12. Dimalam Ini, dinginku

305 48 6
                                    

- ✿ -

Acara pernikahan selesai. Juno tidak mau lepas dari pelukan yang Ren berikan, padahal dia ingin berpamitan untuk pulang.

"Bunda, nginap lagi ya? Kalau tidak, Juno mogok makan!" Ancam anak kecil itu yang masih memeluk Ren.

"Bunda mu punya kesibukan lain Juno..." ucap Dona kepada sang cucu.

Disini hanya ada Juno, Ren, sang nenek dan Jeno.

"Juno tidak mau membuka kado milik Om Andy?" Tanya sang ayah, mungkin anaknya akan tertarik dengan bungkusan-bungkusan milik paman anak itu.

"Tidak mau! Tidak mau! Juno mau sama Bunda aja..."

"Satu hari lagi, bisa Ren?" Tanya Dona. Ren berpikir terlebih dahulu.

"Baiklah."

"Hore!!"

[Flashback]

Anna, kerap kali merasa diawasi oleh seseorang.

Sampai kepada pemeriksaan kehamilannya yang masuk bulan ke delapan, dia berhasil memergoki pelakunya. Dengan pergi ke kamar mandi, dia menangkap basah sang pelaku pada bilik tersebut.

Orang itu berjalan menjauhinya. Dengan cekatan, Anna menarik tangan orang itu. Seorang perempuan, memiliki kondisi yang sama sepertinya. Sedang mengandung.

"Kau memata-matai ku?!" ucapnya sedikit keras, membuat beberapa pasang mata memperhatikan mereka.

"Ini salah paham," sergah orang itu.

"Tidak, kau tidak bisa menyangkal! aku sudah menangkap gelagat mu! Tidak mungkin aku salah!" Mungkin karena hormon kehamilan, Anna mudah sekali emosi dan meluap-luap.

Ren, itu Ren.

Masih menggeleng ribut atas penangkapannya. Di depannya, sudah ada Anna, istri dari mantan kekasihnya.

"Aku tidak akan melepaskan mu!" Ucap Anna kembali. Mereka masih ada di rumah sakit dan tanpa sadar membuat keributan.

Dengan keributan yang terjadi, satpam yang berkerja di rumah sakit mencoba melerai dua wanita hamil itu. Yang satu memegang erat tangan lawannya dan satunya mencoba melawannya.

Staf kesehatan yang lain pun ikut memperhatikan mereka. Apalagi yang dekat dengan ruang pemeriksaan tersebut.

"Saya mohon, tolong sudahi semuanya! Kalian tidak kasian dengan calon anak kalian?" Sergah Leo, menemukan sang kekasih yang sedang ribut dengan wanita hamil lainnya.

Padahal, tadi pagi masih meminta izin kepadanya akan pergi ke suatu tempat.

"Dia penguntit!" Ucap Anna dengan tegas sambil melirik tajam Leo. Jarinya lurus menunjuk Ren tanpa gentar. Wanita hamil memang sensitif soal perasaan, membuat Leo sedikit ngeri.

"Kita selesaikan dengan baik-baik, mari ke ruangan saya, kalian berdua bisa selesaikan ini dengan benar dan kepala dingin..." Ucap Leo hati-hati.

Mungkin ini akan menjadi solusi yang terbaik untuk sekarang. Dengan lembut, ia melepaskan tangan Anna dari pergelangan tangan Ren.

Leo hanya menunggu di depan ruangannya, membiarkan kedua orang hamil itu menyelesaikan masalahnya di dalam ruangan. Tentu saja,sudah mewanti-wanti mereka sebelumnya.

"Bagaimana? Sudah selesai?" Tanya Leo, melihat kekasihnya keluar dari ruangannya setelah Anna berlalu pergi lebih dulu.

Ren memeluk Leo, mengangguk dalam pelukan dokter itu. Leo membawa Ren kembali masuk ke dalam ruangannya dan mencoba untuk memberi ketenangan.

Denting ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang