Jangan lupa vote dan komennya kawan :D
***
Pagi itu udara begitu dingin, meninggalkan jejak-jejak air berupa embun yang menempel di ujung-ujung dedaunan dan menutupi permukaan halus pada jendela serta kaca-kaca, membuat rasa malas mungkin kini sedang berpesta ria pada semua orang agar tidak meninggalkan kasur dan selimut. Namun, tampaknya hal itu tak berlaku untuk Kainan. Di pagi yang terasa begitu dingin hingga membuat gigi saling bergemeluk itu tak menyurutkan semangat Kainan untuk mengajar. Kainan sudah bangun sedari pukul lima pagi, kemudian ia bergegas mandi, pukul setengah tujuh ia sudah bersiap berangkat ke sekolah, dan tepat sepuluh menit sebelum bel masuk ia sudah berada di lapangan sekolah, di antara kerumunan siswa yang memakai baju putih abu-abu.
Kainan berhenti sejenak memandangi kerumunan itu, tak heran di pagi yang begitu dingin ini lapangan sudah dipenuhi oleh para siswa, mengingat hari ini adalah hari senin, sehingga semua siswa diwajibkan untuk melakukan upacara bendera. Sebagai guru baru, Kainan bergegas untuk ikut bergabung dengan deretan para guru, ia cukup mencolok karena seragam yang ia pakai masih baru, sehingga warnanya terlihat paling masih bagus sendiri.
Setelah selesai mengikuti upacara bendera, semua siswa bergegas untuk masuk kelas mereka masing-masing, sedangkan para guru masuk ke dalam kantor. Untuk menyambut kedatangan Kainan, para guru memutuskan untuk menjeda pembelajaran pertama mereka di hari senin untuk melihat perkenalan yang Kainan lakukan. Walaupun Kainan merupakan anak dari pemilik sekolah, tapi ia meminta kepada orang kepercayaan Ayahnya yang juga merupakan salah satu teknisi yang dimiliki SMA Harapan Jaya, yaitu Thariq untuk merahasiaan identitas aslinya, biar saja Kainan dikenal sebagai alumi SMA Harapan Jaya dan sekarang menjadi guru baru fresh graduate karena Kainan cukup nyaman dengan itu.
Setelah selesai perkenalan, Kainan sedikit-sedikit melirik ke seluruh penjuru kantor guru, mencoba mencari sosok yang seharusnya ada di ruangan itu.
"Pak Kainan cari apa?" Tampaknya gelagat Kainan dibaca oleh Bayu, guru yang mengajar pelajaran bahasa Indonesia yang bangkunya tepat di samping Kainan.
"Um, enggak, Pak. Cuma pengen liat-liat kantor ini aja." Jawab Kainan sesantai mungkin, padahal sudah deg-degan takut dicurigai.
"Oiya Pak Bayu, saya boleh tanya sesuatu, Pak?" Bayu menggeleng.
"Oiya silahkan Pak." Jawab Bayu.
"Begini Pak, saya dulu itu kan punya teman SMA yang katanya mengajar juga di sini, namanya Keisha, tapi kok saya lihat-lihat dia sepertinya tidak ada di sini ya, Pak." Ucap Kainan perlahan. Memang iya, sedari tadi ia mencoba menemukan keberadaan Keisah tapi nihil, ia sama sekali tidak melihat batang hidung perempuan itu. Tidak mungkin Kainan melupakan wajahnya, dari matanya saja Kainan sudah hafal di luar kepala.
"Oh, Bu Keisha ya, Pak. Kalau Bu Keisha sudah dari satu bulan yang lalu pindah, Pak." Jantung Kainan seperti berhenti berdetak. Apakah ini akibat dari kebohongan yang ia buat, hingga ia sia-sia pulang ke Indonesia, ia memutuskan menjadi guru untuk menyusul Keisha, tapi pada akhirnya yang ia susul malah pergi.
"Lah, pindah ke mana, Pak?" Tanya Kainan cukup terkejut. Bayu menggeleng.
"Saya kurang tahu Pak, dengar-dengar kemarin mau meneruskan kuliah kemana gitu, kurang tahu juga jadinya di dalam atau di luar negeri, karena kemarin sebelum resign saya tanya katanya apply ke beberapa kampus, enggak tahu ya saya jadinya keterima di kampus yang mana." Jelas Pak Bayu panjang lebar yang malah semakin membuat suasana Kainan kacau.
"Oalah, begitu ya Pak, sampai sekarang juga belum tahu kabar Bu Keisha, Pak?" Tanya Kainan dengan nafas yang sedikit tercekat karena kecewa. Pak Bayu menggeleng, "kalau saya enggak Pak, soalnya enggak terlalu dekat juga sama Bu Keisha." Jawab Pak Bayu, kemudian guru yang umurnya hanya berjarak dua tahun dari Kainan itu pamit undur diri untuk mengajar, meninggalkan Kainan bersama kenyataan yang begitu menghantam telak dadanya. Kainan mengacak rambutnya frustasi, seketika moodnya langsung memburuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Harmoni
FanficPencarian Kainan pada sosok Keisha Aluna Pratiwi, sosok perempuan yang hingga saat ini masih menjadi pemilik tahta wanita nomor dua setelah Mamanya membawa laki-laki itu bertemu dengan empat anak yang kerap Kainan juluki sebagai 'bocah prik'. Perjan...