Donghyuck adalah perokok aktif. Dalam sehari, dia bisa menghabiskan tiga hingga lima batang rokok. Favoritnya adalah Dunhill dan Marlboro karena ia memilki rasa yang smooth dan sedikit manis saat disesap. Donghyuck kecanduan rokok semenjak dia masih Jung Hakyo (SMP). Ke mana pun, dia selalu mengantongi zat adiktif itu dalam saku pakaiannya, termasuk ketika pergi ke kampus.
Dia pernah didenda beberapa kali karena kedapatan merokok di tempat umum oleh petugas. Selain itu, guru-guru juga pernah memberikan sanksi setiap kali Donghyuck tepergok sedang mengisap barang tersebut di sekolah. Ketika Donghyuck melakukannya di lingkungan universitas, dia harus pintar-pintar mencari tempat aman sebab aturan di sana sangat ketat karena menerapkan antirokok.
Oleh karena itu, rooftop merupakan tempat paling aman-setidaknya sejauh ini-lantaran sangat jarang mahasiswa maupun dosen berada di sana. Jika kadung ketahuan satu-tiga kali, maka akan mendapat teguran dan denda uang, lalu seterusnya Donghyuck tidak yakin sanksi apa yang akan dikeluarkan. Bisa saja drop out. Namun, Donghyuck juga tidak yakin pihak kampus akan tega mengeluarkan salah satu mahasiswa terbaik mereka.
Donghyuck itu, meskipun pemain wanita yang sangat mencintai buah dada, dia termasuk mahasiswa populer karena prestasinya. Dia berada di fakultas teknik semester lima, mengikuti jejak ayahnya. Donghyuck pernah memenangkan berbagai kompetisi dan lomba, tetapi, hal yang seharusnya dia tonjolkan itu malah tertutupi oleh nilai minusnya sebagai pria hidung belang.
Membuang puntung rokoknya di tong sampah, Donghyuck memutuskan untuk pergi dari rooftop. Pukul sepuluh malam, dia masih berada di kampus karena harus menyelesaikan tugas dan berkonsultasi dengan dosen. Sampai di mobil, Donghyuck membuka room chat-nya bersama Renjun. Lima belas menit lalu, dia mengirimi pesan kepada pria itu.
Me:
Selesai belanja langsung pulang. Jangan keluyuran!Renjun:
Oke.Sayangnya, Donghyuck tidak begitu percaya. Renjun tidak jauh berbeda dengan dirinya: sama-sama pembangkang dan menyukai dunia malam. Walaupun pria itu mengatakan sudah membatalkan pertandingan, Donghyuck yakin saat ini Renjun sedang menikmati dunianya.
Ketika Donghyuck mencoba melacak lokasi Renjun, dia tidak bisa menemukan keberadaan pria itu lantaran ponsel lawannya tidak aktif. Sial. Pemuda Huang mempermainkannya.
***
Seharusnya, Donghyuck tidak perlu menunggu anak kurang ajar itu pulang ke rumah. Namun, gejolak tidak terima dalam dirinya membuat pria itu terjaga hingga pukul satu dini hari. Dia ingin membuat segera perhitungan untuk Renjun yang sudah sengaja mempermainkannya!
Lalu, ketika mendengar pintu apartemen terbuka, Donghyuck buru-buru menghampiri. Dipelototinya Renjun dengan tajam. Pemuda yang baru saja datang dengan membawa gerembolan tas belanja itu terkejut karena melihat eksistensinya dalam lampu yang tidak dinyalakan.
"Bagus sekali baru pulang," kata Donghyuck sinis. Tangannya dilipat angkuh di depan dada. "Dari mana saja? Sengaja sekali menonaktifkan ponselmu supaya aku tidak tahu keberadaanmu."
Lampu ruangan dinyalakan oleh Renjun. Kini, dia dapat melihat dengan jelas raut kemarahan Donghyuck. Setelah manaruh beberapa kantung belanjanya di sofa, barulah Renjun menjawab sembari menunjukkan ponselnya yang mati. "Lowbat. Aku lupa membawa charger."
"Halah, alasan," balasnya keki. "Kau habis dari arena, 'kan? Mengaku saja!"
Renjun mengangguk santai. "Ya, aku habis dari arena, menonton pertandingan Jaehyun dan Taeyong Sunbae."
Donghyuck mendengkus kesal. "Kau sudah melanggar kesepakatan kita, Huang Renjun!"
"Bagian mananya yang aku langgar?" Pria berkulit tan mengekori Renjun ke dapur, memperhatikan pemuda itu menuangkan segelas air putih. "Kau hanya menyuruhku untuk membatalkan pertandingan, bukan melarangku ke arena," tandasnya, kemudian meneguk air putih sampai tandas.
"Ck, kau ini selalu saja mempermainkanku! Lalu apa gunanya aku memberikanmu black card jika pada akhirnya kau tetap pulang malam, hah?!"
Renjun masuk ke kamarnya sendiri dan diikuti Donghyuck. Malas-malasan dia membalas lagi, "Kau ini kenapa, sih? Sebelum-sebelumnya juga aku selalu pulang malam. Kau tidak pernah mempermasalahkannya sampai aku dilarang mengikuti pertandingan."
Tangan Donghyuck mengepal saat Renjun dengan cuek dan muka merengut, membuka baju di hadapannya. Membuat Donghyuck sedikit tidak fokus melanjutkan pertengkaran. "Aku tidak suka! Kau jarang berada di rumah, begitu pun denganku. Kita hanya bertemu di pagi hari sebelum berangkat kuliah. Dan kita juga sudah jarang having sex!"
Renjun tahu yang diungkapkan Donghyuck barusan adalah kejujuran soal ketidaksukaan pria itu karena mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Sesungguhnya, Donghyuck adalah pribadi yang terbuka dan cukup berterus terang mengenai hal yang sedang menimpa dirinya. Berbeda dengan Renjun, dia cenderung menyimpan semua hal yang dialaminya untuk dirinya sendiri.
Dan kenyataan bahwa mereka sudah tinggal bersama lebih dari lima tahun tahun membuat Renjun paham makna terselubung yang diucapkan Donghyuck. Maka, Renjun mendekati pria itu, mengelus lembut rahang tirusnya.
"Kau merindukanku?" Dia tersenyum mengejek begitu melihat pancaran kebenaran dalam mata Donghyuck. "Okay, let's do it. Having sex sampai pagi. Itu 'kan yang kau inginkan?"
Donghyuck belum memberi respons, namun Renjun sudah menariknya ke ranjang. "Tapi, tunggu, biarkan aku mandi dulu. Aku bau keringat, kau pasti tidak akan suka." Lengan Renjun yang terayun dicekal Donghyuck, mengurungkan niat pemuda itu untuk pergi darinya.
"Sejak kapan aku tidak suka?" Donghyuck membanting tubuh kurus Renjun ke kasur, lalu dia membungkuk, mengendusi bagian lehernya. "Aku selalu suka, meskipun kau benar-benar bau. Dasar jorok! Aku mencium bau samgyeopsal!"
Pemuda yang berada dikungkungannya menggulirkan mata sebal. "Sudah kubilang, biarkan aku mandi dulu!"
"Jangan berlagak seperti manusia yang suka mandi, Renjun. Lupa jika kau bahkan seperti kucing yang takut air?"
Dada pemuda Lee dipukul. "Sial, aku tidak begitu!"
Hening sebentar sebelum pria beralis camar mencuri satu kecupan di bibir tipis Renjun. "Jadi, bisa kita mulai?"
"Tentu saja."
Melingkarkan tangannya di leher Donghyuck, Renjun membalas cumbuan menuntut pria itu. Persetan dengan bau samgyeopsal di badannya! Selagi Donghyuck tidak masalah, Renjun tidak mau repot-repot membersihkan dirinya. Toh benar juga apa yang dikatakan si gila seks itu bahwa dia bukanlah manusia yang rajin mandi.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/298570093-288-k655873.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Sin - Hyuckren
Fanfic[COMPLETED] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Mereka saling membenci, namun juga saling menginginkan. HYUCKREN - A little bit angst - Drama - Fwb