[XLIII: DARAH?]

475 57 10
                                    

Maaf lama update.·´¯'(>▂<)´¯'·.

Maaf banget! Gak tau kenapa semangat nulis ku ilang, tapi akan aku usahain lagi buat lanjutin cerita ini.

Asli, aku lupa alur gara-gara lama gak update.

Jadi, disini masih ada yang nunggu ff abal-abal ini up?
..

Warn! Typo bertebaran! Tandai, dan aku akan memperbaikinya!
.

.

.
"Kita pindah lagi."

"Hah? Kita baru pindah beberapa hari yang lalu.. sekarang mau pindah lagi?"

Yoo Joonghyuk mengangguk, "kalau begitu, bagaimana kita pulang saja? Aku juga sedikit merasa kasian melihat Kim Dok-ja yang.. sedikit bosan?"

Han Sooyoung mendengus, "kau hanya memperdulikan pria itu, sekali-kali, perhatikan kami juga."

"Benar, Joonghyuk-ssi, sekali-kali perhatikan kami juga." Timpal Lee Jihye.

Yoo Joonghyuk mengangkat sedikit sudut bibirnya, "cari pacar, sana. Gak cape jomblo terus?"

"Cih, kaca di kamar mandi cukup untuk mu, Joonghyuk."

Yoo Joonghyuk terkekeh, dia berjalan menghampiri kursi dan duduk di sana. Tangannya terulur mengambil pisau dan apel, mengupasnya perlahan kemudian memasukkan kedalam mulutnya sendiri.

"Ah, akan ada seseorang yang datang nanti. Katakan padanya untuk menungguku di kantin rumah sakit, aku akan menghampiri nya nanti."

Dahi Han Sooyoung berkerut, tak biasanya anak ini mau bertemu dengan orang lain.
Mulutnya terbuka untuk bertanya, "siapa?"

"Seorang laki-laki, dia seumuran dengan Lee Jihye. Kau akan tahu nanti."

"Memangnya kau mau kemana? Jangan—"

"Di ruangan Kim Dok-ja. Sudah, aku pergi dulu."

Yoo Joonghyuk pergi, dia melihat waktu di jam tangannya, "sudah waktunya Kim Dok-ja sarapan."
.

.

.
"Joonghyuk-ah.. dokter sudah mengijinkan ku pulang. Kapan kita akan pergi dari sini?"

Yoo Joonghyuk menghela napas, "tergantung keinginan mu. Tapi sebelumnya, kau mau tinggal dimana setelah ini? Kau mengatakan ingin pindah keluar negri, kan?"

Kim Dok-ja terdiam sejenak, itu benar. Dia ingin pergi keluar negeri, tapi dia juga masih sangat betah disini.

"Akan ku pikirkan nanti, aku ingin suasana baru, tapi aku juga masih suka di negri ini."

"Kalau begitu, kita akan disini sampai kamu sudah menemukan tujuan mu. Rumah sakit ini tempat paling aman untuk saat ini."

Kim Dok-ja mengangguk begitu saja, dia kembali membuka mulutnya untuk mendapatkan sesuap nasi di tangan Yoo Joonghyuk.

"Sudah habis, kau masih lapar? Dokja.. kau sudah menghabiskan semangkuk penuh.." Ujar Yoo Joonghyuk dengan raut wajah heran. Hei, tidak biasanya Kim Dok-ja makan sebanyak ini.

Kim Dok-ja yang mendengar penuturan itu tentu tidak puas, dia masih lapar, sungguh! "Aku masih lapar, Joonghyuk-ssi.."

"Kalau begitu makan buah saja, ya? Makan terlalu banyak tidak baik untuk mu." Kim Dok-ja mengangguk, dari pada tidak sama sekali?

Yoo Joonghyuk mengambil sepiring buah-buahan yang disimpan di atas nakas, dia mengupasnya satu persatu, tak lupa juga memotong nya dengan bentuk dadu kecil. Kim Dok-ja mengerutkan kening tak suka, "jangan terlalu kecil. Mulutku tak akan puas mengunyah nya."

'Milikku'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang