Bagian 29.

2.1K 72 4
                                    

Bima membuka pintunya, ia terkejut saat melihat Bara datang ke rumahnya dengan membawa sesuatu di tangannya. Ini sudah jam satu malam dan Bara bukannya tidur malah berkunjung ke rumah Gita.

"Malem, om." Sapa Bara.

"Malem, Giginya sudah tidur, Bara." Ucap Bima dengan memegang handle pintu.

"Saya ke sini bukan untuk nyari Gita, om."

"Jadi?" Bima menyeritkan keningnya saat Bara kemari tidak untuk menemui Gita, lantas untuk apa dia kemari saat malam seperti ini? Memang anak muda, selalu ada ide isengnya.

"Saya mau ajak om nonton bola,"

"Oalah, kirain mau cari Gigi, udah. Masuk, yuk." Bima membuka lebar pintunya dan menyuruh Bara untuk masuk ke dalam rumahnya, Bara duduk di sofa.

Sebentar lagi bola akan di mulai, Bara membuka keresek yang berisi keripik singkong serta martabak asin dua kotak yang di dalamnya terdapat daging.

Bara sudah hafal sekali dengan makanan kesukaan yang akan menjadi calon mertuanya. Kerap kali ia kemari, Bara selalu membawa martabak asin untuk papahnya Gita.

"Kamu nih, Bar. Ngerepotin aja," Bima membawa dua kaleng minuman kopi yang baru ia ambil di kulkas agar kuat untuk begadang malam ini.

"Santai aja kali, om."

"Ini di makan, om. Masa dianggurin gitu aja,"

"Ya ya, om makan." Bima mengambil martabak yang masih panas.

Bara mengambil ponselnya untuk mengirimkan pesan untuk Gita, setelah itu ia menaruh kembali ponselnya.

Gita terbangun dari tidurnya karena lupa menghidupkan pendingin ruangan, Gita melihat pada jam deker yang kini menunjukkan jam tiga subuh. Gita meraih ponselnya untuk memeriksa apakah Bara mengirim pesan kepadanya atau tidak dan benar saja. Ada dua pesan yang belum ia baca dari Bara.

Baratua 🖤
Gue mau ke rumah lu.

"Hah? Ngapain dia kesini? Kek gak ada kerjaan aja!" Gumam Gita.

Baratua 🖤
Kali ini gue gak main-main, gue beneran ke rumah lu, nunggu lu bangun dari kematian 😌

"Sial!" Gita menyibakkan selimutnya dan buru-buru keluar dari kamarnya untuk mengecek apakah Bara benar-benar datang ke rumahnya atau tidak. Sepertinya sih tidak! Ini sudah hampir pagi dan gak mungkin Bara kemari, bisa saja dia hanya bohong supaya Gita segera bangun.

Gita menuruni anak tangga dengan terburu-buru, ia menghentikan langkahnya saat mendengar suara mengatakan Goal! Gita mengerutkan alisnya saat mendengar suara yang tak asing baginya.

Gita segera pergi ke ruang tamu dan benar saja. Bara benar-benar datang ke rumahnya dan kali ini ditemani oleh papahnya, astaga! Sepertinya papahnya sudah terkena pengaruh buruk oleh Bara. Ia harus mencegah agar papahnya agar tidak suka main cewek seperti Bara, bisa bahaya! Ia gak mau jadi broken home!

Gita menghampiri mereka, Bima mengangkat wajahnya saat melihat Gita telah berdiri di depannya.

"Kok kamu bangun?" Tanya Bima.

"Aku bangun karena kalian berisik!"

"Sudah tidur lagi," kata Bima, bukannya masuk ke kamarnya Gita justru ikut nimbrung bersama mereka. Gita mengambil martabak di atas meja lalu mencocol saus sambal di martabaknya.

"Sudah lama lu di sini, Bar?" Tanya Gita dengan suara pelannya, ia bahkan duduk di samping Bara, yaitu duduk di atas karpet.

"Udah, lu tidur sama! Ganggu aja,"

Bara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang