Hitam & Putih

(16) Kembali

Ribuan bintang bersinar terang di gelapnya malam. Ditemani sang rembulan.

Seorang perempuan duduk di kursi balkon rumah sakit, menikmati indahnya malam. Ia sangat menyukai alam. Suasana alam yang sejuk membuat dirinya terbius dan melupakan masalah yang ia alami.

"Sedang menikmati udara malam Nona?" tanya seekor kucing hitam.

"Liam? Ya begitulah," sahutnya.

"Aku ingin memberitahumu, mulai sekarang ku akan selalu ada di sampingmu Nona. Karena aku akan melindungi Nona. Nona bisa bilang kepada suami nona bahwa aku hewan peliharaan baru Nona."

"Dan... satu lagi, rambut Nona akan berubah, karena efek dari penyatuan jiwa." lanjutnya.

"Benarkah?" kaget Adyra.

"Ya Nona, tapi saya tidak tahu akan berubah menjadi warna seperti apa. Jadi tunggu saja nanti," ujar Liam yang meringkuk dengan tubuh kucingnya di samping Adyra.

"Baiklah, huuh..." helaan napas terdengar dari Adyra.

"Kapan Nona akan memberitahukan rahasia yang Nona miliki?" tanya kucing hitam itu lagi.

"Emm, jika waktunya telah tiba dan tepat." Balas Adyra dengan mata yang masih menatap rembulan.

Kucing hitam itu hanya mengangguk sebagai respon walaupun Adyra tidak melihatnya.

***

"Mas, aku rindu rumah, boleh ya aku pulang?" tanya Adyra.

Sudah hampir dua minggu Adyra di rawat di rumah sakit. Wajar jika Adyra merasa bosan dan ingin segera pulang. Dan tentu saja bermesraan dengan suaminya.

"Baiklah, Mas akan konsultasi pada Dokter terlebih dahulu baru kita pulang. Kamu tungggu disini dan jangan kemana-mana," ujar Arfan.

10 Menit kemudian...

"Maaf lama dek, tadi Mas sekalian mengurus administrasi." Sahut Arfan kala memasuki kamar rumah sakit Adyra.

"Yaudah yuk!" semangat Adyra.

Mereka meningalkan rumah sakit itu dan bergegas menuju mansion mereka.

Setibanya di mansion, Adyra turun dari mobil Arfan.

"Mas aku sama kucingku Liam masuk duluan ya ke dalam," ujar Adyra sabaran.

"Iya dek," balas Arfan sambil geleng-geleng kepala, lucu melihat tingkah istrinya yang tak sabaran. Sedangkan Arfan mengambil barang bawaan dari bagasi mobilnya. Dan bergegas masuk menuju ke dalam mansionnya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ia tak melupakan tata krama masuk rumah. Ada atau tidaknya orang di dalam rumah tetap harus mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," balas Adyra.

"Mas aku ke kamar ya, mau mandi terlebih dahulu, sudah hampir dua minggu aku belum mandi. Badanku rasanya lengket-lengket," pamit Adyra sambil membawa barang bawaan dari tangan Arfan. Barang bawaan itu adalah baju kotor Arfan selama menginap di rumah sakit. Jadi ia membawanya sekalian akan mencuci bajunya.

"Iya dek," balas Arfan menuju ruang tamu dan menonton televisi disana. Dan tak lupa kucing hitam Adyra yaitu Liam berada di pangkuan Arfan, ia ikut menonton bersama majikan barunya selain Adyra.

1 jam kemudian

Sudah satu jam Arfan dan Liam menonton TV. Tak lama terdengar teriakan Adyra dari kamar.

"Aaaaa!" teriak Adyra.

Arfan langsung bergegas menuju kamarnya yang ada di lantai dua, dengan pintu bercat putih.

Tok... Tok...

"Sayang ada apa?" tanya Arfan dengan raut muka khawatir.

Ceklek

Pintupun terbuka menampilkan Adyra tanpa hijabnya.

Deg

Deg

Deg

Betapa terkejutnya Arfan sekaligus kagum dengan warna rambut Adyra yang tiba-tiba berubah.

"Mas rambutku, kok bisa seperti ini?" tanya Adyra.

Seharusnya Arfan yang bertanya, bukan Adyra yang bertanya.

"Dek, kamu apakan rambutmu?" tanya Arfan balik.

"Aku tidak tahu Mas, setelah mandi tiba-tiba warna bagian bawah rambutku berubah menjadi setengah perak dan hitam pada bagian atasnya." Ujarnya sedikit murung.

"Ya sudah sekarang kamu pakai hijabmu kembali ya dek, tidak apa-apa. Jangan dipikirkan," ujar Arfan menenangkan sambil mengelus rambut Adyra.

"Cantik kok Masya Allah rambutnya, istriku semakin cantik." sahut Arfan sambil tersenyum lebar.

Adyra tersenyum sebagai balasan, betapa beruntungnya ia memiliki Arfan.

"Setidaknya aku bisa tenang meninggalkan Nona suatu saat nanti, karena sekarang nona telah menemukan kehidupan barunya dengan seseorang yang mencintainya dengan tulus." ujar kucing hitam itu dari luar kamar yang sedari tadi mendengarkan interaksi mereka.

--- TBC ---

Nantikan part selanjutnya ya 😆
Jangan lupa tinggalkan jejak, vote dan commentnya.
Tandain typo jika memang ada, dan boleh memberikan kritik dan sarannya.
Tarima kasih 😊