40. END- Kado Yang Tak Terlupakan✏️

212 35 1
                                    

🎵Bawa dia kembali🎵
-Mahalini-

🎵Bawa dia kembali🎵-Mahalini-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"

Selamat ulang tahun kekasih hati ku. Selamat menua dan semakin dewasa ya. Maaf aku ga ada lagi disisi kamu saat usia kamu bertambah. kadonya udah aku titipkan ke Bunda. Sehat selalu, jangan nangisin aku terus."

"Eitss... sebelum tiup lilin mari berdoa dulu."

"Doa aku semoga Tuhan kasih tempat yang terbaik buat kamu, dan Tuhan ga ngapus rasa cinta aku sama kamu dan semoga aku sehat selalu."

Lilin itu padam sesaat kami hembus bersamaan. Vidio itu terpause dengan senyumnya yang masih cantik sekali.

"Aku kangen kamu. Makasih ya Nathan." Aku berusaha menarik sebuah senyuman dan memandanginya yang masih tersenyum di layar lcd itu.

Ada tiga file yang tersimpan di flashdisk itu, pertama soal pengakuan tentang penyakitnya, kedua ucapan ulang tahun untuk ku dan ketiga sebuah mainan piano yang begitu indah. Yang kini menjadi peneman hari-hari ku setelah seminggu kepergiannya.

Dulu awal april datang menghampiri ku, aku meminta Tuhan agar diberikan kado yang tak terlupakan dalam hidup ku. Tuhan memberikan kado itu, tapi nyatanya bukan sebuah kado yang indah melainkan sebuah kado yang saat pahit.

Kepergian Nathan adalah sebuah cambuk kehancuran dalam hidup ku.

Aku salah mendefinisikan kamu sebagai pelangi dalam hidup ku, sebab indah mu hanya sesaat.

Masih mending dengan senja, dia pasti datang setelah matahari terbenam walaupun harus menanti dua puluh empat jam lamanya.

Hadir kamu dalam hidup ku sudah banyak membantu aku merasakan sebuah kebahagia, walaupun kebahagia itu tidak abadi bersama ku.

Aku terlalu takut kehilangan semua kebahagian itu hingga Tuhan ambil kembali semuanya.

Aku terlalu memeluk kebahagian itu sampai-sampai Tuhan beri cobaan seperti ini.

Pernah dahulu aku mendengar kalimat ini, "Nyatanya apa yang terlalu kita geganggam maka itu yang akan cepat terlepas." Sama halnya seperti kebahagian yang terlalu kuat ku genggam sehingga ia pergi begitu cepat.

Aku tidak menyalahkan takdir karna takdir itu sudah tertulis pasti di garis takdir ku.

Tapi perihal mengiklaskanya begitu saja, belum bisa ku terima kepergiannya. Aku masih marah pada takdir yang tak kunjung memihak pada ku.

Kenapa kisah memilukan terus terjadi di hidup ku? Apa anak manusia satu ini tidak berhak bahagia?

Malam ini, rumah ku yang biasanya sepi kini ramai, seolah mereka datang mengisi kekosongan hati ku.

Hujan Dan Pelangi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang