Bagian 28.

2.3K 79 7
                                    

Pagi-pagi sekali Bara mengajak Gita jalan-jalan pagi dengan motor gedenya bersama dengan Gita. Ya, Hitung-hitung mereka sedang mencari udara segar yang jalanan masih renggang dan selain itu juga mereka mencari sarapan di pinggiran jalan. Hari ini adalah hari anniversary Bara dan Gita yang ke dua tahun jadi selama dua hari ini Bara akan bersama dengan Gita.

Bara menepikan motor gedenya saat melihat pria paruh baya yang sedang duduk sembari membuka tutup botolnya yang sudah usang. Bara melihatnya jadi tidak tega dan ia akan memberi sesuatu padanya.

"Gi, gue mau ngadain giveaway," ucap Bara sedikit nyaring agar Gita mendengar ucapannya.

"Giveaway apaan?" Kata Gita sembari menopang dagunya di bahu Bara.

"Ada. Biar gue puter balik dulu," Bara menoleh ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada kendaraan lain di belakangnya merasa sudah aman ia putar balik. Bara berhenti tepat pada pria paruh baya, Bara turun dari motornya dengan diikuti oleh Gita di belakangnya. Gita bahkan mengerutkan alisnya hingga hampir menyatukan alisnya saat Bara tiba-tiba menghampiri bapak petugas kebersihan itu.

"Assalamualaikum, pak." Salam Bara berjongkok di samping bapak itu.

"Waalaikumssalam, ada apa ini?" Kata bapak itu bingung dengan kedatangan dua remaja yang menghampirinya.

"Jangan takut, pak. Saya cuma nanya cewek saya cantik, gak?" Tanya Bara sembari menunjuk ke arah Gita yang ikut berjongkok di sampingnya.

"Cantik, kata orang Jawa ayu tenan."

"Terimakasih, pak." Gita menundukkan kepalanya saat di puji cantik dan untuk apa Bara bertanya seperti itu pada bapak ini? Bikin malu saja!

"Pak, kira-kira saya cocok gak sama pacar saya?"

"Ya. Pasti cocok orang sama-sama good looking," kata bapak itu membuat mereka berdua tertawa dengan kekonyolan bapak ini.

"Karena sudah memuji pacar saya, saya kasih ini ke bapak." Bara mengulurkan tangan bapak itu dan memberinya sedikit rejeki yang ia punya.

"Maa syaa Allah. Terimakasih, nak. Semoga kalian berjodoh, aamiin." Bapak itu mengusap wajahnya dengan ke dua tangannya yang bergetar.

"Semoga makin banyak rejekinya, nak."

"Aamiin." Kata mereka bersamaan.

"Kalo gitu kita pergi dulu, pak, assalamualaikum,"

"Waalaikumssalam,"

Hati Gita menghangat saat melihat Bara yang berbaik hati kepada petugas kebersihan, Gita baru kali ini melihat Bara berbagai dengan orang-orang lebih membutuhkan namun Gita sudah bangga dengan apa yang Bara lakuin.

Bara merengkuh pinggul Gita, Bara mengangkat dagu Gita untuk melihat wajahnya. Gita tersenyum saat pandangannya beradu dengan Bara.

"Kenapa lu?" Tanya Bara sembari mencubit hidung Gita, gemes.

"Gue makin falling in love ke elu," aku Gita menyatakan perasaannya kepada Bara dengan gamblang dan tanpa tipu-tipu.

"Apa? Gak denger, kuping gue ketutupan helm," alibi Bara agar Gita bicara dengan keras.

"Gue makin jatuh cinta sama elu, Bara!" Teriak Gita begitu keras dan untung saja jalanan masih sepi jadi Gita tidak terlalu malu untuk berteriak jika ia  menyatakan perasaannya.

"Dasar Bara tuli! Gitu aja gak denger!" Ketus Gita rada-rada kesal dengan telinga Bara yang sedikit tuli-tuli.

Bara tersenyum tipis dan membawa Gita kedekapannya. Gita memukul dada Bara agar menjauhinya, bisa gawat jika sampai orang-orang melihat ke arahnya dengan berpelukan di tepi jalan seperti ini.

Bara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang