35. 00.05

174 38 1
                                    

Nathan❤

Good night sayang aku

Makasih ya buat hari ini. Tempat tadi adalah tempat yang paling cantik yang pernah aku kunjungi. Aku suka banget sama pantai tadi, besok-besok kalau ada waktu lagi kita kesana yaaa😉

Nathan makasih ya udah jadi salah satu orang yang buat aku bahagia, ya walaupun kamu bilang kebahagian itu kita sendiri yang ciptakan tapi menurut ku, tanpa kamu aku juga ga akan pernah sebahagia ini.

Makasih udah jadi kekasih hati yang terbaik yang pernah aku punya, kamu lelaki hebat yang ku kenal setelah Papa dan bang Iyan hehehe.

Nathan kamu baik banget deh, aku makin sayang sama kamu. Makasih udah jadi rumah buat aku untuk pulang, makasih udah berikan kehangatan untuk hidup aku yang dingin ini. Semenjak sama kamu aku jadi bisa rasain kasih sayang seorang ibu. Bunda kamu, aku sayang sama dia.

Makasih pokoknya buat semua kebahagian yang kamu berikan sama aku, dari kamu aku banyak belajar mulai dari hal sederhana sampai yang paling terpenting dalam hidupku.

Nathan ayo entar udah lulus kuliah kita nikah aja heheheh

Nathan kamu udah tidur ya??

Besok pagi kalau baca chat aku jangan ketawa awas aja ketawa!! Entar aku merajuk loh.

Good night sayang ku. Selamat bobo dan mimpi indah.

Seutas pesan yang ku kirim malam itu, saat hujan deras jatuh membasahi bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seutas pesan yang ku kirim malam itu, saat hujan deras jatuh membasahi bumi. Saat itu pula air mata ku tumpah ruah tak kalah derasnnya dengan hujan di luar sana.

Pukul 00.05, setengah jam sesudah semua pesan itu terkirim, pesan yang tak akan pernah di balas, bahkan tak akan pernah di baca lagi oleh pemiliknya.

Dia pergi tanpa kata pamit sedikitpun.

Dia pergi meninggalkan ku sendirian.

Kebahagian yang selalu aku cintai, kebahagian yang takut hilang. Kini dia benar-benar hilang dalam hidup ku, tak akan pernah kembali. Sekuat apapun aku menyuruhnya kembali dia tak akan pernah datang lagi.

Dengan tubuh yang bergetar dan isak tangis yang begitu pilu, mengisi kekosongan rumah yang tak pernah ramai ini.

"Bilang sama aku sekarang kalau semua ini bohongkan?!" teriak ku, pada abang lelaki ku itu.

"Bang, bangunin aku...aku mimpikan ini?"

"ABANGGG, TOLONG BANGUNIN AKU...AKU MIMPIKAN INI...?!" Suara ku meninggi dan sangat begitu bergetar.

"Ya." Panggilnya dan mendekap kuat tubuh ku, "Kuat dek, kamu yang kuat yaa, sabar ini ujian lagi dari yang kuasa. Semuanya benar kamu ga mimpi."

Dengan tangis yang begitu pilu dan air mata yang tumpah tak beraturan, tangis itu kembali lagi. Luka yang sudah mulai membaik itu, kini ia terbuka lagi lebih besar daripada luka sebelumnya.

Kemana harus ku cari lagi obatnya?

Dimana bisa di temukan? Seseorang tolong bilang pada ku, dimana  harus aku cari?

Di rumah Nathan...

"Bunda, Kezia cuma mimpikan ya,Bund?" ucap ku, dan menatap netra perempuan parubaya itu, menanti sebuah jawaban bahwasannya ini cuma bunga tidur ku.

"Yang di depan Jia bukan Nathan kan, bund? Jia mimpinya serem banget bunda. " isak ku.

Perempuan itu tersenyum tipis dan memeluk ku begitu erat, ia mengelus pelan sulai legam ku, "Jia ga mimpi, Nak. Semuanya nyata iklas kan Nathan ya biar dia tenang?"

Rauang itu semakin menjadi. Ruang yang di isi suasana pilu ini semakin dingin.

Awalnya ku kira semuanya hanya sebuah mimpi tidur, tapi saat tubuh lelaki itu kaku di depan mata ku dengan wajahnya yang pucat pasi, disaat itu seluruh dunia ku hancur lagi.

Dia yang selalu ku tahan untuk tidak pergi, tapi nyatanya dia pergi untuk selamanya.

Takdir Tuhan sangat lucu dalam hidup ku. Dia buat aku bahagia, sebahagianya sampai setiap doa yang aku haturkan hanya perihal dia yang ku tak mau kehilang.

Setiap doa ku hanya tentang dia yang ku dambakan dalam hidup ku. Meminta dia menjadi takdir ku, tapi nyatanya sekarang dia hanya benar-benar hadir tanpa menjadi takdir.

Tuhan tolong kenapa kisah ini harus terjadi pada ku!!!

"Bunda...Jia salah apa Nathan kok ninggalin Jia, Bund?" ucapku masih terisak di dalam dekapannya.

"Jia ga salah apa-apa. Semuanya udah kehendak Tuhan, Nak. " Katanya menepuk-nepuk pelan punggung ku.

"Bunda.. mimpi Jia serem bund. Tolong bangunin." Kata ku lagi, masih tidak percaya dengan kejadian malam ini.

"Jia." Perempuan itu melepaskan pelukannya, ia menegapkan bahu ku yang rasanya tidak sanggup untuk tegap lagi. "Hai sayang, ini beneran kamu ga mimpi. Yang di depan kamu sekarang itu beneran Nathan, laki-laki yang sangat berharga dalam hidup kamu, anak bunda yang selalu kamu cintai." Ucapnya masih dengan senyum tipis. Perempuan itu sungguh kuat di saat seperti ini, ia masih bisa tersenyum. Seolah dia memang sudah menerima dari lama perihal kematian sang putra.

"Ikhlasin, Nak. Biar Nathan tenang di sana."

Dunia ku terasa hitam semua berputar begitu cepat, badan ku tak sanggup lagi menopang beban. Ia ambruk seketika.

"Kezia...Kezia..kezia." Panggilan nama ku terdengar sayup-sayup, setelah itu ilang tanpa terdengar lagi.

🌧

Semoga sampai sini cerita masih ada feelnya ya, aku ga bosan-bosan bilang terimakasih sama kalian semua yang udah mampir disini, yang udah vote dan komen. Terimakasih juga buat yang udah mampir walaupun tidak vote heheheh.

Tolong banget dong votenya, vote itu sangat berharga buat aku. Biar makin semangat nulisnya!!

Makasih ya...sekali lagi maaf telat update!!

Hujan Dan Pelangi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang