[XIX]

549 103 20
                                    

Suara nafas terengah-engah bergema di seluruh ruangan, orang-orang terdiam ketika pria kurus yang tertidur di depannya, bernafas dengan rakus seakan-akan oksigen akan menghilang di detik berikutnya.

Pria itu bergumam pelan, membolak-balikkan wajahnya dengan tidak nyaman. Telapak tangannya terkepal erat, keringat mengucur deras dari kepala dan tubuhnya.

Han Sooyoung yang sedang keluar mencari makanan, di susul oleh Yoo Sangah untuk segera kembali. Lee Jihye, Hyunsung, dan Jung Heewon yang sedang pergi mengurusi urusan mereka, juga di panggil untuk segera kembali.

Aileen dan Lee Seolhwa duduk dengan kaku di samping ranjang rumah sakit. Anak-anak tertidur qqsetelah sebelumnya menangis dengan buruk.

Persephone berjalan mondar-mandir menunggu suaminya.

Derit ranjang terdengar pelan, Aileen mengalihkan pandangannya dan menatap Kim Dok-ja.

Pria kurus itu hampir terjatuh!

"Tuhan! Kenapa pria ini begitu bodoh?"
Aileen menggeram, dia menyeimbangkan kembali posisi tidur Kim Dok-ja. Pria itu meringis, ekspresi nya tidak nyaman ketika kaki nya di angkat.

Lee Seolhwa memandang dengan prihatin, dia  hanya memejamkan matanya, pasrah dnegan keadaan.

Suara pintu berderit terbuka, sosok pria gagah terlihat, dia membawa sesuatu di tangannya.

Aileen beralih memandang pintu, dia menatap sosok yang berada di belakang pria itu.

"Yoo Joonghyuk, siapa di belakang mu?"

Yoo Joonghyuk hanya menatap, dia diam seribu  bahasa. Berjalan menghampiri kursi di samping Kim Dok-ja, menyimpan barang yang dia bawa.

"Makanan." Dan kemudian dia berbalik pergi.

Seorang anak kecil melihat kedalam, sebelum akhirnya mengikuti Yoo Joonghyuk keluar.

Sudut mulut Persephone berkedut, "aku tidak tahu kenapa, tapi aku rasa anak ini cocok dengan tempramen Kim Dok-ja."

Hades yang baru sampai, mengerutkan keningnya, "Kau yakin? Aku rasa itu tidak."

Hades membuka bungkusan yang di simpan Yoo Joonghyuk, dia mengambil satu dan membukanya.

"Sialan, pangsit lagi?" Hades mendecak kesal. Dia tidak mau memakannya, tapi karna sudah terlanjur di buka, dia terpaksa memakannya.

"Bersyukur kita mendapatkan makanan. Aku tidak bisa memberi kalian makanan rumah sakit setiap hari." Lee Seolhwa berkata sambil mengambil satu bungkus dan kemudian memakannya.

Aileen dan yang lainnya mengikuti, mereka kelaparan karna belum makan dari tadi pagi.

..

Jam dinding menunjukkan pukul tiga sore. Mereka masih terdiam menunggu Kim Dok-ja terbangun.

"Aku rasa kita harus meminta bantuan Uriel. Aileen tunggu disini aku akan memanggilnya." Lee Seolhwa beranjak pergi. Aileen mengangguk dan kembali menunduk.

Anak-anak yang baru terbangun, menggosok mata mereka. Lee Gelyoung melamun, begitupun Shin Yoosung. Mereka masih dalam fase pengumpulan nyawa.

Yoo Joonghyuk masuk, dia melihat Kim Dok-ja kemudian duduk disampingnya. Dia memegangi tangannya, kemudian menciumnya dengan lembut.

Aileen menghela nafas. "Andai saat itu kau tidak memaksanya berdiri, aku yakin dia tidak akan seperti ini."

Yoo Joonghyuk mendongak, dia menatap kemudian berkata, "Jika bukan karnaku, kalian tidak akan tahu keadaan Kim Dok-ja yang sebenarnya. Seberapa keras kalian mencoba, pria ini akan selalu merahasiakan nya."

'Milikku'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang