Time to Start

97 8 5
                                    

Haloo... Malam semuanya :D 

Aku bawain part baru nih. Maaf baru update gais, praktikum di kampus sangatlah padat wkwkwkwk... 

Jangan lupa besok NCT Dream cb loh kawan xixixixi... 

Oke, jangan lupa vote dan komennya ya! Happy reading all!

***

Saat pertama kali Hana menginjakkan kaki di lab komputer ia sudah diberondongi pertanyaan oleh Kainan, Rafa, dan Haikal mengenai chat yang tak sengaja ia kirim di grup. Hana pun dengan perasaan malu akhirnya menjelaskan kejadian yang menimpa dirinya itu.

"Jadi begitu Pak, sebenarnya saya ndak sengaja mengirim chat itu." Ucap Hana menutup cerita darinya. Kainan, Rafa, dan Haikal kompak menghela nafas lega. Untungnya Jevan datang di saat yang tepat, sehingga ia bisa membantu Hana mengusir ular itu. Kainan bergidik ngeri membayangkan Hana yang harus membunuh ular itu sendirian. Ya kalau ular itu berhasil dibunuh, kalau tidak dan jadi menyerang Hana bagaimana? Ah, Kainan tidak bisa membayangkannya.

"Untung aja Jevan datang tepat waktu, syukurlah kamu dan Jevan enggak diserang ular itu." Ucap Kainan dengan penuh syukur yang disetujui oleh semua anak didiknya yang ada di sana.

"Iya Pak, alhamdulillah saya sama Jevan enggak kenapa-napa." Jawab Hana.

"Ya sudah, kalau begitu bisa kita mulai ya rapat kita mengenai band hari ini. Nah, pertama-tama kita harus punya leader dulu buat band kita. Karena saya belum lama kenal kalian, jadi saya serahkan kepada kalian kira-kira dari kalian berempat ini yang berpotensi menjadi leader siapa?" Kainan menatap anak didiknya itu satu per satu, sedangkan yang ditatap sontak langsung melirik ke arah Rafa.

"Kalau kata saya Rafa aja sih Pak, kan dia ketua kelas, sudah pasti punya jiwa kepemimpinan." Rafa berdecih. "Punya jiwa kepemimpinan apaan, orang gue ditunjuk jadi ketua kelas gara-gara cowok di kelas gue enggak ada yang mau jadi ketua." Hana sontak tertawa, ia jadi ingat kala pemilihan ketua kelas XI MIPA 1 yang begitu rusuh dulu.

"Kasihan, dijadiin tumbal ya lo." Haikal tertawa mengejek, sedangkan Rafa mendengus.

"Jangan saya deh Pak, saya sepulang sekolah sudah pusing kerja, kalau jadi leader band tambah pusing nanti kepala saya." Ucap Rafa memohon yang membuat ketiga temannya yang lain sontak diam, memang jika mereka bertiga membayangkan menjadi Rafa pasti sudah ingin menyerah mengingat sepulang sekolah harus kerja, kemudian malam harinya harus belajar untuk pelajaran esok hari, belum nanti mereka pastinya akan banyak melakukan latihan untuk band juga nantinya.

"Ya sudah, terus siapa?" Haikal, Rafa, Jevan, dan Hana sontak diam. Kemudian suara nyaring dari Haikal memecah keheningan yang mereka buat.

"Jevan saja Pak."

"Lah kok gue?" Jevan terkejut.

"Dia punya pengalaman jadi ketua Pak, percaya sama saya." Ucap Haikal dengan penuh keyakinan.

"Eh, jangan ngadi-ngadi lo, Kal!" Jevan berucap tak terima.

"Kapan gue ngadi-ngadi? Lo sendiri kan yang pernah bilang jadi ketua kelas pas TK sama waktu SD kelas 1?" Bukan hanya Jevan yang menganga dengan jawaban Haikal, tetapi Rafa, Hana, dan pastinya Kainan juga. Jevan jadi mendadak menyesal sudah pernah dengan percaya dirinya saat ditanya oleh kakak kelas waktu ospek kelas 10 kemarin mengatakan bahwa salah satu pengalaman kepemimpinannya ialah menjadi ketua kelas dua periode selama TK dan satu periode saat kelas 1 SD.

"Itu gue ngarang anying! Kok lo percaya sih?" Tanya Jevan heran.

"Ya gima—"

"Oke, leader kalian Jevan." Dan pada akhirnya Kainan memutuskan, membuat Haikal bersorak girang karena ia terbebas dari kandidat menjadi leader.

Melodi HarmoniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang