[XXV]

432 77 9
                                    


"Pangsit lagi?"

"Lalu apa yang ingin kau makan?"
Tanya Aileen kesal.

Jung Heewon menggelengkan kepalanya, "Setidaknya apa-pun. Aku agak membenci Pangsit."

Han Sooyoung mendongak, "Kau benci Pangsit?"

"Dia pernah tersedak saat memakannya. Jangan salahkan dia, Sooyoung-ssi." Lee Hyunsung menjawab untuk Jung Heewon. Dia tersenyum dan lanjut memakan makanan nya.

Jung Heewon yang mendengarnya mendesah malu, "Itu aib ku. Ah.."

"Bukankah hanya tersedak?" Tanya Yoo Sangah.

"Itu benar, tapi aku terbaring di ranjang rumah sakit selama 2 Minggu setelahnya."

Yoo Sangah berkedut, "Ya-ya.. maaf."

"Tidak apa-apa."

Jung Heewon menaruh mangkuk nya, dia pamit pergi mencari makanan lain. Lee Hyunsung juga ikut dengannya, mereka pergi dan suasana kembali hening.

"Sudah? Ayo kembali."
Uriel mengajak mereka kembali ke ruangan Kim Dok-ja, yang lainnya mengangguk dan mengikuti nya dari belakang.

"Sudah berapa lama kita di luar tadi? Pasti Kim Dok-ja sudah bangun!"

Sun Wu Kong berteriak sambil berlari, Han Sooyoung juga ikut berlari bersamanya.

Uriel, Lee Seolhwa, dan Aileen hanya terkekeh, "Ya~ dia sudah bangun, lihat apa yang terjadi selanjutnya.."

"Hyung!"

Saat Sun Wu Kong membuka pintu, dia di kejutkan oleh Kim Dok-ja yang tengah duduk di ranjang, dia sepertinya sedang berusaha untuk berjalan. Anak-anak ketakutan saat berusaha menghentikan usahanya.

Dia segera menghampiri Kim Dok-ja dengan langkah besar, garis Vena di dahinya menonjol terlihat.

"Apa kau tidak bisa diam?!"
Sun Wu Kong berteriak sambil memegangi tubuh Kim Dok-ja, pria kurus itu mengeryit tidak suka pada kakaknya.

"Hyung? Bisa lepaskan aku? Biarkan aku pergi."

Sun Wu Kong tersentak saat mendengarnya, "Pergi? Mau kemana?"

Kim Dok-ja mendengus dan membuang muka, "Kemana saja asal bisa pergi."

Han Sooyoung berkedut, "Kau pergi maka aku juga ikut, Dokja."

"Tidak usah, aku hanya ingin berjalan-jalan di luar. Tidak perlu menemaniku."

"Kau yakin?"

"Tentu! Biarkan aku pergi!"
Kim Dok-ja berteriak sambil menarik kursi rodanya, ekspresi wajahnya tegas dengan sedikit warna merah di dahinya.

"Alergi mu belum sepenuhnya sembuh."

Kim Dok-ja membeku, "Siapa yang memberi ku tomat itu? Aku tidak memintanya, tapi aku malah di jejali seperti itu."

"..baiklah, aku minta maaf."
Sun Wu Kong meminta maaf dengan ekspresi pasrah di wajahnya. Kim Dok-ja hanya mendengus sebagai tanggapan.

"Tunggu.. Hyung, beri aku uang."
Kim Dok-ja meminta pada Sun Wu Kong, dia masih berusaha duduk di kursi roda nya.

Sun Wu Kong terkejut, "Untuk apa?"

"Jika tidak boleh ya tidak apa-apa."

"Bukan itu maksudku, ingin berapa?"

"Terserah." Jawab Kim Dok-ja final.

Sun Wu Kong terkekeh.

"Tidak ada? Aku akan pergi kalau begitu."

'Milikku'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang