32. Adnan problem

4.1K 235 3
                                    

"Bukannya aku udah bilang sama kamu, kamu gak perlu ikut tour Zen. Kondisi kamu itu gak stabil, kalo kamu kenapa-kenapa gimana?"

Zenara menghela nafasnya pelan, memegang tangan Ragnala agar tenang sejenak.

"Aku disini sama Bunda dan Ayah. Mereka yang jagain aku." Ucapnya.

"Kamu gak usah khawatirin aku ya La. Aku gakpapa kok." Imbuhnya.

Ragnala terdiam tak bisa berkata apapun kepada Zenara.

"Yaudah kita lanjutin tugasnya ya, bentar lagi udah mau selesai." Tutur Zenara melepaskan tangan Ragnala begitu saja.

"Mampus lo La!" Cibir Adnan menghampiri Ragnala yang terdiam itu.

"Gimana kalo Zenara tau kalo lo pacaran sama Alana? Atau gak gimana kalo Alana tau kalo Zenara itu tunangan lo?" Ujar Adnan semakin membuat Ragnala cemas sendiri.

"Mending lo pilih salah satu, nanti satunya untuk gue." Ujar Adnan mendapatkan tatapan tajam dari Ragnala.

Adnan meringis tanpa dosa. Tatapan tajam Ragnala lebih menakutkan daripada tatapan preman komplek ternyata.

"Cinta ini kadang-kadang tak ada logika!" Seru Adnan seraya bernyanyi lalu meninggalkan Ragnala sendiri lagi.

****

Setelah melakukan observasi, kini semua orang kembali ke penginapan untuk beristirahat karena waktu sudah Sore.

Alana tidak duduk bersama Ragnala lagi, tapi bersama Caca. Ragnala yang meminta ijin kepadanya untuk duduk paling belakang bersama teman-temannya dikarenakan ingin bermain game bersama. Padahal jauh, Ragnala ingin menjaga imagenya dari Zenara.

Zenara, gadis itu duduk dipaling depan setelah kedua orang tuanya menitipkan kepada seorang guru dan memberikan tahu tentang kondisinya. Hingga Ragnala tak ada henti-hentinya beristighfar.

Tak perlu membutuhkan waktu lama, kini akhirnya mereka telah sampai di penginapan. Semuanya turun dari Bis dan cepat masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat.

"Mas Crush lo kemana Na?" Tanya Caca seraya menggandeng tangan Alana berjalan di Koridor.

"Lagi mau sama temen-temennya."

"Alhamdulillah akhirnya gue gak liat Bucinan lo berdua. Terimakasih ya Allah." Ucap Caca merasa sangat bersyukur.

"Udah yok, mau rebahan gue." Ajak Alana semakin mempercepat jalannya.

Dilain sisi Ragnala mengantar Zenara hingga berhenti didepan kamarnya itu.

"Makasih ya?"

Ragnala mengangguk. Zenara membuka pintunya namun Ragnala menahan terlebih dahulu tangannya.

"Zen?"

"Emmm?"

"Aku mau bilang jujur sama kamu." Ujar Ragnala terlihat serius.

"Bilang apa La?"

"Tapi kamu jangan marah ya, aku bakalan ceritain semuanya." Ujar Ragnala terlihat gugup.

Zenara tersenyum dan mengangguk. "Tenang aja La, aku gak akan marah. selagi kamu berucap jujur."

Ragnala menghembuskan nafasnya pelan-pelan. Dia juga sebenarnya ragu untuk mengatakan ini, namun Zenara harus segera tau tentang Alana. Jika tidak, semuanya akan semakin rumit.

"Zen, Aku Cinta sama kamu."

Zenara mengernyit seraya terkekeh kecil. "Kamu mau bilang itu doang?"

Ragnala menggeleng bingung harus berbicara darimana.

RAGNALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang