[IX] PANGSIT.

1.1K 179 43
                                    

Pagi-pagi sekali, Kim Dok-ja tersadar dari tidurnya, dia melihat Yoo Joonghyuk yang tidur di samping ranjangnya, tangannya menindihnya, membuat Kim Dok-ja kesusahan untuk bergerak.

"..."

Akhirnya Yoo Joonghyuk terbangun, dia menatap Kim Dok-ja yang sedang melamun,

"Bagus! Kau sudah sadar!"

Yoo Joonghyuk berkata, nada bicaranya sedikit meninggi, membuat Kim Dok-ja tersentak kaget.

"Uh.. maaf.. aku akan membuat makanan untuk mu.."

Yoo Joonghyuk berkata, dia menunggu sejenak untuk mendengar respon Kim Dok-ja, tapi itu nihil, dia tidak mendapatkan apa-apa.

"..."

"Baik, aku akan pergi sekarang."

Akhirnya Yoo Joonghyuk pergi, Kim Dok-ja menatap pintu dengan tatapan kosong.

--

"Akhirnya pria kurus itu bangun, kali ini aku berjanji untuk benar-benar menjaganya." Yoo Joonghyuk bergumam, ekspresi senang terukir di wajahnya.

"Aku akan memasak Pangsit Murim kali ini."

---------------

"Pagi.. hebat, kalian sudah bangun sepagi ini."

Yoo Sangah menyapa anak-anak yang sudah terduduk di meja makan.

"Iya, Noona, kami sudah terbiasa disiplin seperti ini sejak kami bertemu dengan Dok-ja Ahjussi."

Shin Yoosung menjawab sapaan Yoo Sangah.

"Apa yang akan kita makan hari ini?"

Han Sooyoung bertanya sambil menarik kursi makan.

"Aku tidak tahu, mungkin kita akan memesan makanan cepat saji? Itu lebih cepat, sehingga kita bisa cepat mencari Kim Dok-ja."

Lee Jihye menjawab pertanyaan Han Sooyoung, dia mengambil apel kemudian menggigit nya.

-----------------

"Kim Dok-ja, mari makan, aku sudah memasak Pangsit Murim, favorit mu."

Yoo Joonghyuk terkejut ketika dia tidak melihat Kim Dok-ja di ranjangnya, dia panik setengah mati, takut pria itu melarikan diri kembali.

Saat dia melihat Kim Dok-ja sedang berdiri di depan jendela, perasaan nya menjadi lega, dia menghampiri Kim Dok-ja, kemudian menarik perlahan pergelangan tangannya.

"Ayo makan."

Kim Dok-ja berbalik, tapi dia tetap dia terdiam, pandangan nya terpaku ke luar jendela.

"..."

Sialan, apakah dia benar-benar se depresi itu? Biasanya dia hanya marah beberapa saat, setelah itu dia akan kembali seperti semula.

Yoo Joonghyuk mengerutkan kening, dia marah, tapi saat itu juga dia menyerah pada kenyataan dimana Kim Dok-ja seperti Vas bunga yang sebentar lagi akan pecah.

"Kim Dok-ja.. makan, ya? Kalau kamu tidak makan, kau akan sakit.."

"Aku sudah sakit, pergi saja. Aku tidak membutuhkan mu."

Kali ini Kim Dok-ja menjawab, Yoo Joonghyuk yang mendengar nya terkejut.

"Kau berbicara padaku, Kim Dok-ja?! Aku tidak akan pergi. Aku akan menjagamu disini. Habiskan makanan mu, atau aku yang akan menyuapi mu."

Mata Yoo Joonghyuk sedikit berbinar mendengar itu, dia benar-benar tidak percaya bahwa pria kurus itu akhirnya berbicara padanya.

"..."

'Milikku'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang