32.Menjauh Untuk Berdamai✏️

122 44 0
                                    

Jiay🩷

"Kelas kamu udah selesai?"


"Belom, bentar lagi."


"Entar kalau udah selesai kabarin aku, aku jemput depan kelas kamu."


"Siap, bro."
||

"Kezia tau?"

Nathan mengenggeleng sembari tersenyum tipis.

"Kok ga di kasih tau?" Tanyanya sekali lagi.

Sudah pasti ia akan selalu mendapat pertanyaan yang sama saat ia mengakui apa yang terjadi sebenarnya.

"Karna gue ga mau dia terluka." jawab Nathan dengan tatapan nelangsa.

Keheningan menerpa dua anak manusia ini, baik Zura maupun Nathan sama-sama terdiam. Pikiran mereka berkecamuk entah kemana. Terlebih lagi Zura, perempuan itu terkejut dengan apa yang terjadi.

"Nathan." Panggilnya, Yang di panggil balik menatap sumber suara.

"Justru hal yang kayak gini bikin dia tambah luka, saran gue lebih baik lo jujur sama dia." Zura tatap mata sayu Nathan yang kini banyak sekali kekhawatiran dari mata itu. Tatapan cerah yang selalu Nathan binarkan, entah sejak kapan sudah hilang. Rasanya aneh saat menatap netra hitam itu.

"Gue udah pernah kepikiran buat kasih tau dia waktu itu, tapi saat gue bahas soal kematian depan dia, dia hancur. Gue liat didepan mata gue sendiri Jia nangis sejadi-jadinya dan nyakiti diri dia sendiri. Gue ga tega liat orang yang gue sayang kayak gitu." Jelasnya.

"Iya gue paham, tapi kalau Kezia tau terakhir. Dia bakalan lebih hancur dari pada yang lo duga. Kezia mungkin berpendapat kalau lo terlalu nutup diri dari dia."

"Gue bingung." Nathan tertunduk. Sampai saat ini Nathan bingung harus di mulai dari mana ia akan menjelaskannya. Semua terasa rumit, Nathan pikir ini semua tidak perlu di jelaskan karna ia yakin, ia akan baik-baik saja.

Keadaan menghening, mereka asik pada pikiran mereka sendiri. Zura masih sulit menterjemahkan apa yang terjadi. Ia takut kalau Kezia akan kembali seperti dulu.

Zura kembali bersuara, "Siapa aja yang tau?"

"Orang tua gue, lo, dan Rafa itu aja." 

Ting...

Sebuah notifikasi masuk ke handphone Nathan.

Jiay🩷

Aku udah siap kelas
Kamu dimana?

RTH
Aku otw..

"Zura," panggilnya.

"Hmm."

"Rahasiain ya dari Kezia." Katanya, dan menepuk pelan bahu Zura.

Zura hanya mengangguk. Apa lagi yang bisa gadis itu lakukan kalau tidak tutup mulut saja?

Nathan berjalan menjauh hadapannya. Ia tatap punggung Nathan, sampai laki-laki itu hilang dari pandangnya.

"Gue juga harusnya ga usah tau sekarang, gue aja dengarnya sakit..." ucapnya menepuk dadanya yang terasa ngilu.

Hujan Dan Pelangi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang