tanya mereka yang menyudutkannya. Daffa berhenti melangkah, ia menghampiri Tiara yang kini menjadi bulan-bulanan bahan Bullyan dari mereka.

"Apa kalian gak puas bully Tiara?!" Seru Daffa membela Tiara, bukan ia mendukung perbuatan yang tidak terpujinya tapi sebagai manusia yang masih memiliki rasa iba kepadanya.

"Kenapa lu bela dia, Daf? Bukannya dia pantas untuk di bully?"

"Pantas? Pantas apa?! Semua orang itu pasti pernah melakukan kesalahan, apa ada di antara lu gak pernah buat kesalahan?"

"Ada!" Jawab Rara, ia membela kerumunan dan berdiri di depan Daffa yang kini tengah membela Tiara habis-habisan.

"Kita memang pernah buat salah, tapi kita gak pernah khianati sahabat sendiri, lu tahu? Orang yang lebih rendah dari sampah adalah dia yang menikung sahabatnya sendiri dengan tidur dengan pacar sahabatnya."

"Dan elu bilang kaya gini karena elu gak tau apa yang Gita rasakan!"

"Karena ulah temen lu dan cewek ini, Gita pergi entah ke mana. Dan bahkan kami gak tahu apakah Gita masih hidup atau tiada karena kecelakaan itu."

"Itu semua salah siapa?"

"Tiara sama Bara! Mereka sama-sama bangsatnya!" Imbuh Rara yang tak henti-hentinya menyalakan Tiara yang sebagai dalang dari semua masalah ini. Rara pergi setelah menyalakan Tiara habis-habisan, bahkan satupun tidak ada yang menyukainya.

Daffa menepuk bahu Tiara untuk menguatkannya. "Sabar, ya."

"Gue sudah sabar selama satu bulan ini, gue rasa hari ini sudah cukup, gue gak mau lagi terus-terusan di hina seperti ini." Ujar Tiara, lalu pulang sebelum waktunya.

Bara tengah menggambar wanita cantik di buku pada halaman terakhirnya, ia mengangkat wajahnya saat Daffa menepuk bahunya.

"Kenapa?" Tanya Bara.

Bara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang