Bagian 40.

8.8K 249 46
                                    

Semua persoalan itu bisa aku maafkan, namun tidak dengan perselingkuhan dan juga kekerasan yang sering kamu lakukan.
-Gita

...

Lima bulan kemudian.

Semua orang berteriak dengan sangat kencang sembari mencoret baju putih abu-abu dengan spidol dan juga pilox yang berwarna-warni, namun semua itu tidak di lakukan oleh Bara. Ia masih berdiri di samping motornya. Seharusnya Bara merayakan hari kelulusannya berdua dengan Gita, tapi kali ini tidak. Gita benar-benar meninggalkan dirinya seorang diri dengan rasa penyesalan yang amat menyakitkan untuknya.

Daffa dan Julio saling mencoret baju satu sama lain, Daffa berhenti tertawa saat tak melihat keberadaan Bara di manapun. Hingga akhirnya Daffa mencari keberadaan Bara, langkah Daffa terhenti saat melihat Bara yang sejak tadi hanya diam sana di samping motornya. Daffa melangkah dan menghampiri Bara.

Bara tersadar dari lamunannya saat Daffa menyentuh bahunya.

"Lu gak mau coret-coret juga, Bar?" Tanya Daffa.

Bara menggelengkan kepalanya. "Gue cuma mau Gita yang pertama kali coret baju gue,"

"Bagaimana kalau dia gak ada?"

"Gue bakal tetap nunggu dia sampe bego."

Bara naik ke motornya dan pulang lebih dulu, lebih baik ia pulang ke rumah dari pada harus melihat mereka yang sedang asik coret-coretan dengan pacar mereka masing-masing.

Vito terkejut saat melihat baju Bara yang masih bersih.

"Kok pulang cepat, Bar?" Tanya Vito saat Bara duduk di sampingnya.

"Gak papa, pah. Bara mau naik ke kamar dulu," sejak Bara meminta maaf kepada papahnya, ia memilih untuk tetap tinggal di rumah papahnya dan tidak akan ke apartemennya lagi.

Bara membuka pintu kamarnya, ia melangkah masuk ke dalam kamarnya dan berhenti tetap di nakas lemarinya yang terdapat foto Gita saat mereka merayakan anniversary mereka untuk yang terakhir kalinya.

Bara mengambil foto Gita, lantas mencium dan mendekapnya di depan dadanya sembari menutup matanya.

"Gue kangen sama elu, Gi. Sudah seratus lima enam hari, lu menghilang dari gue, lebih tepatnya saat ulang tahun gue."

"Jujur, rasanya perih. Gue kerap kali menangis karena gue kangen sama elu, selama lima bulan ini gue hanya bisa nitip salam rindu sama Tuhan untuk elu dan berharap kita bertemu di saat kita sudah menjadi kepribadian yang lebih baik lagi."

"Gue mau elu orang yang pertama kali coret baju gue tetap di dada gue,"

"Karena lu tau? Setahun yang lalu elu sudah belikan baju ini ke gue karena baju gue robek karena kelai sama Fadly, jadi gue mau elu yang tanda tangan di baju putih gue."

Flash back.

Bara membuka kertas koran dengan kesal karena sedari tadi ia sudah merobek aneka kertas. Gita benar-benar keterlaluan! Ia sudah merobek dua belas kertas untuk membuka hadiah yang Gita berikan untuknya.

"Kok banyak betul sih, kertasnya?!" Seru Bara kesal karena sejak tadi ia merobek kertas koran seperti tidak ada habisnya. Tangannya bahkan keram karena terlalu banyak membuka kertas yang begitu banyak. Dari box, kertas kado dan bahkan sampai koran. Namun ia belum bisa melihat kado apa yang di beri oleh Gita.

"Ye. Sengaja supaya marah-marah terus cepat tua, oh iya. Gue kasih nama lu Bara tua aja, ya?"

"Serah lu, gembel!" Kata Bara sambil membuka lapisan demi lapisan. Hingga pada terdapat kertas yang bertuliskan sesuatu di sana.

Bara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang