[XLII]

365 61 3
                                    

Vote!
.

.

.
Typo? Tandai! Dan aku akan memperbaikinya.
.

.

.

"Kau yakin itu? Em.. sebenarnya aku juga-"

"Lihat? Bahkan Heewon-ssi juga melihatnya, aku tidak berbohong!" Seru Uriel tak terima.

Jung Heewon menghela napas, "benar. Tapi aku juga masih belum yakin itu Dokja-ssi."

"Dia bersama Han Sooyoung, bukan?" Sun Wukong bertanya sambil menegakkan tubuhnya, "tapi ini hanya tebakan ku saja, aku juga bertemu dengan Yoo Sangah tadi."

"Lalu, apa yang kalian bicarakan?"

"Tidak ada, dia bahkan tidak melihatku sama sekali."

Lagi lagi keheningan menyelimuti mereka. Buntu, pikiran mereka sudah buntu. Penyesalan yang tak mereka harapkan, malah benar-benar datang.

"Sudahlah, percuma kita seperti ini. Lupakan untuk mencari Dokja-ssi. Aku yakin, pasti dia tidak akan mau bertemu dengan kita lagi." Ujar Lee Hyunsung.

Tatapan semua orang menyendu, penyesalan? Kenapa mereka menyesal? Menyesali perbuatan mereka pada Kim Dok-ja? Atau menyesali karna tak bisa lagi bertemu dengannya?

Yoo Joonghyuk dan Han Sooyoung pasti tidak akan membiarkan mereka bertemu dengan Kim Dok-ja, sekalipun Kim Dok-ja mengijinkan. Mereka akan menolak mentah-mentah sambil mengusir paksa.

.

.

.

.

"Hush.. Sangah-ssi, dimana Lee Jihye?" Celetuk Kim Dok-ja sambil meminum obatnya.

Yoo Sangah tersenyum lembut, "dia akan kemari sebentar lagi, kau rindu dia?"

Kim Dok-ja mendelik sinis, "enggak, kok. Sepi aja gak ada dia disini."

Yoo Sangah mengangguk, memang, suasana cukup sepi jika tidak ada anak itu. Belum lagi disini hanya ada mereka berdua, Lee Sookyung, Yoo Joonghyuk, dan Han Sooyoung pergi entah kemana.

"Istirahat, ya? Sudah malam."

Kim Dok-ja menganggukkan kepalanya, toh, dia juga sudah ngantuk.

"Oke, selamat malam, Sangah-ssi."

Yoo Sangah tersenyum, dia memperhatikan Kim Dok-ja intens sebelum dirinya beranjak pergi menyimpan piring dan membeli makanan. Oh ayolah, dia kelaparan saat ini.

Yoo Sangah menggapai knop pintu, namun tiba-tiba pintu itu terbuka terlebih dahulu, memunculkan sesosok remaja yang terlihat lesu.

"Jihye-ya? Sudah selesai?"

Lee Jihye mendongak, menatap Yoo Sangah yang juga tengah menatapnya, "heem, mau kemana?"

"Cari makanan, mau nitip?"

"Tidak perlu, Sangah-ssi, aku membawa makanan untuk kita."

"Ah.. baguslah, terimakasih."

Lee Jihye hanya membalas dengan deheman singkat, tidak mau mengganggu Kim Dok-ja yang tengah beristirahat, mereka memutuskan untuk makan di depan ruang inap Kim Dok-ja.

"Dimana Yoo Joonghyuk dan eomma?"

"Mereka akan tiba sebentar lagi, aku bertemu dengan mereka di parkiran tadi."
Jawab Lee Jihye sambil melirik ke arah lorong yang cukup sepi.

'Milikku'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang