[XXIX]

357 67 12
                                    

Hari demi hari berlalu. Keinginan Kim Dok-ja untuk bisa berjalan belum juga terwujud. Kim Dok-ja yang semakin gelisah, turun dari ranjangnya, meraih kursi rodanya dan menghampiri pintu.

Dia berniat untuk pergi ke taman, namun sial, Yoo Joonghyuk berada di depan pintu rumahnya.

"Huh? Pria itu disini?"

Kim Dok-ja bermonolog ketika dia di hentikan oleh Yoo Sangah, dia tidak di ijinkan keluar hari ini.
Rasa kecewa menyelimuti hatinya, mau tidak mau dia menurut dan kembali.

Namun sebelum itu, dia juga meminta untuk mengijinkan Yoo Joonghyuk menemui nya. Entah ada masalah apa, Yoo Sangah malah memarahinya habis-habisan, begitu juga dengan Uriel dan yang lainnya.

"Tolong izinkan aku bertemu dengannya, bukankah Kim Dok-ja juga mengijinkan ku? Kenapa kalian melarang ku setelah mendapat ijinnya?"

Sun Wukong hanya mendengus kesal, dia berbalik dan menutup pintu. Namun tangan nya di tahan oleh Yoo Joonghyuk.

"Biarkan aku bertemu dengannya."

Aura intimidasi keluar darinya. Sun Wukong yang didekatnya merasa tertekan.

"Ijin kan saja dia, Ahjussi."

Terdengar suara seorang wanita menegurnya, Sun Wukong berbalik menatap nya.

"Tidak. Aku bilang tidak, ya tidak!"

"Dokja-ssi juga sudah mengijinkan nya, kenapa kau yang malah keras kepala seperti itu?"

Kesal, dia mengalah, "Ah, baiklah. Masuk, dia ada di kamarnya."

"Tidak perlu, aku ada di sini. Kalian pergi saja."

"Serius kau mengatakan itu?" Sun Wukong melirik ke arah Kim Dok-ja yang tengah menahan pintu, "bagaimana jika terjadi sesuatu padamu? Jangan main-main, Dokja."

Kim Dok-ja mengerutkan kening, "Aku tidak main-main, Hyung."

"..."
Yoo Joonghyuk hanya terdiam, tidak berbicara saat itu, hanya menonton dalam diam.

"Tadinya aku ingin ke taman, tapi Karna dia usahaku menuruni lift jdi sia-sia, kau kira mudah menaiki lift dengan kursi roda?"

Sun Wukong terdiam, Kim Dok-ja hanya ingin usahanya tidak berakhir sia-sia.

"Hah, baiklah. Kalian boleh bertemu."

Kim Dok-ja menghela nafas, Menarik lengan Yoo Joonghyuk dan berjalan keluar.

"Mereka tidak mau pergi, jadi ayo kita yang pergi."
Yeah, akhirnya aku bisa keluar rumah.

Yoo Joonghyuk melirik nya dan mengikuti Kim Dok-ja, dia dengan hati-hati mendorong kursi roda pria di depannya.

Namun langkah mereka terhenti ketika Hades memanggil nama Kim Dok-ja.

"Dokja-ya, ingat untuk hati-hati. Hubungi kami jika terjadi sesuatu."

Kim Dok-ja dapat tahu dengan jelas bahwa ayahnya itu menghawatirkan nya, dia mengangguk pelan dan menjawab, "Baiklah."
.

.

.
"Ada apa? Seperti nya ada sesuatu yang ingin kau katakan."

Yoo Joonghyuk mengerjap, dia menghadapkan kursi roda Kim Dokja ke arahnya yang tengah duduk di kursi taman.

"Dokja.. kau benar-benar tidak ingin kembali padaku? Aku dengar kau hilang ingatan—"

"Itu tidak ada hubungannya dengan mu."
Kim Dok-ja memutus perkataan Yoo Joonghyuk, dia mendengus dan memalingkan wajahnya. Menghindari tatapan Yoo Joonghyuk.

'Milikku'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang