3. Dekat

8.6K 465 7
                                    

Ragnala memapah Alana turun dari taksi, mereka sudah sampai didepan gerbang rumah Alana.

"Udah sampe sini aja, gue gapapa." Ucap Alana melepaskan tangan Ragnala yang membantunya.

Bu Sarah menyadari kedatangan anaknya itu dari balik jendela, dia keluar dari rumah dan membuka gerbang untuk menghampiri mereka.

"Loh kenapa ini? Tangan sama kaki kamu kenapa Alana? Pasti gara-gara axel lagi ya?" Cemas Bu sarah meneliti seluruh tubuh anaknya yang terlihat kacau.

Alana menggeleng. "Bukan bun... "

"Maaf tante, tadi dia jatuh sama saya. Saya gak hati-hati bawa motornya." Ucap Ragnala meminta maaf.

Bu Sarah mengalihkan pandangan nya melihat Ragnala, seketika matanya melebar.

"Ya ampun ini juga kenapa lagi, mukanya bonyok kaya gini?" Seru Bu Sarah menyentuh wajah Ragnala yang lebam itu.

"Jatuh dari motor apa tawuran?"

"Jatuh bun." Sahut Alana.

"Yakin? Kok mukanya gini kaya habis ditonjok." Heran Bu Sarah.

"Beneran jatuh Buna.. " Kesal Alana.

"Yaudah ayo buna obatin." Ajak Bu Sarah menarik tangan Ragnala.

"Anak buna yang ini kali." Ketus Alana menunjuk dirinya sendiri.

"Yang ini calon ayah dari cucu Buna."

Alana mendelik merutuki ucapan ibunya yang baru saja dia ucapkan.

~~~~

"Awww... "

Ragnala menahan sakitnya saat luka di perutnya sedang di kompres oleh bu sarah dengan hati-hati.

"Anak cowok pasti kayak begini, kalo gak berantem pasti suka kelayapan kalo malem. Ya kan?" Tanya bu sarah kepada Ragnala.

"Tapi seru... " Lanjutnya membuat Ragnala mengernyit.

"Bisa mengatur emosi buna. Tapi sayangnya buna ngelahirin anak cewek bukan cowok, padahal buna sering berdoa untuk diberikan anak cowok kaya kamu, ganteng pula." Celotohnya lagi.

"Jadi buna nyesel punya anak kaya Alana?"

"Ngapain buna nyesel, orang anak cewek buna cantik gitu. Sayang kalo dilahirin perempuan lain."

Alana tersenyum bangga mempunyai ibu yang sayang seperti bu sarah.

"Kalo sayang kenapa yang diobatin Ragnala terus, Alana nya gak?" Cibir Alana.

"Anak cewek harus mandiri, obatin sendiri buna mau ngedrakor. Udah saatnya." Ujar Bu sarah mengusap puncak kepala Alana yang mengerucutkan bibirnya kesal.

"Ternyata lebih sayang oppa Korea daripada anaknya sendiri." Gerutu Alana.

Ragnala menahan tawanya melihat tingkah lucu ibu dan anak itu. Walaupun rumah Alana terlihat sepi, jika penghuninya ceria-ceria begini rumah akan terasa ramai.

RAGNALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang