Dimohon vote dan komennya ygy, biar aku semangat update :)
Mendengus keras dan terpaksa bangun ketika dering ponsel terus-menerus mengganggu tidurnya. Lelaki yang doyan tidur itu mengumpat, lalu mengambil telepon dengan tidak ikhlas. Apalagi didapatinya nama Donghyuck di layar. Tunggu ... Lee Donghyuck?!
Seolah kesadarannya telah pulih, Renjun duduk tegak di ranjang. Selimut yang sempat menutupi tubuh telanjangnya kini turun, memperlihatkan bagian setengah dada yang terdapat ruam kemerahan. Renjun merutuki dirinya sendiri. Gawat. Bisa-bisanya dia tidak pergi ke kampus hingga Donghyuck mungkin meneleponnya karena pria itu mau menanyakan keberadaannya.
Renjun berdeham sesaat sebelum menempelkan benda itu ke telinga. Dia menunggu sampai Donghyuck bicara pertama.
"Kau di mana?"
Menggigit bibir bawah, Renjun berpikir cepat. Dia harus menjawab apa? Yang pasti, dia tidak bisa jujur. Lalu, jika berbohong di kampus, kemungkinan Donghyuck sedang berada di sana untuk menjemputnya. Ah, ya, dia bisa membawa Jeno sebagai alasan!
"Barusan aku melihat temanmu pergi, dan kau tidak bersamanya," ujaran tersebut segera mematahkannya. Renjun berpikir lagi. "Katakan. Kau di mana?" Desak Donghyuck.
"Aku ... aku di—"
"Renjun, kau sudah bangun?" Pemuda Huang melotot melihat kehadiran Jaemin yang tiba-tiba. Pria itu hanya mengenakan handuk sepinggang dan rambutnya basah karena keramas. Jantung Renjun berdetak keras. Dua pria tampan sedang menyerang kelemahannya dengan kondisi berbeda.
"Siapa itu?" Suara Donghyuck menyentaknya. Renjun menelan ludah. Sepintas, dia menyuruh Jaemin untuk tetap diam melalui tangan yang ditempelkan ke mulut. Sedikit gugup, Renjun menjawab, "Temanku. Aku menginap di rumah temanku."
"Teman mana yang kau maksud? Kau hanya memiliki Jeno!" Balasan pria itu membuat Renjun gentar. "Katakan, siapa?" Desaknya lagi, suaranya lebih berat daripada tadi.
Renjun melirik Jaemin yang masih memperhatikannya dengan kening mengerut. "Donghyuck, aku akan bicara padamu setelah pulang. Sampai nanti," tandasnya, memutuskan sambungan telepon sepihak. Renjun hanya takut kalau Donghyuck akan mencari tahu lokasinya, lalu menyulitkan Jaemin atas kesalahan yang dia buat sendiri. Mengerikan.
Setelah menyimpan ponselnya, Renjun mengalihkan pandangan pada pria tampan yang kini tengah membuka lemari, memilih pakaian. "Jadi, barusan yang meneleponmu adalah pria yang dicintaimu?" Tanyanya.
Namun, Renjun tidak menjawab. Bagaimana dia harus menceritakan bahwa Donghyuck memang pria yang dicintainya, tetapi hubungan mereka hanya sebatas teman dengan keuntungan. Untuk beberapa alasan, Renjun belum siap menerima pandangan negatif dari Jaemin. Dan seolah mengerti akan hal tersebut, pria tampan itu lantas tersenyum simpul, menganggap bahwa dia tidak masalah jika tidak mendapat jawaban.
"Omong-omong, bagaimana keadaanmu? Apa kepalamu pusing?"
Menggeleng pelan, pemuda Huang menimpal, "Tidak, tetapi aku lapar." Lagi-lagi, Jaemin tersenyum. Sungguh, katakanlah Renjun terpesona, namun memang benar bahwa pria itu sangat tampan bak pangeran. Dan pemandangan di depannya adalah salah satu momen yang akan Renjun ingat, yaitu menyaksikan betapa seksinya Jaemin memakai baju dengan tatapan intens tertuju padanya.
"Kau belum puas setelah hampir dua jam kita melakukannya?" Jaemin terkekeh geli, sementara Renjun memalingkan muka. Panas wajahnya. Jaemin sengaja menyalahartikan maksud perkataan Renjun, sedikit menggoda lelaki itu. "Yah, aku sendiri tidak keberatan jika harus melucuti lagi pakaianku demi kepuasanmu."
Pipi Renjun merona sampai ke telinga. Tidak menampik, dia menikmati bagaimana Jaemin menggodanya.
"Tertarik, hm?" Renjun tersentak ketika pria itu tiba-tiba mencubit dagunya, mengelus lembut di sana. Oh, sial. Tubuh Renjun bereaksi. Ketegangan seksual di antara mereka dia resapi. Jaemin berhasil menggodanya walaupun hanya dengan kata-kata. Suara lembut pria itu lebih pantas untuk membisikkan desahan ke telinganya.
Renjun terangsang atas fantasinya sendiri. Dia menarik tengkuk Jaemin, lalu memagut bibirnya menggebu. Ciuman basah selalu membuatnya payah. Mereka menggelora, kembali bercinta tanpa perlu memikirkan apa-apa. Nikmat keintiman telah merenggut kewarasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Sin - Hyuckren
Fanfiction[COMPLETED] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Mereka saling membenci, namun juga saling menginginkan. HYUCKREN - A little bit angst - Drama - Fwb