[XXXVII]

392 82 17
                                    

Vote!
.

.

.
Satu setengah tahun.

Dan Kim Dok-ja masih terbaring di ranjangnya.

"Ini.. kami sudah mengatakan bahwa pasien mungkin tidak akan bangun.. maaf, kemungkinan pasien untuk sadar benar-benar kecil."

Deg!

"Dokter bercanda, tidak mungkin dia tidak akan terbangun.. Dokja pasti sadar. Benar kan, Joonghyuk-ah?"

Yoo Joonghyuk menghela nafas lelah, pasti perempuan paruh baya itu terpukul, mendengar fakta mengerikan tentang kehidupan anaknya sekarang.

Yoo Joonghyuk masih bergeming ketika dokter menatap nya, seakan dokter itu mengatakan, 'tetap bersabar dan bawa wanita ini pergi'.

Yoo Joonghyuk mengerti, "baiklah.. terimakasih. Tapi kami akan terus berharap untuk Kim Dok-ja segera bangun. Walaupun kesempatan itu kecil, kami akan tetap menunggu nya."

Sang Dokter mengangguk mengerti. Dia berpamitan dan melenggang pergi dari sana.

Lee Sookyung yang tertekan, menghampiri putranya, dia terisak sambil memegangi tangan kecil Kim Dok-ja.

"Dokja-ya, apa kau tidak bosan terus tertidur seperti ini? Apa kau tidak merindukan ku? Apa mimpi mu sebegitu indah nya hingga kau tidak ingin kembali kepada kami?"

"Semenakutkan itu dunia untukmu, Dokja-ya?"

Yoo Joonghyuk menghampiri Lee Sookyung, dia menepuk lembut bahu wanita itu.

Sang empu menghapus air matanya dan mendongak, berniat mengatakan sesuatu tapi Yoo Joonghyuk lebih dulu menyela nya.

"Cukup, Ahjumma. Ini bukan saatnya untuk kembali menangisi pria bodoh ini. Aku sudah bilang, dia akan bangun. Walaupun itu tidak tahu kapan, tapi aku yakin dia akan bangun."

Lee Sookyung mengerling pilu, "kau yakin? Kenapa kau seyakin itu? Aku rasa Kim Dok-ja tidak akan pernah kembali, dia tidak ingin menemui-"

"Dia yang berjanji padaku."

Lee Sookyung tertegun. Matanya membola mendengar ucapan Yoo Joonghyuk yang tiba-tiba itu.

"Dia mengatakan nya, dia berjanji padaku. Ahjumma, aku yakin kau juga tahu bahwa Kim Dok-ja bukan lah seorang yang tidak akan atau berani melupakan janjinya, aku yakin itu. Kita tunggu saja, waktu yang akan membuktikan nya."

"Tidak ada gunanya kita seperti ini, serahkan semuanya pada Kim Dok-ja, dia akan baik-baik saja. Kita cukup menjaga dan memenuhi kebutuhan nya saat ini."

Lee Sookyung mengangguk, dia kembali mengusap wajahnya, menghilangkan air mata yang sedari tadi mengalir-membuat matanya bengkak.

.

.

.

Prank!!!!

"Sialan! Lepaskan aku!"

Sun Wukong memberontak dari cengkeraman Hades dan Lee Hyunsung.

Uriel dan Lee Seolhwa yang sedari tadi berusaha menyuntikkan obat penenang, malah semakin jengah Karna keadaan sekarang ini.

Suasana rumah mereka tidak seperti ketika masih ada Kim Dok-ja. Semenjak dia pergi, candaan anak-anak dan kebisingan tak berfaedah menghilang begitu saja, membuat suasana rumah semakin hening.

Hilangnya sosok Kim Dok-ja, selain membuat orang-orang tertekan, hubungan yang tadinya terjalin erat di antara mereka, malah merenggang begitu saja.

Mereka tak saling menyapa ataupun mengobrol. Mereka satu atap, tapi kenapa rasanya seperti mereka sedang di negara yang berbeda?

'Milikku'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang