He's Obsession (ii)

5.1K 508 12
                                    

Doa Renjun tidak terkabul. Gadis incaran Donghyuck tampak senang ketika pria itu mendekatinya dengan membawakan sebuket bunga setelah pertunjukan selesai. Bagaimana tidak senang jika Donghyuck mengaku-ngaku bahwa dia sudah memperhatikan gadis itu sejak lama. Bahkan membual tentang dia yang selalu menonton penampilannya. Benar-benar pembohong ulung.

Dan, karena Donghyuck sibuk merayu gadis bernama Nancy tersebut, Renjun secara alami tersingkirkan. Donghyuck seolah lupa dengan keberadaannya. Lebih-lebih, saat pria bajingan itu lewat di depannya menuju pintu keluar bersama Nancy, Donghyuck tidak meliriknya sama sekali.

Oke, Renjun paham Donghyuck sedang mendekati seseorang, namun bisakah sedikit memedulikannya? Setidaknya, katakan maaf karena tidak bisa mengantar pulang. Renjun sakit hati bukan karena cemburu, melainkan ditinggal pergi begitu saja oleh pria itu. Dan sudah dapat dipastikan bahwa malam ini Donghyuck tidak akan pulang.

Maka, Renjun pun melakukan hal yang sama. Dia menghubungi teman baiknya supaya datang menjemput. "Jeno, jemput aku di Teater Myeongdong. Kutunggu dalam sepuluh menit."

Lalu, panggilan ditutup seenaknya sebelum Jeno sempat membalas. Meski begitu, Renjun tahu pria itu akan menurutinya. Berteman sejak masuk kuliah, mereka tidak sungkan meminta bantuan satu sama lain jika sedang kesulitan. Apalagi dia kerap mentraktir Jeno makan dan membelikannya barang-barang mahal.

Sesuai perintahnya, Jeno datang sangat cepat, tidak lebih dari sepuluh menit. "Apa yang kau lakukan di sini? Habis menonton teater?" Tanyanya, menyodorkan helm pada Renjun.

"Ya, tapi seseorang meninggalkanku," balasnya jemu. "Malam ini aku menginap di tempatmu. Nanti mampir ke minimarket dulu."

Jeno mengangguk patuh. Dia tidak perlu bertanya siapa yang menyebabkan pemuda itu tampak kesal saat menyebut seseorang meninggalkannya. Tentu saja Lee Donghyuck! Jika orang lain yang melakukannya, wajah Renjun tidak semerengut itu.

Malam semakin larut. Mereka tiba di apartemen pukul sebelas setelah sebelumnya berbelanja mi instan dan dan susu kotak stroberi favorit Renjun. Jeno memasak ramen, sementara pemuda Huang pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka.

Dilihatnya ponsel Renjun menyala dan membunyikan nada dering panggilan masuk. Jeno mengambilnya. Telepon dari Donghyuck. Dia berdecak sekali, lalu tanpa persetujuan sang pemilik, dia menonaktifkan ponsel tersebut. Meletakkannya kembali di atas meja.

Ketika Renjun selesai dengan urusannya, Jeno berkata jujur, "Tadi Donghyuck meneleponmu, tapi tidak kuangkat. Malah ponselmu kumatikan."

"Kerja bagus," timpalnya, sama sekali tidak keberatan.

Jeno lanjut memasak, tetapi fokusnya terbagi. "Kenapa kali ini? Dia meninggalkanmu lagi?" Tebaknya, lantas mendapat anggukan.

Sudah menjadi kebiasaan Donghyuck yang terlampau Jeno hafal. Jika sedang membawa Renjun dan tiba-tiba menemukan mangsa yang kebetulan saling menginginkan, maka Renjun akan ditinggalkan. Selalu begitu. Membuat Jeno muak. Dia tahu hubungan keduanya tidak lebih dari friends with benefits, namun haruskah Donghyuck berbuat demikian pada orang yang sudah membersamainya selama lima tahun? Sedangkan, pria itu selalu marah tiap kali Renjun mengabaikannya. Apa itu adil?

"Dia pasti sedang meremas payudara besar milik gadis incarannya," tutur pemuda Huang sembari menyedot susu stroberi. "Si Maniak Buah Dada itu hanya dipenuhi nafsu. Aku merasa kasihan pada gadis-gadis yang berhasil masuk dalam perangkapnya."

"The King of Flirting. Dia sangat menjiwai julukannya," ucap Jeno, membawa dua mangkuk ramen ke meja.

"Ya. Kuharap dia akan jera dan mendapatkan karma," sahutnya dibarengi senyuman. Kira-kira, karma apa yang membuat Donghyuck jera?




TBC

Beautiful Sin - HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang