13. Rintik gerimis mengundang

306 52 2
                                    

- ✿ -

"Anna, apa kamu sudah bertemu dengan Jena? Ku harap kalian berbahagia di sana. Maaf... aku belum bisa mengungkap kebenaran yang terjadi, maafkan aku bila ada dendam kepadaku,"

"Aku— sudah bertemu pangeran kecilku..."

Lumayan lama, Ren tidak datang ke sana. Menengok mereka, sepasang ibu dan anak. "Sekarang aku bisa menyentuhnya, bahkan memeluknya,"

"Maafkan aku, sekali lagi maafkan aku..." Ren menangis kembali. Dia masih menyalahkan dirinya sendiri. Tentang dirinya yang mengambil tindakan konyol secara sepihak.

Memberikan anaknya sebagai ganti.

Memberikan Junonya.

Sebuah undangan yang dilangsungkan seminggu lagi membuat kediaman Kusuma geger. Juno lah yang menerima undangan tersebut, tadi siang saat anak itu berkunjung ke toko bunga milik Renai.

Tertera nama lengkap Ren dan seorang bernama Leo. Juno tidak tau apa maksudnya, dia hanya diamanti undangan tersebut untuk diberikan kepada Ayahnya.

"Beneran? Juno dapat ini dari Tante Nai?" Tanya sang ayah.

Juno mengangguk

"Memang itu undangan apa ayah?Bunda ulang tahun?" Tanya Juno penasaran.

Jen memijat pelipisnya, "Bukan ulang tahun, tapi... undangan pernikahan." Jawabnya lesu.

"Sungguh? Wah, dengan siapa ayah?" Berbeda dengan ekspresi wajah ayahnya, Juno nampak antusias. Jeno memberikan undangan yang sudah dia buka kepada Juno, menunjukkan lembar yang berisi nama dari sang pengantin.

"L E O— Leo? Bunda akan menikah dengan Om Leo?"

"Iya."

"Kenapa ayah jadi sedih?" Tanggap si kecil kala melihat raut wajah ayahnya.

"Tidak, ayah hanya lelah..."

"Sungguh?"

Jawabnya adalah senyuman. Meski sulit membuat senyuman saat ini, dia tetap melakukannya. Demi anaknya, agar tidak khawatir.

Tiba-tiba, notifikasi datang dari ponselnya.

"Ayo kita tidur!"

"Belum ngantuk ayah," gerutu bocah itu.

"Sudah malam, ingat loh besok jangan kesiangan. Kalau sampai bangun kesiangan, Ayah tinggal!" Ayah satu anak itu berlari, kearah kamar sang anak sambil membawa ponselnya. Juno yang ditakut-takuti langsung berlari kencang mengikuti sang ayah.

"Sini-sini, kita tidur." Menepuk sisi kasur.

"Malam ini, Juno mau dibacakan cerita atau tidak?" Tanya sang ayah.

"Tidak usah ayah..." Ucapnya sambil memeluk Jeno. 

"Baiklah, sekarang tidur yang nyenyak. Besok kita akan pergi bersama Tante Nai." Ucapnya sambil mengelus punggung anaknya.

"Bersama Bunda?"

"Iya, ayah dapat pesan, mengajak kita pergi piknik. Jadi, Juno harus segera tidur agar besok tidak ayah tinggal!"

"Siap komandan!"



Beberapa saat lalu.

+0xxxxxxxxxx

Halo Jen, ini aku Renai.

Kau bisa menyimpan nomerku. Maaf, aku meminta nomermu kepada Chelin. Besok kau senggang? Jika senggang bisakah kau dan Juno pergi denganku?

+0xxxxxxxxxx

Hanya kita bertiga saja. Semoga saja bisa. Aku akan menunggu kalian di toko bunga besok pagi. Bilang kepada Juno kita akan berpiknik.

- ✿ -

Denting ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang