34. Adnan kenapa?

4.5K 229 1
                                    

Selama Tiga hari tiga malam menjalankan tour sekolah, kini mereka sudah kembali ke Jakarta dan menjalankan aktivitas seperti biasanya.

Ragnala, laki-laki itu sangat senang ketika memasuki rumahnya yang tidak terasa sepi lagi. Dia sangat bersyukur atas kesembuhan ibunya itu. Jika boleh minta, dia ingin seperti ini. Disapa dan diberikan senyum kepada orang tuanya setiap hari saat Ragnala pulang ke rumah.

"Udah pulang Nala."

"Iya mah." Sahut Ragnala mencium tangan ibunya dengan sayang.

"Makan dulu tadi Mba Rina katanya masakin kesukaan kamu." Suruh Bu Marina.

"Ragnala udah makan mah di angkringan." Ucapnya.

Bu Marina mengangguk mengerti.

"Nala ke kamar dulu ya mah, mau mandi." Ijinnya.

"Mamah mau ngomong sebentar boleh?" Tanya Bu Marina.

"Nanti habis Nala mandi ya mah. Gak enak banget lengket."

"Sekarang"

Ragnala terdiam sejenak lalu mengangguk. Dia berjongkok di hadapan Bu Marina yang duduk di kursi roda, ingin mendengarkan ucapan nya.

"Kamu dikeluarin dari sekolah?"

Ragnala mengangguk.

"Undangan sebanyak ini gak pernah kamu kasih tau mamah?"

Ragnala melihat deretan undangan sekolah ditangan Bu Marina yang sangat banyak itu. Sepertinya ibunya telah menemukan itu di dalam kamarnya.

"Oke memang Mamah gak bisa dateng ke sekolah kamu karena kondisi mamah. Tapi kamu bisa kan Nala, ajak Mba Rina untuk jadi wali kamu?"

Ragnala menggeleng. "Udah pernah."

"Iya Bu, saya sudah pernah dateng ke sekolah Mas Nala tapi malah gak boleh. Katanya mereka ingin bertemu ibu kalo gak bapak, soalnya mau ngomong penting soal pergaulan Mas Nala." Sahut Mba Rina yang tiba-tiba muncul dari dapur itu.

"Pergaulan?"

Ragnala melirik sejenak Bu Marina lalu menunduk.

"Memang seperti apa pergaulan kamu saat gak ada mamah Nala?" Tanya Bu Marina serius.

"Nala ikut geng motor mah." Lirihnya.

"Geng motor?"

Ragnala mengangguk.

"Ck. Mau seperti papah kamu ikut-ikutan geng-geng'an seperti itu? Iya Nala?" Tegas Bu Marina terlihat kesal dan tidak terima.

"Gak mah, Ragnala sama papah beda. Papah seorang mafia sedangkan Ragnala ketua geng motor." Jelas Ragnala.

Bu Marina memegang pelipisnya yang sedikit terasa pusing. Tak heran, Bu Marina baru sembuh dari sakitnya dan dipaksa untuk memikirkan masalah lagi.

"Jadi kamu ketua nya"

"Ragnala ikut komunitas itu karena Nala kesepian mah. Ragnala gak punya temen untuk dengerin Nala cerita, bahkan gak ada yang perduli sama Nala." Celoteh Ragnala.

Bu Marina mengusap kepala anaknya sayang. "Maafin Mamah, pasti hidup kamu sulit selama ini."

"Sejak mamah sakit. Papah hidupin Nala mah, dia selalu kasih Nala uang dan menuhi kebutuhan Nala. Papah juga yang kirim anak buah untuk jagain mamah dari musuhnya." Ungkap Ragnala.

"Jika seperti itu, kenapa papah gak ada disini? Kenapa papah gak kembali sama kita?" Heran Bu Marina.

Ragnala menggeleng.

RAGNALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang