53. Peristiwa mengenaskan.

12.7K 490 13
                                    

Ragnala memasukkan motornya kedalam garasi rumahnya, bajunya lumayan basah karena tadi menerobos hujan bersama Alana. Setelah itu, ia langsung masuk kedalam rumah dan bertemu dengan mamanya yang berdiri didekat pintu.

"Hujan-hujanan?" Ujarnya.

"Iya mah"

"Nanti sakit gimana? Kan bisa nunggu reda dulu." Tegur Bu Marina.

"Udah terlanjur basah, jadi sekalian aja hujan-hujanan." Ucap Ragnala.

"Yaudah mandi dulu sana, habis itu makan." Suruh Bu Marina.

Ragnala mengangguk menurut. "Habis itu Ragnala mau ngobrol sama mamah."

"Iya mamah tunggu"

Ragnala bergegas masuk kedalam untuk mandi dan berganti pakaian. Sebenarnya dirinya nampak tidak baik, selain merasa dingin Ragnala juga terlihat lesuh. Bu Marina yang melihatnyapun heran.

Sekitar satu jam lamanya Ragnala mandi dan berganti pakaian, kini dia sudah rapih dengan kaos oblong dan jeans serta rambut basahnya yang beberapa kali dia kibaskan.

Ragnala mengambil duduk tepat disamping Bu Marina.

"Mau ngobrol apa sama mamah? Kayaknya serius banget." Tanya Bu Marina seraya merapihkan rambut Ragnala yang acak-acakan.

"Ragnala udah putus sama Alana."

Bu Marina terdiam sejenak. "Loh kok cepet banget?"

Ragnala mengangguk.

"Kamu putusin dia dengan baik-baik kan?" Tanya Bu Marina.

"Iya mah"

Bu Marina mengangguk mengusap pundak anaknya. "Yaudah gapapa. Yang penting kamu bisa lega sekarang, kamu gak punya masalah apapun lagi sama dua cewek."

"Iya mah" Jawab Ragnala seadanya.

Bu Marina terdiam sejenak, dia sangat tahu betul jika Ragnala belum merelakan keputusannya itu, terlihat dari raut wajah Ragnala yang lesuh.

"Sekarang kamu harus serius sama Zenara, sebentar lagi hari pernikahan kalian."

Ragnala menganggukkan kepalanya.

Drrttt drtttt...

Ragnala mengangkat telfonnya yang berbunyi.

"Iya Zen"

"Ragnala aku mau kerumah kamu, aku mau nganterin cookies buatan aku untuk mamah."

"Sekarang?"

"Iya, ini aku mau dianter sama supir pribadi aku."

"Tunggu dirumah, aku jemput"

"Ih gak usah nala, aku bisa sama supir pribadi aku kok."

"Gak lama, tunggu sebentar"

Setelah mengatakan itu Ragnala mematikan sambungan telfonnya dan bergegas bangkit.

"Zenara mau kesini mah, nala jemput dia dulu ya?" Ijin Ragnala dianggukan oleh Bu Marina.

Ragnala berlarian ke kamar untuk mengambil jaket dan kunci motornya kemudian bergegas pergi meninggalkan rumah.

****

Alana terus menenggelamkan kepalanya diatas bantal. Dia tak ada henti-hentinya menangisi Ragnala, bahkan Alana selalu mengumpat jika Ragnala adalah laki-laki jahat.

Alana memang tidak pernah merasakan bagaimana diputuskan oleh pacarnya sendiri, dia selalu yang memutuskan. Dan ternyata rasanya benar-benar sakit, apalagi Ragnala memutuskannya tanpa sebab dan alasan.

RAGNALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang