Haiii... Malam semuanya. Ini aku bawain bab baru Melodi Harmoni. Happy reading all! :D
Jangan lupa vote komennya ya!
***
Suara alarm di pagi hari itu memecah keheningan. Pemilik kamar bertembok abu-abu masih tampak tenang bergelung di bawah selimut tebalnya, tetapi sesaat kemudian alisnya menyernyit tak suka kala secara lamat-lamat suara berisik memasuki gendang telinganya. Jovan membuka mata, mencari ponselnya yang berbunyi, kemudian mematikannya. Ia mendesah kesal, hari ini hari sabtu, harusnya ia libur tapi oleh Kainan malah diminta untuk datang ke sekolah. Padahal kemarin Haikal sudah mencoba bernegoisasi dengan Kainan agar jangan hari sabtu, tetapi Kainan tetaplah Kainan, ia tetap mempertahankan keinginannya.
Baru saja ia akan memejamkan mata, kedua mata hitam gelapnya kembali ia buka lebar kala mendengar suara seseorang yang tengah menerima telvon di bawah sana. Jovan buru-buru menyibak selimutnya, kemudian dengan gerakan cepat ia masuk dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia tidak jadi kesal pada Kainan, sebab tampaknya pagi ini ia harus segera keluar dari rumah.
Surabaya masih terlalu pagi, tetapi kendaraan sudah mulai ramai. Jevan tahu ia terlalu pagi untuk datang ke sekolah. Pasalnya sekolah masih ditutup, sebab biasanya saat hari sabtu begini sekolah akan dibuka saat pukul delapan pagi, sedangkan ini masih pukul tujuh kurang, itu tandanya masih ada waktu sekitar satu jam tiga puluh menit dari waktu janjian untuk berkumpul di basecamp. Daripada gabut Jevan berpikir sebaiknya ia ke warungnya Bang Iduy saja untuk sarapan.
"Etdah, rajin bener pagi-pagi udah ke sini." Ucap Bang Iduy saat Jevan baru saja menginjakkan kaki ke dalam warungnya.
"Males aja di rumah. Bang kopi item satu, nasi goreng, sama cilok sepuluh ribu."
"Cilok gue jam segini belum mateng, yang lain aja." Ucap Bang Iduy.
"Yaelah Bang, jangan bohong lo." Bang Iduy menghela napas lelah. Ini masih pagi tapi kesabarannya sudah diuji.
"Noh, lo mau makan tepungnya aja?" Tanya Bang Iduy sembari menunjuk ke arah wadah yang berisi adonan untuk membuat cilok. Jevan cengengesan sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Yaudah deh Bang, ciloknya enggak usah." Ucap Jevan pada akhirnya. Bang Iduy hanya memberikan tanda jempol sebagai jawabannya.
Sembari menunggu pesanannya datang, Jevan memutuskan untuk membuka ponselnya. Ia bingung harus melakukan apa, jadi yang ia membuka sosial medianya saja. Jevan berdecak kala jarinya tak sengaja memencet emailnya yang berada di urutan atas, sehingga membuat aplikasi Twitter yang ia buka langsung tersambung dengan akun Twitternya yang lain. Jari-jari Jevan sudah bergerak untuk me-log out akun tersebut, tetapi urung kala ia tak sengaja melihat ikon pesan yang menampakkan notifikasi begitu banyak.
Jevan meneguk ludahnya dalam, ia baru sadar masuk akun Twitternya yang mana. Dengan berat hati dan rasa penasaran yang tinggi, akhirnya Jevan memutuskan untuk membuka fitur pesan tersebut dan mendapati banyaknya chat masuk dari satu akun yang bahkan tanpa Jevan stalk ia sudah tahu akun milik siapa itu.
Jevan ini gue. Gue sekarang balik ke Surabaya, lo apa kabar?
Jevan, lo di mana? Gue kemarin datang ke rumah kita dulu tapi kok lo sama Papa enggak ada di sana sih?
Jevan, lo masih marah sama gue?
Jevan, ayo ketemuan!
Jevan, brengsek banget ya lo. Gue lihat-liat Twitter lo yang ini aktif tapi kenapa lo enggak mau balas chat gue.
Dan masih banyak lagi chat-chat yang Jevan lihat terakhir dikirim enam bulan yang lalu. Jevan mendesah, ia tak bermaksud mengabaikan pesan-pesan itu tapi alarm di otaknya seakan mencegah jari-jarinya untuk membalas pesan-pesan itu. Jevan masih tidak dapat membohongi dirinya sendiri kala menyadari bahwa masih ada perasaan marah dan kecewa untuk pengirim pesan itu. Jevan menggelengkan kepala pelan, daripada ia terus kepikiran dengan pesan tersebut lebih baik ia segera keluar dari akunnya yang itu dan berpindah ke akun Twitternya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Harmoni
FanficPencarian Kainan pada sosok Keisha Aluna Pratiwi, sosok perempuan yang hingga saat ini masih menjadi pemilik tahta wanita nomor dua setelah Mamanya membawa laki-laki itu bertemu dengan empat anak yang kerap Kainan juluki sebagai 'bocah prik'. Perjan...