Hanya Tuhan lah yang tau perihal Jodoh, Rezeki dan Maut.
.
.Matahari bersinar sangat terik di luar sana. Nathan berjalan cepat memasuki gedung rumah sakit, hari ini jadwal controlnya. Kebetulan hari ini minggu, lelaki itu di temanin sang bunda.
"Aku tau bunda semuanya percuma." Nathan pandang ujung sepatunya dengan perasaan hancur.
"Ga ada yang percuma, kita usaha buat kesembuah kamu." Bunda mengepal erat jemari sang putra, memberikan kekuatan untuknya.
Nathan mengangkat kepalanya, dan menatap sendu kepada sang bunda, "Tapi dokter udah vonis berapa lama aku bisa bertahan." lirihnya.
Bundanya tersenyumdan mengelus lembut kepala sang putra, "Jodoh, rezeki, maut cuma tuhan yang tau." Katanya.
Ting
Pintu lift baru saja terbuka, mereka berdua berjalan menuju ruang ongkologi.
Sebenarnya Nathan ingin menyerah, tetapi dia berfikir bagaimana keadaan nantinya orang-orang yang akan dia tinggalkan terlebih lagi Kezia, gadis itu mungkin akan meraung-raung kesedihan. Ia tau Kezia pasti akan sangat hancur hatinya, Nathan tidak ingin gadis itu hancur untuk yang kedua kalinya.
***
Harusnya hari ini aku duduk santai menikmati akhir pekan yang indah sembari menonton drama korea yang dua episode lagi selesai ku tamatkan. Tetapi nasib ku malang sekali, acara santai ku itu gagal. Hari ini kami berlima sudah berjanji akan belajar bersama di cafe bang Anggi yang baru buka satu minggu lalu.
Aku berangkat sendiri menggunakan ojek onlein, setibanya di cafe itu mereka sudah berkumpul di sana.
"Nathan mana? kok lo sendiri?" tanya Rafa padaku.
Aku mengambil duduk di kursi kosong di depan Rafa, menaruh totebag dan mengeluarkan laptop di dalamnya.
"Engga tau, tadi gue di suruh duluan," kata ku.
"Ga lo tanya, dia dimana gitu?" tanya Juna penasaran.
"Engga...jelas tadi kalian suruh gue buruan ke sini, jadi gue ga sempat chat Nathan buat nanya," jelas ku.
Mereka hanya mengangguk saja.
Banyak yang bilang Kezia itu terlalu bodoh amat dengan hubungnya. Dia terlalu mengacuh Nathan, tapi nyatanya tidak begitu. Ia adalah sosok yang sangat perhatian dan selalu menjaga sebuah hubungan. Sudah hampir dua tahun semuanya berjalan, hubungan itu damai walaupun ada sedikit pertengkaran yang selalu di dahului olehnya. Mungkin sudah beribu kalimat putus yang Kezia lontarkan untuk Nathan, tetapi pria itu tidak pernah menggubrisnya.
Nathan sosok lelaki sabar yang banyak di idamkan wanita, dia begitu mencintai gadisnya. Cintanya tak pernah main-main sekali menyatakan cinta maka akan selalu ia jaga. Kezia termasuk perempuan yang sangat beruntung.
"Sorry telat ada urusan dikit tadi." Nathan datang dan mengambil duduk pas di sebelah kezia.
Kezia langsung membalikkan badannya, memandang Nathan yg kini sudah ada di sebelahnya.
"Kok pucet? Kamu sakit ya?" Aku memegang dahi Nathan dengan wajah khawatir.
Nathan menggeleng cepat dan menurunkan telapak tangan ku, "Sehat kok, emng pucet banget ya?"
Kezia mengangguk.
"Kalau lo sakit istirahat aja deh, Nath. Ini juga ga penting-penting banget." ucap Rafa.
"Gue sehat kok, mungkin tadi telat makan." Sanggahnya.
"Pulang aja ayo. Perasaan aku ga enak, kamu bohongkan?" tanya kezia menatapnya sangat khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Dan Pelangi [END]
Teen FictionUntuk dia pemberi tawa namun menyimpan banyak luka. "Jia, kebahagian itu cuma diri kamu sendiri yang bisa ciptakan bukan orang lain."-Nathan. "Tapi kamu kebahagian aku."- Kezia. ©Gemimi08, 2022 Start: 25 Mei 2022- 24 Maret 2023(Rewrite) Finish: 17 J...