Vote dan komennya ya ges ya, biar aku semangat update:))
SATU minggu pertama berjalan sesuai keinginannya. Donghyuck tidak banyak menuntut dan memaksakan kehendak seperti saat mereka masih belum terikat hubungan. Donghyuck memberinya kebebasan yang tidak mengekang, benar-benar memberi ruang untuk melakukan apa yang dia mau. Renjun merasa lega, merasa bahwa sejauh ini hubungan mereka cukup baik-baik saja.
Sentuhan-sentuhan intim berkurang. Walaupun Renjun tahu setiap pagi dia melihat kejantanan Donghyuck eraksi, pria itu tidak memintanya, berusaha menepati janji dengan sungguh-sungguh. Hanya ciuman-ciuman ringan yang mereka lakukan, seperti ketika sebelum dan sesudah pergi. Sampai hari ini, berahi Donghyuck dapat dikendalikan. Namun, ada satu emosi yang tidak bisa Renjun hadapi, yaitu ... kecemburuan.
Sejak melihat pria mullet dengan gagah turun dari motor besarnya untuk menjemput Renjun, Donghyuck sulit menjaga ekspresinya. Amarah menguasai, menimbulkan kobaran api lebih menyala ketika pemuda Huang justru mengabaikannya dan menghampiri pria itu.
"Kenapa kau tidak pernah lagi membalas pesan-pesanku?" Tanpa basa-basi, Jaemin menyuarakan kekesalan hatinya.
Malam saat di mana Renjun pulang dengan terburu-buru, Jaemin sakit hati dan merasa tidak dihargai. Lalu, saat dihubungi, Renjun malah membiarkan pesannya dengan status dibaca. Dia dongkol. Renjun membuatnya seperti ditarik-ulur meskipun tidak ada hubungan apa-apa di antara mereka. Akan tetapi, pemuda Na sangat yakin bahwa Renjun tahu dia menyukainya. Itu sebabnya dia datang ke kampus Renjun untuk protes dan meminta penjelasan.
"Maafkan aku, Na," balas pemuda Huang, menunduk bersalah.
"Perasaanku padamu sudah berubah. Aku tahu kau mengetahuinya. Semua perhatianku, tidak lain untuk mendapatkan hatimu."
Di pinggir area lapang, keduanya menjadi pusat perhatian. Bahkan, mobil porche hitam bersama pemiliknya yang bersedekap tajam sembari merokok, tidak lagi menjadi fokus oleh orang-orang. Kebanyakan dari mereka sangat menikmati bagaimana seorang pria tampan dengan gaya rambut yang dikuncir asal, menatap mesra pemuda manis yang menunduk malu. Keduanya menciptakan suasana romansa yang diinginkan orang-orang.
"Kenapa kau mengabaikanku?" Jaemin tetap mengulang pertanyaannya yang tidak kunjung mendapatkan jawaban.
"Aku ..., aku—"
Jaemin menarik lengannya, membalas lembut, "Tidak perlu gugup. Kau bisa menatapku seperti biasanya."
Barulah saat itu Renjun mendongak, berani memandang Jaemin di kedua bola mata hangatnya. Pria itu tersenyum. "Aku menyukaimu, Ren," ungkapnya, membekukan seluruh gerakan tubuh Renjun.
Sayangnya, kalimat tersebut mengantarkan seseorang pada titik ketidaktahanannya melihat sang kekasih dirayu oleh pria lain, bahkan sampai mengungkapkan perasaan sukanya. Bangsat! Donghyuck tidak tahan ingin menghajar!
Dia membuang puntung rokoknya dan menggilas kasar. Seraya memainkan lidahnya di dalam mulut, Donghyuck berjalan menuju kekasihnya, menarik sejauh satu meter dari pria bermotor besar itu. "Aku tidak segan memukulmu jika kau kedapatan mendekatinya lagi," desisnya marah.
"Siapa kau?" Gestur pemuda Na berubah waspada.
"Kekasih Renjun, Lee-Dong-Hyuck," pria itu membeberkan namanya dengan penuh penekanan. Namun, tanggapan pria berkulit putih membuatnya heran.
"Ah ... Donghyuck ...," Jaemin tersenyum miring. Tidak mungkin dia lupa pada nama tersebut. Renjun pernah menyebutnya kala sedang mabuk. "Jadi, kau orangnya?"
Mengerutkan kening, Donghyuck tidak mengerti, tetapi pria itu tidak memberinya kelanjutan. Lalu, dia menoleh pada Renjun. Kekasihnya justru menghindari tatapan. Apa-apaan ini?!
Jaemin beralih memandang pemuda Huang. Sekarang, Jaemin paham mengapa Renjun tidak pernah datang ke bar dan menghubunginya lagi. Semua itu karena Donghyuck .... Menelan kepahitan, akhirnya Jaemin tersenyum paksa. "Oke, selamat atas hubungan kalian.Tapi ... aku tidak akan mendoakan hubungan kalian baik-baik saja." katanya, melirik pemuda Lee, "Aku tulus menyukai kekasihmu, Donghyuck. Jangan pernah membuatnya kecewa. Jika kau menyakitinya barang sekali saja, kulancarkan niatku untuk menjadikannya milikku."
Belum sampai Donghyuk untuk menanggapi, Renjun bicara lebih dulu. "Sebulan," cetusnya menggantung, "Aku memberinya waktu sebulan untuk tidak mengecewakanku. Jika sampai itu terjadi ... Jaemin, aku akan datang padamu."
![](https://img.wattpad.com/cover/298570093-288-k655873.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Sin - Hyuckren
Fanfic[COMPLETED] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Mereka saling membenci, namun juga saling menginginkan. HYUCKREN - A little bit angst - Drama - Fwb