Kesurupan

50 8 2
                                    

Vote dan komennya jangan lupa kawan! :D

***

"Andai dipisah... Laut dan pantai... Tak akan goyah gelora cinta... Anjay." Haikal terkekeh geli sembari bersenandung dengan merdu. Pemuda itu kini tengah menunggu teman-temannya selesai berganti pakaian olahraga sebab jam pelajaran olahraga akan segera dimulai. Di samping Haikal ada Jevan yang tengah menggenjreng asal gitar berwarna coklat muda milik Sena –salah satu teman sekelasnya—untuk mencoba mengiringi lagu yang dinyanyikan Haikal.

"Eh, yuk ke lapangan, semuanya udah selesai ganti bajunya!" Teriakan dari Bima ikut menginterupsi kegiatan yang tengah Haikal dan Jevan lakukan. Keduanya buru-buru mengikuti langkah teman-teman mereka untuk ke lapangan.

"Eh, Kal, Jep, bantuin gue bawa bola basker ke lapangan dong! Banyak soalnya." Bima menghentikan langkah kaki Haikal dan Jevan yang akan menuju lapangan. Haikal dan Jevan kompak mengangguk, kemudian mereka mengikuti langkah kaki Bima untuk menuju ruang penyimpanan alat olahraga.

Setelah membawakan bola sebanyak sekitar sembilan buah untuk satu kelas, kemudian ketiganya kembali menuju lapangan untuk menyerahkan bola-bola tersebut. Namun, namanya Haikal dan Jevan pasti tidak kehabisa akal, bukannya segera diberikan pada guru olahraga mereka, mereka malah secara bergantian memainkan bola tersebut sembari berjalan ke lapangan. Hingga saat mereka melewati parkiran guru, Jevan terlalu keras mengoper bola pada Haikal, membuat bola tersebut terlempar keras ke arah salah satu mobil dan menimbulkan suara begitu keras yang disusul dengan suara seperti kaca yang pecah.

"Anjrit kena kaca spion mobil Jev." Haikal memekik kaget, matanya membulat menatap spion mobil berwarna putih yang terkena bola tadi kini pecah.

"Nah, loh! Tanggung jawab tuh!" Haikal dan Jevan terkejut saat seseorang tiba-tiba menghampiri mereka. Seseorang tersebut adalah Kainan.

"Kalian ini suka aneh-aneh, sekolah punya lapangan basket yang luas malah main basket di parkiran yang ada banyak kendaraannya." Omel Kainan.

Jevan dan Haikal hanya terdiam, tetapi kemudian tiba-tiba Haikal tertawa sembari melotot kearah Jevan dan Kainan secara bergantian. Mata Haikal menajam, disusul dengan suara tawa darinya yang begitu menyeramkan. Haikal tiba-tiba ambruk, kemudian ia menggeliat bak orang kesetanan.

"AIING MAUUUUNG..."

"Pak, Haikal kesurupan, Pak!" Jevan berteriak dengan heboh, turut mengundang perhatian orang-orang yang lalu lalang di sekitar parkiran guru. Pak Rudi serta anak-anak XI IPS 1 yang akan memulai pemanasan olahraga mendadak menghentikan kegiatan mereka dan ikut penasaran dengan teriakan dari Jevan.

"Eh, Haikal kenapa itu?" Pak Rudi bertanya dengan khawatir.

"Kesurupan Pak." Ucap Jevan heboh.

"Waduh, ya sudah, ayo bawa ke UKS. Pak Kainan sama Jevan minta tolong bantu saya gotong Haikal. Bima langsung cari Pak Hendri buat ngeruqyah Haikal." Jevan dan Kainan lantas mengangguk dan segera membantu Pak Rudi menggotong tubuh Haikal ke UKS, sedangkan Bima segera berlari mencari pertolongan.

Akibat insiden Haikal yang kesurupan, mendadak anak-anak SMA Harapan Jaya menjadi heboh. Kelas XI IPS 1 sementara jam kosong sampai entah jam berapa nanti. Bima yang tak kunjung datang bersama Pak Hendri membuat Pak Rudi dan Kainan memutuskan berpencar mencari anak itu serta Pak Hendri agar Haikal segera ditolong. Sementara itu Jevan yang bertugas menjaga Haikal di UKS hanya menghembuskan napas lelah setelah Pak Rudi dan Kainan sudah benar-benar pergi jauh dari UKS.

Kainan menatap Haikal yang masih melotot-melotot, kemudian ia menepuk pipi Haikal cukup keras hingga membuat Haikal mengaduh kesakitan.

"Udah pura-puranya, nggak capek mata lo melotot mulu? Mau gue colok?"

Melodi HarmoniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang