..
.
..Warn! Typo bertebaran! Tandai, dan aku akan memperbaikinya!
..
.
..."Kau sudah menyiapkannya? Nanti sore aku berangkat, aku harap saat tiba di sana tempat sudah siap."
"Sudah, Joonghyuk-ssi. Tempat sudah siap. Apakah aku boleh ikut ke Bali? Sudah lama juga aku tidak refreshing."
Yoo Joonghyuk terdiam sesaat, "boleh. Itu terserah denganmu."
Orang di sebrang sana bersorak senang, tanpa menunggu lama, Yoo Joonghyuk mematikan panggilan tersebut.
"Joonghyuk-ah."
Yoo Joonghyuk menoleh, "iya? Ada yang kau butuhkan?"
"Em.. apa—"
"Pesawat akan pergi tepat dua setengah jam lagi, ada baiknya kita pergi lebih cepat, Dokja-ya."
Kim Dok-ja terdiam, tak lama manik hitamnya berbinar senang, "oke!"
Kim Dok-ja mendorong Yoo Joonghyuk menjauh, dan kemudian pergi berlari ke ruangan inap nya.
Yoo Joonghyuk mendengus, dia kembali duduk, menunggu semua orang beres-beres. Ya, semuanya ikut, kecuali Lee Sookyung, dirinya mengatakan tak akan ikut karena ada sesuatu yang harus dikerjakan.
Untuk masalah pindah, dia akan memikirkan itu nanti.
..
.
Keantusiasan Kim Dok-ja ketika dalam perjalanan sangat terlihat jelas. Manik hitam kembarnya beredar memperhatikan salah satu bandara Nasional di Bali—tepat ketika dia sampai."Ung.. Kau..?"
Kim Dok-ja memperhatikan seorang remaja laki-laki yang tengah menatapnya dengan antusias, dia hanya memperhatikan balik kemudian menoleh kearah Yoo Joonghyuk yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Joo—"
"D-Dokja-ssi.. kau melupakanku?"
Kim Dok-ja terlihat semakin linglung, siapa remaja berambut putih di depannya ini?
Ah? Remaja? Apakah laki-laki itu masih bisa di sebut remaja?
"Ti—"
"Aku Kim Namwoon! Klien yang.. emm.. lupakan, aku mantan klien mu dulu.. aku hanya ingin meminta maaf kepadamu.. tolong maafkan kesalahanku waktu itu." Kim Namwoon menarik tangan Kim Dok-ja, kemudian membungkuk sebagai tanda minta maaf.
Kim Dok-ja tersentak, mantan klien katanya? Sepertinya dia sudah banyak melupakan hal-hal penting. "Y-ya.. baiklah.. bisa kau lepaskan tanganku dulu?" Kim Dok-ja menarik perlahan tangan yang sedang digenggam oleh Kim Namwoon, dia tersenyum paksa ketika memaksa Kim Namwoon kembali berdiri dengan benar.
"Tidak sebelum kau memaafkan ku."
Kim Dok-ja berteriak dalam hati, dia benar-benar ingin sekali mengumpat, tetapi ada banyak orang di sampingnya. Tak mungkin dia menghancurkan image yang dia jaga itu.
"Aku—"
"Sudahlah. Namwoon, kau tunjukan jalan menuju penginapan." Celetuk Yoo Joonghyuk menghentikan ucapan Kim Dok-ja.
Kim Dok-ja merengut kesal, kenapa setiap dia ingin berbicara selalu saja terpotong? Sama seperti Kim Namwoon yang menggerutu kesal karena Yoo Joonghyuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Milikku'
Fiksi PenggemarDok-ja merasa hari-hari nya seperti di awasi, tidak, itu bukan sekedar di awasi, namun seperti ada seseorang yang benar-benar mencampuri kehidupan sehari-hari nya. FF orv Kim Dok-ja x ??? hehe, FF pertama saya di sini🥴 yaa jujur, saya hanya seorang...