Jatuh hati sama orang yang tepat adalah hal yang paling banyak di harapkan orang. Dan dari banyaknya orang yang berharap, aku menjadi salah satunya.
Dan kau ada, di antara milran manusia.
Dan ku bisa dengan radar ku, menemukan mu.Bait lagu Maudy Ayunda-Perahu Kertas- adalah lagu yang pas untuk menggambarkan bagaimana aku menemukan cinta itu.
Dari miliaran manusia itu, aku menemukan Anathan. Jatuh hati pada lelaki pemilik sejuta tawa, pemilik senyum seindah langitan, pada lelaki pemilik tawa merdu.
Aku menyukai dari cara ia tersenyum, senyumnya yang membuat aku jatuh cinta pada lelaki elok sepertinya.
Ia mengubah cara pandang ku terhadap dunia yang selalu ku anggap buruk. Katanya, "Dunia itu engga selalu jahat. Mungkin jahatnya dunia terhadap kamu itu untuk membentuk kamu menjadi manusia yang lebih kuat."
Rencana Tuhan ternyata tidak bisa di tebak, tahun lalu menjadi hari paling kelam dalam hidup ku, sesuai janji pria itu padaku akan menjadi pelangi yang membuat hidup jadi berwarna benar adanya.
Aku menjadi orang yang jauh lebih bahagia setelah bersamanya, aku tidak menyangka pertemuan yang singkat itu menjadi pertemuan yang bahagia. Aku berterimakasih pada Tuhan karna menghadirkan dia untuk aku yang rapuh kala itu.
'Aku harap Tuhan berikan aku pundak yang kuat untuk tetap berdiri tegap, dan pundak seseorang yang dapat ku jadikan sandaran agar tak terlalu rapuh'
Seperti pinta ku kala itu, Tuhan kabulkan keinganan ku. Nathan menjadi orang yang banyak memberikan kebahagian, menghapus banyak luka, memberikan sejuta tawa dalam hidup ku. Dia bener, "Akan ada pelangi setelah hujan."
Dan kamu adalah pelangi itu Anathan.
Malaikat dalam sebuah perjalanan hidup ku.
Kelas ku sudah usai sejam yang lalu, Ruang Terbuka Hijau depan falkultas hari ini tampak hijau sekali. Aku mendudukkan diri disana, seorang diri.
Ku rebahkan kepala ku di atas meja. Ku pejamkan mata ku sejenak guna menghilangkan kantuk yang tiba-tiba mendera.
Cahaya yang menerpa wajah ku tiba-tiba saja redup. Saat ku buka mata ku, ku dapati Nathan berdiri menghalangi cahaya itu. Ia tersenyum hangat.
Duduk ku berubah tegak sembari mengucek mata ku, Nathan sudah berada di sebelah ku. Ia usak lembut pucuk kepala ku, membuat aku sedikit kesal.
"Berantakan lagi rambutku," protes ku, yang membuat Nathan terkekeh. Ia sisir kembali surai panjang ku dengan jemarinya.
"Jadi ke toko buku?" Aku bertanya lebih dulu. Bisa saja dia lupa dengan agenda yang sudah di janjikan jauh hari.
Nathan mengangguk, ia menyelipkan pinggiran poni ku yang sudah hampir memanjang ke daun telinga ku. Tidak selesai juga dari tadi memainkan rambutku.
"Ya udah, ayo!." Seru ku, aku berdiri lebih dulu. Semangat sekali kalau harus berkunjung ke toko buku, terlebih lagi berdua dengannya.
"Ayo." Jawabnya, dan merangkul bahu ku.
***
"Dulu kamu nabrak aku di sini, ni." Katanya, dan berdiri tepat di tempat itu.
Aku tertawa kecil, kembali mengingat kejadian yang telah lampau itu, "Dulu kamu di kira Zura bisu loh."
Nathan mengerjap, "Ohh ya? Kok bisa?" Serunya.
Aku menganguk singkat, "Karna pas aku nabrak kamu, kamu diam doang. Terus cuma ngangguk aja, mana mukanya galak bener."
Nathan tertawa pelan, lucu juga bila mengingat awal pertemuan yang engga terduga itu, "Waktu itu aku buru-buru banget. Maaf ya," Katanya dan menoleh ke arah ku.
"Udah telat banget." Gurau ku dan menarik lengannya, "Udah yuk buruan pulang."
Siapa sangka pertemuan di toko buku waktu itu menjadi pertemuan yang menyenangkan.
Nathan menghantarkan ku pada bahagia yang kini ku ketahui artinya. Padanya aku mengerti bahwa hidup itu tidak terlalu buruk.
Swastamita di cakrawala akan segera menghampiri peristirahatannya. Langit yang tadinya membiru, kini sudah mengorens di atas sana. Lukisan indah dari Tuhan yang sangat kami sukai.
Usai dari toko buku tadi, kami menyempatkan diri untuk singgah ketepi pantai.
"Satu hal yang ingin kamu benamkan, Ya." Kata Nathan dan menoleh ke arah ku.
Ku tatap sosoknya yang kini menjulang tinggi di samping ku, "Apa ya?!" Kata ku, dan mengetukan telunjuk di daguku. Berpikir sejenak hal apa yang harus di benamkan bersama matahari itu.
Aku tarik nafas panjang dan ku buang perlahan, "Aku harap kesedihan ku, luka ku, dan semua hal buruk yang terjadi di hidupku hilang. Aku berahap takdir ku selalu baik, sampai aku menyelesaikan tugas ku di dunia ini."
Nathan merangkul, ia usap lembut pucuk kepala ku. "Mari bersama-sama kita ukir bahagia itu, Ya. Aku akan selalu ada buat nemanin kamu dalam keadaan apa pun."
Mata ku berkaca-kaca, bahagia sekali kalau terus berada di dekat lelaki ini, "Aku pun, akan selalu ada buat kamu Nathan."
🌧
Happy eid mubarak💗🕌
Uang thrnya jangan lupa di tabung sendiri yaa! Kalau di tabung ke emak itu invetasi bodong Hahahaah.
Mohon maaf lahir bathin🙏💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Dan Pelangi [END]
Ficção AdolescenteUntuk dia pemberi tawa namun menyimpan banyak luka. "Jia, kebahagian itu cuma diri kamu sendiri yang bisa ciptakan bukan orang lain."-Nathan. "Tapi kamu kebahagian aku."- Kezia. ©Gemimi08, 2022 Start: 25 Mei 2022- 24 Maret 2023(Rewrite) Finish: 17 J...