29. D.O

4.4K 250 3
                                    

Alana melirik arloji yang menempel ditangan kirinya. Sudah hampir jam tujuh lebih, Ragnala tak kunjung menjemputnya untuk berangkat kesekolah bersama. Beberapa kali Bu Sarah menghembuskan nafas kasar menatap gadis nya yang kebingungan.

"Ayo buna anter." Suruh Bu Sarah.

Sejak kejadian dimana ada yang mengirim paket ancaman. Bu Sarah sangat posesif sekali dengan Alana. Bahkan dia tak mengijinkan Alana untuk pergi sendiri.

"Gak usah Bun, Alana naik Bus jemputan aja." Tolak Alana.

"Gak ada penolakan. Daripada kamu kenapa-napa."

Baru saja Alana menghela nafasnya, tiba-tiba Ragnala datang dihadapan mereka berdua. Ragnala segera menghampiri Alana.

"Ayo Na berangkat." Ajak Ragnala.

"Eh---" Cegah Bu Sarah.

Ragnala terdiam sejenak.

"Alana biar berangkat sama buna, kamu lebih baik kesekolah duluan saja." Suruh Bu Sarah.

Ragnala melirik Alana sejenak. "Sorry ya gue lama. Tapi kalo lo mau berangkat sama buna gapapa kok."

"Bun, Alana----"

Belum selesai Alana berbicara, Bu Sarah sudah memotong ucapan nya.

"Berangkat sama buna, pulang buna jemput. Buna sudah gak akan percaya lagi sama Ragnala. Kamu selalu menunggu dia, tapi dia gak ada kabar untuk datang." Tukas Bu Sarah memojokkan Ragnala.

"Bun, tapi sekarang Ragnala kan udah disini. Alana berangkat sama dia aja ya?"

"Pokoknya gak. Buna tunggu dimobil." Ucap Bu Sarah yang sudah masuk kedalam mobil.

Ragnala mengusap kepala Alana pelan. "Udah gapapa, buna cuma khawatir sama lo."

"Tapi lo.."

"Gue gapapa na. Nanti gue ikutin lo dari belakang." Ucap Ragnala dianggukan oleh Alana.

"Bilang sama buna ya, maafin gue." Ucap Ragnala lagi.

Alana terdiam sejenak, dia sebenarnya sangat kesal. Gara-gara burhan Bu Sarah marah terhadap Ragnala, memang dunia ini tidak asik.

"Udah sana, buna udah nungguin."

Dengan helaan nafas pasrah, Alana masuk kedalam mobil Bu Sarah. Mereka berangkat bersama dengan Ragnala yang mengikutinya dari belakang dengan motornya.

Tanpa lama-lama, akhirnya mereka sampai didepan gerbang sekolah. Ragnala melepaskan helmnya dan turun dari motor.

"Eh Ragnala bukannya tadi udah masuk?" Bingung satpam sekolah.

Ragnala hanya meringis tanpa dosa. Dia memang tadi pagi sudah berangkat ke sekolah untuk mengantarkan Zenara terlebih dahulu, makannya dia telat untuk menjemput Alana.

Ragnala membukakan pintu mobil untuk Alana turun.

"Inget Alana, pulang sekolah buna jemput." Tutur Bu Sarah, Alana mengangguk.

"Ragnala, jagain Alana. Jangan sampe dia kenapa-napa. Ngerti?"

Ragnala mengangguk. "Iya bun, Ragnala bakal jagain Alana terus menerus. Buna gak usah khawatir."

"Yaudah sana kalian masuk."

"Hati-hati bun." Ucap Ragnala.

Mereka berdua masuk kedalam sekolah dengan Ragnala yang menuntut motornya. Bu Sarah sudah berlalu pergi meninggalkan halaman sekolah.

"Cepat-cepat bel sekolah sudah berbunyi!" Ucap Guru BK yang setia menggiring siswa-siswi nya agar cepat masuk kedalam kelas.

"Lo masuk duluan aja na, gue ke parkiran dulu." Suruh Ragnala.

RAGNALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang