22 - Wajah Asli.

2.2K 200 18
                                    


*maaf jika typo bertebaran.

Setelah beberapa hari di rawat, sepertinya keadaan Cio sudah jauh lebih baik. Perkembangan kesehatannya juga tak luput dari kehadiran Alvy yang selalu di sisinya beberapa hari terakhir.

Meski Cio belum mengetahui bahwa Xavier adalah ayah kandungnya, tapi kontak batin keduanya memang tidak bisa berbohong.

Cio selalu menanyakan keberadaan Xavier terus menerus.

"Pa, kapan Cio keluar dari rumah sakit? Cio mau pergi ke kebun binatang sama paman Vier! " Cicitnya sambil mengunyah makanan yang Alvy suapkan padanya.

"Sabar sayang, paman Vier juga masih sakit kan? Makanya Cio makan yang banyak, supaya cepat sembuh. Okey?"

Cio pun mengunyah makanan dengan lahap. Ia semakin bersemangat untuk segera sembuh, terlebih jika mengingat janji Xavier untuk mengajaknya melihat binatang bersama.

Dan di tengah-tengah obrolan antara papa dan anak itu ,tiba-tiba Selena datang menemui mereka. Ia masuk membawa sebuah cake ulang tahun, dengan angka 27 di atasnya.

"Vy... " panggilnya, lalu berjalan mendekat.

"Happy birthday." ucapnya sambil tersenyum. Alvy pun membalasnya dengan tersenyum canggung.

Bahkan karena terlalu fokus mengurus Cio, ia sampai lupa ulang tahunnya sendiri.

Sebenarnya Alvy ingin marah pada wanita itu. Terlebih ketika mengingat video full dari kejadian malam itu yang sebenarnya. Bukan video yang di sudah potong seperti yang ia tunjukkan kemarin.

Xavier sudah menunjukkan segala kebenarannya dan Alvy masih tidak menyangka, jika wanita yang ia cintai selama bertahun-tahun tega menjualnya hanya demi uang.

Air matanya lolos seketika. Bukan karena surprise yang Selena berikan ataupun dirinya yang menjadi laki-laki lemah , hanya ia merasa menjadi laki-laki paling bodoh dan semua perlakuan wanita itu padanya sungguh jauh di luar nalarnya sendiri.

Terluka, tentu sangat. Meski seorang laki-laki, dia tetap memiliki hati.

Jika saat ini Alvy bersikap baik, itu karena ada Cio di sana. Ia tidak mau Cio lagi-lagi melihat adegan adu mulut dari kedua orangtuanya.

"Thanks." ucap Alvy singkat.

"Tiup lilinnya." ujar Selena mendekatkan kue itu.

Tanpa memanjatkan wish apapun, Alvy langsung meniupnya dengan mata yang sudah menggenang air mata. Ia benar-benar tidak sanggup menahan sakit hatinya.

Selena memeluknya setelah lilin itu tertiup.

"Hei Cio sayang, gimana rasanya? Sudah jauh lebih baik?"

"Sudah mom." jawab Cio singkat dan Selena langsung memeluk anak itu dengan erat.

"Sudah makan?"

"Sudah ,aku makan banyak hari ini."

"Oh ya? Pintar sekali anak mom." kekeh Selena sambil menarik kecil hidung putranya.

Dari ambang pintu, Xavier meminta Mattew menarik kursi rodanya untuk segera pergi. Ia juga membuang hadiah beserta kue ulang tahun yang tadinya ingin di berikan nya kepada Alvy.

"Sudahlah , cari saja wanita atau laki-laki lain." ucap Mattew tiba-tiba.

"Kalau aku suruh kamu cari wanita atau laki-laki lain selain Rey, kamu mau? Kamu juga di tolak selama empat tahun kan? Dan kamu tetep ngejar dia."

"Ini kasusnya beda! Alvy sudah beristri sedangkan Rey belum, Alvy dulunya straight dan kita tidak tahu apakah dia benar-benar menjadi Gay sepertimu atau memang masih menyukai wanita beda dengan Rey yang memang sudah Gay! Sudahlah, jangan menyakiti hatimu sendiri kawan. "

Mendengar celoteh sahabatnya Xavier hanya diam.

Setelah ia kembali ke ruang rawatnya, ia langsung menelan obat tidur yang selama ini ia pakai untuk mengistirahatkan diri disaat pikirannya kalut.

"Pulanglah Mat, aku tidak butuh ceramah mu."

"Menyerah saja kalau mereka kembali, Cio juga akan bahagia kan? Pikirkan itu."

Xavier langsung terlelap tanpa mau mendengarkan ocehan Mattew. Obat tidur yang ia minum sepertinya sudah merasuk di tubuhnya. Dan mungkin kini, ia sudah berjalan-jalan ke alam mimpi.

Mattew hanya menggeleng melihat kelakuan sahabatnya. Mattew juga ingat betul, dulu disaat orang-tua Xavier bertengkar, obat inilah yang selalu ia minum.

Xavier tidak pernah ingin mendengar pertengkaran itu. Xavier muak lahir di keluarga broken home dengan rumah tangga orang tuanya yang begitu berantakan.

Atau di saat Xavier lagi ada masalah, disaat hati dan pikirannya kacau, ia selalu meminumnya. Dan setelah bertahun-tahun lamannya, Mattew tidak menyangka jika Xavier masih rutin melakukan hal itu.

"Keras kepala dan menyusahkan! Untung sahabat." Dercak Mattew kesal.

Disaat Mattew baru akan keluar dari ruangan, tiba-tiba ia bertemu Alvy yang hendak masuk ke ruang sahabatnya di rawat.

Alvy terlihat membawa kue dan hadiah yang Xavier buang beberapa menit lalu.

"Dia sudah merepotkan ku mencari kue dan hadiah itu semalam. Sebaiknya kau simpan." ucap Mattew, dan Alvy hanya tersenyum dengan sangat kaku.

"Terima kasih."

"Xavier tidur, maaf kalau dia egois memaksa mu. Tapi aku mohon! Jika kamu tidak mencintainya, akhiri saja segera. Apalagi kamu beristri, tidak seharusnya kamu meresponnya." ujar mattew dengan nada dingin kali ini, lalu pergi meninggalkan Alvy yang hanya diam mematung.

Ia masuk ke ruangan Xavier dengan isak tangisnya. Ia merasa hatinya tersayat karena ucapan Mattew, pria yang bahkan tidak ia kenal itu.

"Dia benar Vier, tidak seharusnya aku merespon mu. Tidak seharusnya aku meninggikan egoku dengan mengikuti taruhan itu. Jika itu tidak terjadi... semua pasti masih baik-baik saja."

Ia menggenggam tangan Xavier erat. Berkali-kali Alvy mencium punggung tangannya, serta menatap wajah yang selalu ia rindukan akhir-akhir ini.

"Terima kasih untuk kue ulang tahun, serta hadiahnya. Aku mencintaimu Vier. "

Alvy bangkit untuk mencium sekilas bibirnya, lalu menyelimutinya sampai ke dada. Ia juga melangkah keluar dari ruangan itu.

Dan ketika ia baru saja membuka pintu, Selena sudah berada di hadapannya.

"Mau apalagi?" tanya Alvy dingin, matanya juga menajam menatap wajah wanita itu.

"Aku minta maaf Vy. " ucap Selena.

"Setelah kamu menyakiti ku dan menjual ku ? Sudahlah! Pergilah bersama Hee Jun, laki-laki yang begitu kamu cintai itu. Aku tidak akan melaporkan kalian ke polisi, tapi jangan pernah ganggu hidup aku lagi! Lagipula, perceraian kita hari ini udah sah!"

"Aku tidak akan pernah menganggap sah perceraian itu. Aku tidak peduli! Dan aku tidak akan melepaskan mu! "

Alvy menghempaskan tangan Selena kasar yang memegangi pergelangan tangannya. "Kamu gila Selen! " bentak Alvy keras.

"Kenapa? Kamu benar Vy aku sudah gila ! Aku mencintai mu karena wajah kamu yang tampan dan manis ,aku mencintai kamu karena tubuh kamu yang begitu menggoda untuk para kaum Gay. Banyak sekali pria yang menginginkan mu. Aku selalu menjagamu selama ini, supaya disaat aku butuh uang, aku bisa menjual mu dengan harga mahal. Itulah kenapa aku menerima tawaran mu untuk menikahi ku di saat aku saja tidak pernah menginginkan itu! "

"Bawa dia! " teriak Selena dan tiba-tiba dua orang berbadan besar datang dan menarik kedua tangan Alvy.

Mereka membawa Alvy secara paksa untuk segera pergi dari sana. Ia membawanya menaiki mobil, lalu mengikat tangan dan kakinya dengan kencang.

"Selen!!!! " teriak Alvy namun wanita itu justru tertawa keras.

"Aku bersumpah akan membunuh Hee Jun dan kamu Selen!!!" teriak Alvy lagi.

"Sttt... Silahkan kalau kamu bisa melepaskan ikatan ini sayang... " dan lagi, Selena tertawa keras.

Alvy menatap Selena tak percaya, ternyata inilah wajah asli sang istri yang selama ini ia puja dan ia cintai segenap hidup nya.

To be continued....

XAVIER (BL) - TAMAT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang