Dah, ini udah update ke 3 malam ini. Jangan lupa vote komennya yawww
***
Kehidupan Jevan saat kecil sama seperti anak-anak pada umumnya, ia akan bangun pukul enam pagi, berangkat ke taman kanak-kanak bersama kembarannya, lalu bermain bersama teman-teman satu kompleknya hingga tubuhnya terasa begitu lelah dan baru saat itu ia akan mengajak kembarannya untuk pulang ke rumah. Kemudian saat libur tiba, ia, Ethan, dan kedua orang tuanya akan berlibur ke suatu tempat untuk menghabiskan waktu bersama.
Namun, sayangnya saat ia menginjak masuk ke sekolah dasar, kehidupannya mendadak berubah. Saat libur tiba sang Papa akan menghabiskan waktu di kantor atau sang Mama akan tiba-tiba meminta izin meninggalkannya bersama Ethan dan sang Papa untuk pergi ke rumah sang nenek untuk membersihkan rumah nenek yang sudah lama tidak dihuni –karena kakek dan nenek Jevan sudah meninggal— dan tidak mengajak dirinya dan Ethan untuk ikut serta. Pada saat itu Jevan berpikir jika hal itu biasa saja. Hingga suatu hari, saat Jevan dihadapkan oleh ketidaksengajaan akhirnya ia sadar jika sang Mama tidak benar-benar ke rumah neneknya sendirian, melainkan bersama seseorang yang sama sekali tidak Jevan kenal.
Kala itu Jevan hanya iseng saja sebenarnya, ia yang waktu itu berusia tujuh tahun diam-diam mengikuti sang Mama yang bersiap berangkat ke rumah nenek menggunakan taksi, Jevan pikir Mamanya benar-benar mencari taksi di depan gerbang kompleks perumahannya, tetapi nyatanya sang Mama tengah menunggu sosok laki-laki asing yang di masa kini sudah sah menjadi suami Mamanya. Dan beberapa hari setelah itu, kedua orang tua Jevan bertengkar begitu hebat hingga membuat Papa memaksa Jevan tetap tinggal dengannya dan melihat Ethan menangis keras dalam pelukan sang Mama yang tengah menggeret koper yang besar.
Sejak saat itu Jevan mengerti bahwa hidupnya tidak akan sama lagi. Pada akhirnya Jevan mengerti jika penghianatan yang dilakukan sang Mama tak hanya memberikan dampak besar untuk kehidupan sang Papa, tetapi juga dengannya. Papa Jevan yang sibuk mengharuskan Jevan untuk dewasa sendiri. Tak ada yang bisa Jevan andalkan di rumahnya sendiri –kecuali Bibi Ana— yang sudah merawatnya sedari kecil.
Tahun-tahun berlalu, tanpa Jevan sadari hampir separuh hidupnya ia jalani dalam kesendirian. Hidup Jevan tampak terasa begitu berubah, kecuali sifat tempramen dan diktator sang Papa. Selama selang waktu yang Jevan habiskan tanpa sosok Mama dan Ethan, Jevan sama sekali tidak sekalipun bisa bertemu kedua sosok itu. Jevan selalu merasa kesal ketika teringat ucapan-ucapan sang Mama yang mengatakan bahwa akan mengunjungi Jevan tiap satu minggu sekali di hari libur dan membawa Ethan juga untuk bertemu dengannya, tetapi nyatanya hanya ada angin yang membawa debu masuk ke dalam rumah tiap kali Jevan membuka lebar pintu rumahnya untuk bersiap menyambut kedatangan Mama dan Ethan. Bahkan pernah satu hari di hari minggu akhir bulan Februari, Jevan memaksa Bibi Ana untuk tidak menutup pintu depan rumahnya barang satu menit saja karena ia takut saat Mama dan Ethan datang, ia dikira tidak ada di rumah. Namun, sayangnya lagi-lagi itu semua hanya percuma. Tak ada yang datang ke rumah di hari itu.
Sejak saat itu Jevan tidak pernah berniat membuka pintu rumahnya lama-lama lagi, entah di hari biasa maupun saat di hari libur. Sebab, Jevan tahu, hanya ada kekecewaanlah yang nantinya mampir dalam hatinya yang sudah terluka.
Kemudian, suatu hari semesta baru mau memberikan jawaban atas harapan yang dulu selalu Jevan inginkan –yaitu bertemu dengan Ethan jika memang sang Mama sudah tidak menginginkannya lagi. Di satu pagi yang dingin –yang bahkan jalanan masih tertutup kabut— Jevan mendadak dipertontonkan dengan hal yang begitu menyesakkan dadanya. Di antara anak-anak baru peserta MOS SMA Harapan Jaya yang tengah berjejer di depan gerbang sekolah, ujung mata Jevan melirik ke arah gerbang depan SMA Tunas Bangsa yang hari itu juga ramai dengan anak baru seperti dirinya, Jevan menangkap sosok yang begitu mirip dengannya. Walaupun bertahun-tahun telah berlalu, walaupun bertahun-tahun Jevan tidak melihat wajah dan mendengar suaranya lagi, tetapi Jevan tidak dapat melupakan dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Harmoni
FanfictionPencarian Kainan pada sosok Keisha Aluna Pratiwi, sosok perempuan yang hingga saat ini masih menjadi pemilik tahta wanita nomor dua setelah Mamanya membawa laki-laki itu bertemu dengan empat anak yang kerap Kainan juluki sebagai 'bocah prik'. Perjan...