"Kim Dok-ja?"
Kim Dok-ja tersentak, dia tenggelam dalam pikirannya, yang membuatnya merasa tertekan.
Ah.. ya. Aku sedang berkencan sekarang..
"Um, ya.. Sangah-ssi.."
Wanita berambut pirang dengan raut wajah yang tak terbaca akhirnya tersenyum melihat Dok-ja yang kembali dari lamunannya.
"Tidak apa-apa, Dokja-ssi. Tapi apa kau sedang sakit? Atau mungkin Dokja-ssi sedang dalam masalah?"
Kim Dok-ja tersentak, wajahnya menggelap, cengkraman pada cangkir kopinya menguat, membuat kulit jari nya yang putih pucat semakin memucat, seperti tidak ada darah yang mengalir disana.
"Dokja-ssi?"
Wanita cantik itu kembali bertanya dengan raut wajah khawatir, berusaha membuat lawan bicaranya menjawab pertanyaannya."Ah.. aku tidak apa-apa, Sangah-ssi. Sungguh, aku hanya tenggelam dalam pikiranku sendiri.. maaf."
Jawaban pria itu benar-benar tidak membuat wanita itu puas. Dia yakin ada yang salah dengan pria itu.
"Sangah-ssi."
"Ah, y-ya Dokja-ssi?"
"Boleh aku menginap di Apartemen mu untuk sementara waktu?"
Yoo Sangah terkejut, tidak biasanya pria bermarga Kim ini meminta izin untuk menginap, dan ditambah, dia bertingkah aneh akhir-akhir ini.
"Apakah tidak boleh, Sangah-ssi? Jika demikian, aku akan mencari apartemen baru untuk di tinggali.."
"A-ah! Bukan begitu, Dokja-ssi! Boleh, tentu saja boleh, tapi kalo aku boleh tahu, ada apa dengan mu, Dokja-ssi? Akhir-akhir ini kamu sering melamun, wajah mu pucat, dan sering berpindah-pindah tempat tinggal.."
"Itu.. ceritanya panjang, aku merasa ada yang salah di rumahku sendiri, perasaan ku mengatakan kalau aku sedang di awasi. Bukan, bukan di awasi, namun aku merasa ada seseorang mencampuri kehidupan pribadi ku..."
Dok-ja menunduk, menatap kopi yang mulai mendingin, meminumnya sedikit demi sedikit, ah.. benar-benar pahit..
Yoo Sangah terkejut, tidak menyangka pria didepannya ini sedang mengalami masalah yang terbilang serius saat ini.
"Apa kamu yakin, Dokja-ssi? Dan sudah berapa lama itu terjadi?"
"Ini sudah hampir 7 bulan," Dokja menghela nafas, "Berawal ketika aku pulang dari perpustakaan, aku sempat menabrak seseorang, waktu itu, aku tidak tahu itu perempuan atau laki-laki, karna seluruh wajah dan bentuk badan nya tertutup mantel.."
"Aku yakin dia orangnya." Lanjut Kim Dok-ja.
"Tapi bagaimana kamu bisa menyadarinya?"
"Insting ku yang mengatakannya, aku benar-benar yakin, aku pernah di cekik saat tidur, beberapa kali dia mengatakan, 'sekali lagi kau melakukannya, aku akan memotong lehermu.'
Itu benar-benar membuatku takut, Sangah-ssi. Aku sempat melaporkan itu, tapi apa? Hasilnya nihil, dan mereka menganggap ku gila. "Cengkraman tangan Kim Dok-ja membuat cangkir itu hampir pecah, Yoo Sangah yang melihatnya segera merebut nya, dan kemudian memegang tangan yang dingin itu dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Milikku'
FanfictionDok-ja merasa hari-hari nya seperti di awasi, tidak, itu bukan sekedar di awasi, namun seperti ada seseorang yang benar-benar mencampuri kehidupan sehari-hari nya. FF orv Kim Dok-ja x ??? hehe, FF pertama saya di sini🥴 yaa jujur, saya hanya seorang...